Pintu kamarnya terbuka, tapi ia masih tak mempedulikan beberapa orang yang masuk. Ia tau siapa mereka. Mereka melangkah mendekati Jungkook, namun seketika terhenti mendengar pertanyaan yang tak pernah mereka bayangkan.
"Eomma apa aku-"
Jungkook berbalik menatap kedua orangtuanya, Hyungnya, Yeong Min dan Hye-jung. Ia menatap wajah cantik seseorang yang sudah membuatnya melihat dunia.
"Melupakan sesuatu di masa lalu?" Tanya Jungkook lirih. Mengabaikan mereka yang membeku karena pertanyaannya.
********
"Enghh....." Suara lenguhan terdengar dari dalam salah satu kamar di sebuah mansion.
"Kook tunggu aku, heyy"
"Kau mau kemana?"
"Una tak datang?"
"Juno, Una kalian dimana? Susah sekali mencari kalian"
"Kooko"
Jungkook membuka matanya perlahan merasakan terik sinar matahari masuk melewati jendela kamarnya yang terbuka. Ia dengan cepat duduk di ranjangnya dengan kaki yang menapak lantai. Tangannya memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.
Matanya melirik kearah jam dinding.
12:33 am.
Keningnya sukses berkerut.
"Eoh Kookie sudah bangun. Syukurlah, Appa sangat mengkhawatirkan mu" Jihae mendekati Jungkook. "Kau pingsan lama sekali" lanjutnya.
Pekikan terkejut Jihae membuat Jungkook menoleh. Hanya sesaat karena ia dengan cepat membuang mukanya. Pingsan?. Pikir Jungkook terkejut.
Jihae terdiam melihat respon anaknya. Ia menghela nafasnya berat.
"Kookie Appa minta maaf ne karena ingin memindahkan mu secara sepihak" ucap Jihae memohon.
Jungkook tetap diam ia hanya menatap kearah jendela. Tepatnya menatap penjaganya yang berdiri diam disana. Yang tentu saja Jihae tak akan bisa melihatnya.
"Kookie Appa tidak akan memindahkan mu" ucap Jihae lagi karena permintaan maafnya diabaikan.
Jungkook sukses menoleh terkejut menatap Jihae.
"Jinjja?" Tanya Jungkook lirih, sedikit terlihat sirat harap di matanya. Tak lagi kosong seperti saat Jihae masuk.
Melihat secercah harapan dimata Jungkook membuat Jihae semakin menyesal.
"Ne Appa tak jadi memindahkan mu, surat-surat kepindahan mu juga sudah Appa buang"
Mendengar penuturan Jihae membuat senyum Jungkook mengembang. Ia segera memeluk Appanya erat.
"Gomawo Appa, nomu nomu gomawoyo" ucap Jungkook senang. Ia tak sabar bertemu Hyung-hyung Bangtan nya.
Jihae terkekeh. Benar kata Shina, Jungkook kembali senang sama seperti dulu sebelum kejadian itu terjadi. Ungkapnya dalam hati.
Tanpa mereka sadari ada 2 orang yang memperhatikan mereka dari luar kamar lewat celah pintu yang sedikit terbuka. Mereka tersenyum hangat melihat kedua orang yang sedang berpelukan itu.
"Hah untung saja Appa mau membatalkan rencananya memindahkan kelinci bongsor itu" gumam Jung-hyun pada Eomma nya.
Shina menggeleng mendengar panggilan Jung-hyun untuk dongsaengnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIXTH SENSE [BTS VER.] [END]
RandomAnyang High School salah satu sekolahan megah dan begitu diidamkan yang berada di Seoul serta satu lingkungan dengan sebuah universitas. Megah? Diidamkan? Benarkah. Tapi rasanya itu tak terlalu berlaku untuk beberapa pemuda yang mempunyai kemampuan...