Page 31

5.1K 447 30
                                    

Waktu sudah melewati dini hari. Sasuke dan Sakura masih berbaring berhadapan di ranjang. Wajah Sasuke masih menempel di leher Sakura seraya menghirup aroma tubuh istrinya. Pria itu baru saja melepas hasratnya bersama sang Permaisuri dengan cara yang lembut seperti biasanya, tidak lagi kasar seperti sebelumnya.

Sakura membelai lembut untaian rambut panjang Sasuke kala mendengarkan penjelasan pria itu.

"Jadi begitu.."

"Aku menyesal karena tidak melakukan perlawanan secepat mungkin." ucap Sasuke.

Sakura tersenyum miris, "Setidaknya, Yang Mulia sudah berusaha. Aku sangat menghargai kesetiannmu padaku Yang Mulia."

"Aku benar-benar minta maaf Sakura.."

"Aku memaafkanmu, suamiku.." Sakura mencium kening Sasuke. "Lalu, bagaimana dengan mata itu? Apa yang terjadi denganmu?"

Kini Sasuke mengubah posisinya, membuatnya bisa bertatapan dengan Sakura.

"Mata itu, adalah kekuatan yang diwariskan oleh para leluhurku." Sasuke mulai menerangkan.

"Kekuatan?"

Sasuke mengangguk. "Kami para pemimpin 5 Negara Besar, memiliki masing-masing kekuatan berbeda yang diwariskan turun temurun oleh leluhur kami. Dan kekuatan milik kerajaan Uchiha adalah mata itu, namanya sharingan."

"Sharingan?"

"Ya, sebuah kekuatan yang akan muncul dan memberi pola tertentu pada bola mata kami. Kaisar terdahulu menggunakan kekuatan itu sebagai senjata untuk memenangkan perang.."

Sakura pun mulai mengangguk paham.

"Tetapi, kekuatan sharingan begitu besar. Sehingga bisa menjadi pedang bermata dua bagi pemiliknya. Jika pemiliknya tak dapat mengendalikan kekuatan yang bersumber pada emosi dalam dirinya, maka bisa berakibat seperti yang aku lakukan padamu tadi."

"Aku baru tau ada kekuatan semacam itu." ucap Sakura.

"Kami semua punya, hanya saja berbeda-beda tiap Negara. Itulah alasan kami bisa unggul dalam peperangan dan menjadi Negara maju."

Kemudian Sasuke menyatukan keningnya dengan Sakura. "Kau sudah tau kelemahanku kan? Aku tidak pandai mengendalikan emosi, Sakura.."

Sakura tersenyum, lalu menatap lembut sang Kaisar. "Aku ada untuk melengkapimu, Yang Mulia.."

Sasuke langsung tersenyum lebar mendengarnya, kemudian mengecup bibir Sakura. "Terima kasih, aku mencintaimu."

👑👑👑

Waktu berlalu, Sasuke kini tertidur pulas disamping istrinya. Lain halnya dengan Sakura yang masih terjaga karena kegelisahannya. Ia masih terngiang dengan perbuatan Ratu Shion pada suaminya.

Sakura pun bangkit dari ranjang. Ia menyusuri kamar tamu yang ditempatinya dengan Sasuke dan melangkah ke sebuah balkon kecil.

Suasana di istana Raja Naruto masih gelap dan sepi. Hanya hawa dingin dan suara jangkrik yang menemani di pagi buta. Namun seketika mata hijau Sakura menangkap sosok yang tengah duduk di bangku taman, di temani cahaya lampu didekatnya.

"Putri Hinata?"

Benar juga, Sakura merasa mungkin bisa sedikit mengurangi galaunya jika berbincang dengan Hinata. Akhirnya Sakura pun keluar kamar untuk menyusul Hinata.

Sakura menyusuri lorong sepi yang ia yakini menuju ke taman tadi. Tidak ada siapapun disana, namun tak membuat Sakura merasa takut sedikit pun.

Namun tiba-tiba,

Tale of The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang