Page 41

4.4K 385 34
                                    

Malam itu hujan turun, cuaca terasa begitu dingin hingga menusuk ke tulang. Bahkan hangatnya api tak mampu mengilangkan rasa menggigil yang menjalar di sekitar tubuh Sakura.

Wanita itu sudah tertidur sejak tadi, namun tubuhnya masih berguncang. Meskipun jubah Izuna sudah menutup seluruh tubuhnya terkecuali kepala.

Izuna memperhatikan Sakura yang menggigil kedinginan sejak tadi. Ia tak tau harus bagaimana, tetapi melihat Permaisuri begitu tak berdaya membuatnya iba.

Akhirnya Izuna memutuskan untuk berbaring di samping Sakura dan merengkuh punggungnya. Sesekali mengusap tubuh wanita itu agar mendapat kehangatan.

Izuna tidak merasa terganggu dengan hawa dingin itu, ia sudah terbiasa. Sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.

Selama merengkuh tubuh mungil itu Izuna menatap lembut wajah Sakura yang berbaring membelakanginya. Kemudian tangannya menyingkirkan helaian rambut merah muda yang menutupi wajah cantik Permaisuri.

"Maafkan aku Sasuke.." ucap Izuna.

"aku.. mencintai istrimu."

Izuna memberanikan diri mengecup lembut pelipis Sakura, lalu kembali memandangnya dalam diam.

"Aku menunggumu, datanglah. Selamatkan dia.." ucap Izuna lagi.

Izuna masih mengusap lembut tubuh mungil Sakura, bermaksud membagi kehangatan. Namun ia terkejut saat tangannya menyentuh perut Sakura.

'Cakra apa ini? Kecil sekali, tapi terasa begitu kuat.'

Izuna pun tersenyum tipis saat menyadari sesuatu. Ia mengecup pucuk kepala Sakura dan membelainya, "Maafkan aku, kuharap aku bisa menebus kesalahanku."

Kini Izuna berbalik membelakangi tubuh Sakura, wanita itu sudah tidak menggigil seperti tadi. Saat ini Izuna hanya melamun, cukup lama hingga akhirnya ia ikut terlelap.

Sementara Sakura kini membuka matanya, ia sangat terkejut dengan ucapan yang sejak tadi di dengar olehnya.

Sakura mengerti sekarang, pantas saja sejak tadi Izuna tidak melanjutkan perjalanan menuju Negara Besi. Rupanya ia sedang memperlambat gerakan mereka agar Sasuke bisa mencapai lokasi dimana mereka saat ini. Atau setidaknya bisa mendekati.

Dan entah kenapa, saat itu Sakura tanpa sadar meneteskan air matanya.

'Izuna-san..'

👑👑👑

Pagi hari, Izuna mengajak Sakura untuk melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka berjalan lebih santai, bahkan Sakura terlihat lebih lepas dan tersenyum saat berjumpa dengan burung-burung kecil di hutan.

Izuna memandang Sakura yang berjalan di depannya. Entah sudah berapa kali ia mengulas senyum di bibirnya kala memperhatikan tingkah Sakura yang membuat dirinya senang. Izuna merasa, Sakura bisa menularkan aura bahagia pada lingkungan sekitar termasuk dirinya.

Sreek

Izuna berhenti dan mengawasi sekitar ketika mendengar suara gesekan yang berasal dari pepohonan. Ia bisa merasakan ada beberapa cakra lain yang tak jauh darinya.

Sakura menoleh dan mendapati gerak gerik waspada Izuna. "Ada apa Izuna-san?"

"Ada yang membututi kita."

"Apa? Siapa?" tanya Sakura.

Belum sempat Izuna menjawab, beberapa kunai langsung melesat ke arah mereka. Izuna segera meraih tubuh Sakura dan membawanya menghindar.

Tak lama kemudian muncul 5 orang dengan tubuh kekar dan wajah beringas.

"Hanya ada dua orang." ucap seorang pria berambut panjang.

Tale of The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang