ANDWAE"
Crashh....
Mata Jungkook terbuka perlahan. Ia tersentak mengingat kejadian tadi.
"Kooko"
Mendengar nama itu disebut Jungkook tersentak kembali. Ia menatap siapa yang mengatakan nama itu.
"Hy-hyung" ucapnya pelan.
*******
Senja telah tiba. Menampilkan cahaya keemasan yang menjadi ciri khas nya. Burung berterbangan dengan sukacita. Lampu - lampu taman dan sekitarnya mulai dihidupkan, begitupula ruangan yang ditempati seorang namja tampan.
"Hah aku bosan" ucapnya seraya menghembuskan nafasnya. Ia melirik jam dinding. Jarum pendek hampir berada di angka 5, sedangkan jarum panjang berada di angka 9.
"Sebentar saja mungkin tak apa" gumamnya, "Eomma dan yang lain juga belum datang" lanjutnya.
Jungkook menyingkirkan selimut yang menutupi setengah tubuhnya, ia beranjak turun dari ranjangnya. Saat berdiri ia sedikit limbung, karena kakinya sedikit sakit, tapi ia menahannya dengan berpegangan pada sisi meja yang tersedia.
Jungkook menghembuskan nafas perlahan, ia melepas infus ditangannya dengan paksa lalu mulai menggerakkan kakinya pelan. Saat sudah tak merasakan sakit lagi, ia mulai melangkahkan kakinya keluar.
Ia memperhatikan lorong yang ramai, tapi bukan ramai karena manusia. Sosok-sosok tak kasat mata berlalu lalang dihadapannya, tapi Jungkook memilih berpura-pura tak melihat.
"Ke ruangan Yoongi Hyung atau ke taman?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Ah tapi aku lupa menanyakan ruangan mereka" rutuk Jungkook pada dirinya.
Ia menggeleng, lalu melangkah menuju lift.
Jungkook menekan salah satu tombol disana untuk membawanya turun. Tapi pintu sama sekali tak ingin tertutup. Ia mengerutkan keningnya, ia lantas kembali menekan tombol yang sama.
"Ck kenapa tak tertutup" gumamnya kesal.
Tess....
Tess....
Tangan Jungkook terhenti saat pintu tertutup bersamaan dengan suara tetesan di belakangnya. Dengan gugup ia melirik ke arah cermin yang ada di lift.
Disana, tepat dibelakangnya ada satu sosok wanita dengan gaun putih yang terlihat kotor serta darah yang mengalir dari kedua kakinya dengan seorang bayi di gendongannya. Darah bayi itu menetes di lantai lift.
Jungkook menelan ludah nya kasar. Ia merasa mual saat mencium bau amis yang teramat pekat. Dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri karena memilih keluar dari kamar. Sumpah serapah itu terhenti saat kakinya tiba-tiba terasa basah.
Mata Jungkook membulat, dengan kedua tangan yang tergenggam erat ia melirik ke bawah. Saat itu juga ia ingin berteriak keras namun diurungkan nya.
Jungkook mengigit bibirnya kuat hingga membuat bekas gigitan disana. Ia ingin menangis. Eomma, Hyungie tolong Kookie darahnya banyak sekali. Pekik Jungkook dalam hatinya.
Bersamaan dengan pekikan nya pintu lift terbuka. Darah yang menggenang itu segera mengalir keluar. Jungkook segera keluar dengan cepat. Wajahnya terlihat ketakutan. Beberapa orang yang ingin masuk melihat raut ketakutan Jungkook merasa bingung. Mereka masuk ke dalam lift namun tak menemukan apapun.
Jungkook menoleh pelan kearah pintu lift.
"Mianhae untuk darahnya"
Jungkook membeku bersamaan dengan pintu yang tertutup sempurna. Ia merinding mendengar suara wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIXTH SENSE [BTS VER.] [END]
RandomAnyang High School salah satu sekolahan megah dan begitu diidamkan yang berada di Seoul serta satu lingkungan dengan sebuah universitas. Megah? Diidamkan? Benarkah. Tapi rasanya itu tak terlalu berlaku untuk beberapa pemuda yang mempunyai kemampuan...