Chapter 49

1.7K 277 62
                                    

"Aniya Hyung pasti baik-baik saja, lagipula tak mungkin ia berada di Seoul" Jungkook mengangguk yakin dengan tangan terkepal. Meski tak dapat dipungkiri ia merasa resah dengan firasat buruk yang menghampiri.

"Dimana kira-kira Kyung-ho menyimpan semua benda yang ia pakai untuk membunuh?" Gumam Jungkook tiba-tiba. Tatapannya kosong menatap lurus ke luar.

"Jungkook-ie kita bisa menggunakan saksi" sosok penjaga yang selalu mengawasi Jungkook bersuara.

Jungkook sedikit tersentak, ia menoleh "saksi? Nuguya?"

*******

Apartement Moon Anyang
12:30 Kst

Terdengar bunyi televisi mengisi keheningan diruangan yang hanya diisi oleh 2 orang Namja yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Satu orang membaca buku sedangkan yang lain memainkan ponselnya.

Karena hari ini hari minggu mereka memilih bersantai didalam rumah tanpa pergi kemana-mana. Lagipula mereka hanya memiliki 4 dari 6 anggota yang berada di Apart sekarang. Eoh, memikirkan tentang 2 lainnya—

"Kapan Hoseok Hyung dan Jimin pulang?" Taehyung bertanya menatap Namjoon yang sedang membaca.

Namjoon mendongak, "Molla" jawabnya singkat lalu kembali melanjutkan bacaannya.

Taehyung mendengus kesal dengan jawaban Hyung pintarnya itu. Saat ingin membalas netranya menangkap sosok dua Hyung tertua nya datang menuju ruang tengah.

"Hyung kapan Hoseok Hyung dan Jimin pulang?" Tanya Taehyung cepat bahkan Seokjin dan Yoongi belum sempat duduk di sofa.

Namjoon mendongak sekali lagi, ikut merasa penasaran kapan dua orang yang sudah ia anggap keluarganya itu pulang.

Keduanya menggeleng.

"Tak ada kabar" jawab Seokjin. Yoongi mengangguk membenarkan.

Taehyung menghembuskan nafasnya kasar. Sedangkan Namjoon kembali menurunkan pandangan nya.

"Sebenarnya kenapa Hoseok Hyung tiba-tiba pergi ke Gwangju? Bahkan Jimin ikut?" Ucap Taehyung kesal menghempaskan kepalanya kesamping menyandar pada sofa. Ah seandainya ada Jungkook, Jimin pergi pun aku tak peduli. Pikirnya tiba-tiba. Detik berikutnya ia tersadar.

"Jungkook sedang apa yaa sekarang?" Gumamnya tanpa sadar menyeruakan isi pikirannya. Ruangan yang sedikit hening dengan volume televisi yang sudah dipelankan tentunya membuat ketiga manusia lainnya mendengar gumaman Taehyung.

Seokjin tanpa sadar mengerutkan keningnya tak suka.

"Untuk apa memikirkan manusia tak tau terima kasih begitu" gumamnya sinis.

Taehyung tersentak ia menoleh kearah Seokjin tak mampu mempercayai pendengarannya.

Yoongi menatap televisi dengan raut wajah yang tak dapat diartikan tapi terlihat jelas jika ia sedang menahan amarah dengan remot yang teremat kuat digenggamannya. Sedangkan Namjoon terdiam menatap buku bacaan ditangannya.

"Apa maksudmu Hyung? Jungkook tak seperti itu!" Balas Taehyung tak suka.

Seokjin merotasikan matanya malas mendengar Taehyung yang masih saja membela sosok yang sekarang begitu ia benci.

"Terus saja membelanya Kim" dengus Seokjin. "Anak setengah tak waras begitu apa bagusnya?"

"Seokjin Hyung kau keterlaluan" Yoongi yang sedari tadi diam bersuara. Dengan kasar ia matikan televisi. Lalu melempar remote sembarangan ke lantai.

Melihat Yoongi yang ikut membela Jungkook membuat rasa benci Seokjin bertambah.

"Keterlaluan? Apanya yang keterlaluan? Dia memang tak waras. Disekolah tak ingin berteman dengan manusia tapi hanya ingin bersama dengan para hantu. Gila"

SIXTH SENSE [BTS VER.] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang