2

2.3K 332 20
                                    

***

Lisa melangkahkan kakinya memasuki gedung agensi. Di sana ia belum melihat siapapun yang dicarinya, gadis itu menyapa beberapa orang staff agensi sembari berlari, terburu-buru menuju ruang latihan dimana teman-temannya sudah menunggu. Tidak seperti biasanya, begitu Lisa berdiri di depan lift, matanya bertemu dengan mata pria itu, pria yang sudah empat tahun berhenti jadi kekasihnya.

Pria itu membalas tatapan Lisa, namun di saat yang sama pria itu pun berjalan keluar dari lift, melewati Lisa begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Lisa. Satu-satunya kalimat yang bisa Lisa dengar dari mulut pria itu hanya, "ya, aku keluar sekarang."

Seharusnya Lisa melangkah masuk ke dalam lift, pergi ke ruang latihan yang sedari awal menjadi tempat tujuannya. Namun pria itu terlalu mempesona, membuatnya tidak bisa berjalan ke depan. Lisa masih berdiri di tempatnya, memutar kepala untuk melihat Jiyong yang melangkah pergi dan mengabaikannya. Punggung pria itu perlahan menjauh, tanpa keraguan sama sekali. "Dia benar-benar sudah melupakanku? Dan aku masih begini? Oh ayolah Lisa, sadarkan dirimu, ada banyak pria lain," gumamnya di saat Jiyong akhirnya benar-benar menghilang di dalam sebuah mobil merah. "Augh... Aku hampir bisa melupakannya, tapi dia justru pulang wamil, menjengkelkan" keluh gadis itu, yang akhirnya berjalan masuk ke dalam lift setelah pintu liftnya terbuka untuk kedua kalinya.

Begitu tiba di lantai tujuannya, Lisa melupakan semua perasaannya yang goyah karena Jiyong. Gadis itu menarik dalam-dalam nafasnya kemudian melangkah masuk ke dalam ruang latihan– bersikap seolah ia tidak pernah goyah sama sekali. Di sana, teman-temannya sudah menunggu. Rose sedang menari, Jisoo duduk bermain game di pojok ruangan dan Jennie sibuk mengganti lagu– membuat Rose harus menyesuaikan tariannya dengan lagu yang tiba-tiba Jennie ganti.

"Eonni!" teriak Lisa begitu ia masuk. "Tebak siapa saja pesertanya! IU! Hyuna! Heize! Stella! Jaeduck oppa! Suga! Jaewon oppa! Gray! Dan Mad Clown!" lapor gadis itu sembari menutup satu persatu jarinya untuk berhitung.

Ketiga temannya lantas menoleh, namun mereka belum cukup sadar untuk bisa mencerna teriakan Lisa yang tiba-tiba itu. Jadi, dengan penasaran, Jennie dan Rose menyuruh Lisa untuk mengulang siapa saja peserta acara ragam itu. Mereka meminta Lisa mengulang dengan intonasi dan kalimat yang tentunya lebih jelas.

"Jadi," ucap Lisa, sekarang ia duduk di tengah ruang latihan. Ada Jennie dan Rose di depannya, tapi Jisoo masih ada di sudut, masih sibuk dengan game di handphone yang tidak bisa lepas dari charger. Kim Jisoo, duduk tepat di depan stop kontak listrik. "Peserta acaranya ada Jaeduck oppa, Kim Jaeduck Sechskies yang selalu latihan tepat di atas kita. Augh! Saat melihatnya datang tadi, aku sampai berdiri dari dudukku karena terkejut! Bisa-bisanya dia masuk kemudian menyapaku– hai Lisa– begitu katanya, tanpa rasa bersalah sama sekali, padahal sebelumnya aku bercerita padanya kalau aku stress karena acara itu," celotehnya, yang hanya dapat beberapa anggukan kecil dari Jennie dan Rose.

Mereka berdua tidak penasaran dengan Jaeduck, walaupun tidak pernah bertemu setiap hari, Kim Jaeduck masih bagian dari YG dan mereka tidak begitu terkejut dengan bagaimana kemampuan sang rapper utama itu. Keempat gadis itu tahu kalau hampir mustahil mengalahkan Jaeduck yang sudah debut sedari Lisa lahir– tahun 1997.

"Lalu selain Jaeduck oppa? Jangan berusaha mengalahkannya, minta dia mengasihanimu saja," celetuk Jisoo, dengan wajah yang masih tertunduk ke layar handphone.

"Suga," balas Lisa, disusul keluhan kesal karena Jisoo baru saja menjatuhkan handphonenya– terlampau terkejut atau mungkin terlampau kesal karena mendengar nama familiar itu. "Saat bertemu denganku, dia sangat kaku, aku menyapanya dan dia hanya bilang– selamat siang, Lisa– hanya itu, lalu kami tidak bicara lagi," cerita Lisa membuat Jisoo buru-buru menanyakan peserta lainnya. Terlihat begitu jelas kalau Jisoo enggan membicarakan Suga lebih lama lagi.

"Setelah itu, Mad Clown, dia benar-benar pendiam. Tidak bicara sama sekali, dia hanya tersenyum untuk menyapa orang lain. Selama pertemuan tadi dia hanya bicara pada Stella Jang-"

"Stella Jang yang mengcover Le Festin?" tanya Rose dan Lisa menganggukan kepalanya. "Stella Jang mantan kekasih Jiyong oppa?" susul Jennie dan lagi-lagi Lisa menganggukan kepalanya.

"Kalau kau dan Jiyong oppa putus empat tahun lalu, dan kalian berkencan selama empat tahun juga-"

"Jiyong oppa dan Stella Jang putus sepuluh tahun yang lalu. Cukup. Jangan membicarakannya lagi. Aku sama sekali tidak bicara dengannya tadi. Kurasa dia tidak tahu kalau aku juga pernah berkencan dengan Jiyong oppa, tidak ada yang tahu kami pernah berkencan," sebal Lisa yang kemudian mengalihkan pembicaraan mereka– mengatakan kalau Heize juga jadi salah satu peserta acara itu.

"Kau harus mengalahkan Heize!" seru Rose kemudian.

"Heish... Mana bisa begitu? Aku tidak bisa memusuhi Heize eonni hanya karena dia merebut Chanyeol darimu, Rosie... Aku tidak punya teman kalau memusuhinya... Ada sepuluh misi, aku akan jadi orang buangan kalau memusuhinya," ucap Lisa membuat Rose lantas menyebutnya sebagai orang yang tidak setia kawan.

"Augh! Teman apanya! Kau harus menang Lisa," seru Jisoo kemudian. Ia diam sejak tahu kalau Suga ada di acara itu, namun kini berjalan menghampiri Lisa juga dua temannya yang lain. "Lima puluh juta tidak sedikit! Kau harus menang dan dapatkan lima puluh juta untuk setiap misinya!"

Jisoo benar, di banding pendapat Rose tentang kesetiakawanan, juga pembalasan dendam atas perselingkuhan, uang tentu bisa jadi alasan terbaik yang mengharuskan Lisa untuk menang. Lisa harus menang untuk uang lima puluh juta itu dan Jennie harus membantu Lisa untuk menyiapkan penampilannya minggu depan.

"Eonni benar, lima puluh juta tiap misi harus jadi milikku- tapi bagaimana bisa aku mengalahkan IU? Hyuna? Bahkan ada Gray dan Mad Clown di sana," seru Lisa, yang terlalu cepat berganti sisi– antara menyerah dan berjuang.

"IU penyanyi ballad-"

"Dia bisa melakukan semuanya, eonni," ucap Lisa memotong komentar Jisoo. "Hyuna eonni juga, lalu Gray- oh jangan lupakan Suga, dia saingan yang cukup berat juga!"

"Lupakan misi individu, kecuali kalau seluruh panelisnya pria, tarianmu mungkin bisa memenangkan misi individunya. Kejar saja di misi kelompok, berkelompok dengan mereka yang kuat lalu menang dan bagi hadiahnya. Lebih baik daripada tidak dapat sepeser pun kan?" Jennie menggambarkan rencananya, namun rencana itu justru membuat Lisa merasa semakin rendah diri. Mustahil bagi Lisa untuk bisa bertahan disana– di antara para seniman hip hop yang sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. "Jangan khawatir, kau dari YG. Aksi panggung YG selalu jadi yang termegah, kau akan menang," susul Jennie, setelah ia sadar kalau ucapannya membuat Lisa merasa begitu kecil.

"Justru karena itu aku khawatir," jujur Lisa setelahnya. "Bagaimana kalau aku mempermalukan YG karena tidak bisa memberi yang terbaik? Aku terlalu besar mulut saat menerima tawaran ini waktu itu," aku Lisa setelahnya. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

***

HampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang