15

1.5K 278 25
                                    

***

Gadis angkuh, tidak tahu diri, tidak tahu terimakasih, sombong, tidak tahu malu, idol yang tidak menghargai fansnya dan masih banyak julukan-julukan lainnya menyerang Lisa setelah misi ketiganya disiarkan. Lisa sudah menyiapkan diri untuk menerima julukan-julukan itu, namun saat kata-kata itu memenuhi kolom komentar di akun media sosialnya, hatinya tetap teriris. Tidak kah orang-orang itu mendapatkan pesan yang ingin ia sampaikan? Lisa penasaran.

"Kau baik-baik saja?" seorang pria menegur Lisa. Pria itu bukan Jiyong, bukan juga teman-teman sesama idol atau manager Lisa. Pria yang menegur Lisa itu adalah Yang Hyunsuk, mantan CEO yang akhir-akhir ini hampir tidak pernah mengunjungi agensinya. Setelah hak manajerialnya di cabut pasca beberapa masalah belakangan ini, Yang Hyunsuk memakai waktu menganggurnya untuk membayar hutang pada anak-anaknya.

Malam itu di agensi, Lisa sedang duduk sendirian di ruang latihan yang lampunya sengaja diredupkan. Kira-kira pukul sebelas, Yang Hyunsuk berjalan di depan ruang latihan itu, ia sengaja datang karena ingin mengecek anak-anak di agensinya, dan diamnya Lisa di sana membuatnya merasa perlu untuk menghampiri. "Kau tidak menjawabku? Tapi diam juga bisa menjadi jawaban, ada apa Lisa?" tanya Yang Hyunsuk, sekali lagi namun kali ini sembari berjalan masuk ke ruang latihan kemudian duduk di lantai ruang latihan, di sebelah Lisa. 

"Sudah lama tidak melihat anda, tuan Yang. Bagaimana kabarmu?" balas Lisa, yang buru-buru bersikap sopan karena sebelumnya ia tidak mengira kalau pria yang datang itu benar-benar Yang Hyunsuk. Lisa pikir, tadi ia hanya berhalusinasi.

"Kau melihatku di berita dan aku juga melihatmu di berita," ucap Yang Hyunsuk. "Apa sulit menerima berita-berita yang keluar? Apa sulit menerima komentar-komentar yang keluar itu? Sebenarnya Jiyong, Jennie dan Jaeduck menghubungiku. Bahkan produser acaranya juga menghubungiku. CEO Hwang juga, mereka bertanya apa acaranya harus disunting atau tidak. Tapi aku bilang tidak perlu. Aku bilang Lisa pasti ingin acaranya disiarkan seperti bagaimana ia melakukannya, karena kalau acaranya disunting, Lisa tidak akan berani bicara lagi dan itu bisa jadi masalah lain lagi nanti,"

"Apa aku melakukan hal yang benar?" tanya Lisa yang sekarang menundukkan kepalanya. "Aku tidak tahu apa yang kulakukan ini benar atau salah. Tapi rasanya tidak menyenangkan, rasanya bukan ini yang ku harapkan,"

"Apa yang kau harapkan? Pujian? Kalau begitu, kau hebat-"

"Pengertian," potong Lisa. "Aku ingin orang-orang mengerti bagaimana rasanya berdiri di tempatku. Aku ingin mereka tahu apa yang sebenarnya mengangguku, tapi mereka hanya kasihan padaku. Aku ingin bilang kalau komentar mereka membuat orang-orang di sekitarku meninggalkanku. Danny oppa menemui psikiater karena komentar beberapa fansku. Mereka juga terus menekan agensi, terus meminta agensi melakukan banyak hal untukku, bahkan mengatakan kalau agensi bersikap tidak adil padaku, berkata kalau agensi tidak memperhatikanku. Mereka mengasihaniku dan itu membuatku merasa... Aku penasaran, apa aku benar-benar menyedihkan seperti itu? Apa aku sangat perlu dikasihani? Aku sudah berjuang sangat keras. Aku merasa aku sudah melakukan banyak hal, tapi mereka terus saja kasihan padaku. Aku benar-benar menyedihkan, ya?"

"Ku pikir kau hancur karena komentar-komentar jahat yang orang tulis untukmu," komentar Yang Hyunsuk.

"Mereka juga menganggu, tapi orang-orang yang mengasihaniku... Mereka membuatku bingung, mereka membuat hubunganku dengan orang-orang di sekitarku merenggang. Daripada menilai kerja kerasku, mereka lebih peduli pada sikap orang-orang di sekitarku. Mereka bilang aku ratu, tapi mereka membunuh satu persatu jendral dalam kerajaanku. Apa mereka pikir aku bisa mengatur kerajaanku sendirian? Apa mereka pikir aku bisa memuaskan semua rakyatku sendirian? Berapa lama aku bisa bertahan kalau begitu? Aku berusaha menjadi orang baik di sini, tapi mereka menyerang orang-orang di sekitarku dan membuat semua sikap baikku jadi sia-sia. Lama-kelamaan mereka bahkan membuatku kehilangan kesempatan untuk jadi baik pada orang di sekitarku,"

"Kau ingin makan malam denganku? Maaf tapi aku tidak bisa makan malam denganmu, aku takut fansmu akan marah. Sesuatu yang seperti itu?" tanya Yang Hyunsuk dan Lisa menganggukan kepalanya. Lisa bilang, itu hal paling sederhana yang terjadi padanya sekarang. "Semakin banyak fans yang kau miliki, sebanyak itu juga orang yang akan menghindarimu. Aku memahaminya. Aku juga merasakannya, siapa orang di sini yang tidak merasakannya? Itu hal yang biasa terjadi, semakin dewasa temanmu juga akan semakin sedikit,"

"Tapi rasanya berbeda," bela Lisa. "Rasanya berbeda saat seseorang menghindariku karena apa yang tidak ku lakukan. Belakangan ini aku bermimpi, mimpi yang sama hampir setiap malam. Dalam mimpiku, aku berdiri di atas panggung yang tinggi sekali. Di depanku ada tribun penonton dan kursinya terisi penuh. Di kursi-kursi penontonnya, orang-orang duduk, aku tidak mengenal mereka semua, tapi mereka bertepuk tangan dengan sangat keras. Berteriak kalau mereka mencintaiku. Lalu di belakang tribun itu ada sebuah pintu besar dan di sana orang-orang yang ku kenal berdiri. Jisoo eonni, Jennie eonni, Jiyong oppa, Teddy oppa, Tablo oppa, Seunghyun oppa, Chaerin eonni, Danny oppa, para staff agensi. Mereka berdiri memunggungiku,  terus berjalan menjauh, meninggalkanku. Aku meminta mereka menungguku. Aku berteriak memanggil mereka, tapi mereka tidak mau menungguku, mereka terus berjalan. Semakin keras aku menjerit memanggil mereka, para penonton bersorak semakin keras dan orang-orang yang ku sayang pergi semakin jauh."

Akhirnya Lisa menangis malam itu. Di depan sang mantan CEO yang mendengarkannya dengan tenang. Tanpa banyak bicara, Yang Hyunsuk mengulurkan tangannya, menepuk-nepuk bahu Lisa dan menunggu gadis itu selesai menangis dengan sabar. Yang Hyunsuk menawarkan diri untuk mengantar Lisa pulang, namun gadis itu menolak dan mengatakan kalau ia akan pulang dengan mobilnya sendiri. Lisa tidak ingin membuat masalah lain– membuat orang-orang bergosip tentang hubungannya dengan Yang Hyunsuk misalnya.

Yang Hyunsuk mengiyakan, namun rasa khawatir tetap membuat Yang Hyunsuk diam-diam mengikuti Lisa sampai gadis itu tiba di rumahnya. Yang Hyunsuk merasa ia perlu mengawasi Lisa karena gadis itu mungkin akan melakukan sesuatu yang berlebihan karena masalahnya. Karena Lisa dan masalahnya, malam ini Yang Hyunsuk datang sedikit terlambat ke pertemuan yang sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Di sebuah kedai minuman, Yang Hyunsuk melangkah masuk. Kedai itu sudah tutup sejak beberapa jam lalu, namun masih ada beberapa pengunjung di sana–  Jiyong, Tablo, Sean, Teddy, Se7en, Gummy dan suaminya, juga Danny Im. Mereka berkumpul di kedai minuman itu karena Danny– anggota 1TYM– yang beberapa tahun terakhir ini menetap di luar negeri sedang berkunjung ke Korea.

"Kenapa kau sangat terlambat hyung?" tegur Jiyong begitu Yang Hyunsuk mengambil kursi untuk duduk bersama mereka.

"Tadi aku mengantar Lisa pulang dulu," jawab sang mantan CEO yang menerima sebuah sloki bersih dari Gummy. "Ya! Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" tegur Yang Hyunsuk, kali ini pada tamunya– Danny Im.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jiyong, tentu khawatir karena apa yang ia dengar. "Dia baik-baik saja kan?"

"Belum jadi masalah besar, tapi bisa jadi masalah nanti, dia kesepian," jawab Yang Hyunsuk dan Tablo mengangguk karenanya.

"Sangat kesepian juga menyesal karena sudah membuang sandarannya," susul Tablo. "Dia menceritakan semuanya padaku saat meminta izin untuk merubah laguku. Aneh rasanya mengetahui kalau Lisa merasakan tekanan itu diusianya yang sekarang,"

"Dia hanya terpaksa berlari terlalu cepat," susul Yang Hyunsuk. "Teman kencannya G Dragon, kehamilan Jisoo, percobaan bunuh diri Jennie, anoreksia Rose, justru aneh kalau dia baik-baik saja setelah semua masalah di sekitarnya."

"Jadi maksudnya aku masalah untuknya?" celetuk Jiyong, yang kemudian menghabiskan satu gelas minumannya dalam sekali teguk. "Dia yang meninggalkanku, dia yang jadi masalah untukku," keluh Jiyong, yang sesekali ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Yang sesekali ingin menjadi egois dan mementingkan perasannya sendiri.

"Bukan begitu, Jiyongie," ucap Gummy, satu-satunya wanita di sana. "Dia bisa melewati masa-masa sulit itu karenamu. Karena kau ada di sisinya, tapi sekarang kau tidak lagi ada di sisinya, dia pasti goyah, dia pasti kebingungan. Ada banyak tekanan yang ditemuinya, dulu kau ada di sisinya untuk memeganginya, agar tidak jatuh, tapi sekarang ia harus berdiri sendirian di tengah tekanan-tekanan itu."

Yang Hyunsuk berdiri dari duduknya. Pria itu berjalan mendekati sebuah lemari es di sudut, hendak mengambil beberapa botol minuman tambahan namun sebelum sampai ke lemari esnya, ia berucap, "kasihan, tapi jangan kembali bersamanya hanya karena kau kasihan. Itu tidak akan membantu."

***

HampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang