-33-

786 104 49
                                    

Hari demi hari sudah berlalu. Hubungan Soobin dan Beomgyu kini semakin renggang. Mereka tidak pernah bertutur sapa setiap bertemu.

Baik Soobin maupun Beomgyu, mereka lebih memilih diam ketika tak sengaja berpapasan di koridor sekolah atau pun di kantin.

Malam ini, Beomgyu berniat untuk ke toko buku membeli novel. Malam minggu, suasana jalanan kota Jogja sangat ramai.

Beomgyu berjalan dengan langkah santai di atas trotoar. Bibir mungil nya bersenandung dan mata nya menatap berbinar ke arah lampu-lampu jalanan.

Ingatan nya kembali teringat pada sosok lelaki yang sekarang sudah tidak bersama nya lagi–Soobin. Beomgyu jadi rindu dengan Soobin. Entahlah, semakin menjauh tapi hati nya malah semakin enggan untuk kehilangan lelaki berandal itu.

Lelaki mungil yang sedang berjalan santai dengan ingatan tertuju pada Soobin tidak menyadari jika ada sebuah motor berjalan di belakang nya.

Beomgyu sedikit takut sewaktu menengok ke belakang, pengemudi motor itu memakai pakaian serba hitam dan kaca helm yang menutupi wajah nya membuat Beomgyu susah mengenali nya.

Beomgyu membuang pikiran negative nya dan tetap berjalan dengan tergesa-gesa. Takut-takut kalau ternyata orang itu adalah begal yang akan mengambil dompet nya, ditambah jalanan yang semakin sepi karena ini sudah bukan jalan utama, serta lampu jalan yang hanya remang-remang.

Beomgyu mencoba tenang dan tak menaruh curiga sedikit pun pada orang di atas motor itu.

Hingga saat ia menoleh lagi ke belakang, seseorang itu sudah mem-berhentikan motor nya dan sekarang berjalan tergesa mengikuti Beomgyu. Atau hanya perasaan Beomgyu saja?

Lelaki mungil itu langsung saja berlari secepat yang ia bisa, keringat dingin menetes di kedua pelipis nya. Beomgyu sangat panik.

Hingga tanpa sadar, kaki kanan nya menyandung kerikil yang ada di trotoar.

Brukk

"Ahhh" Beomgyu memegangi lutut nya yang lecet dan mengeluarkan sedikit darah.

Lelaki manis ini mau bangkit untuk berlari, tapi tiba-tiba bahu nya di tahan oleh orang yang tak di kenal nya itu. Orang itu masih memakai helm.

"Nggak usah kabur, gue cuma mau minta perhitungan aja!"Ucap seseorang itu.

Deg

Tubuh Beomgyu menegang, lelaki manis ini sangat mengenal suara itu, suara yang sangat familiar bagi nya.

Lantas tangan mungil Beomgyu menepis tangan orang asing itu, dengan tenaga besar akhir nya orang itu sudah tidak memegang bahu Beomgyu. Bukan apa-apa, ia takut kalau ternyata orang itu malah meng-hipnotis nya seperti yang ada di tv-tv, modus perampokan mungkin.

Orang yang berdiri di hadapan Beomgyu tertawa pelan, dan Beomgyu mendengarnya dengan jelas.

"Kamu ngikutin aku?" Tanya Beomgyu pada akhir nya, lelaki manis ini sudah berdiri dan langsung membersihkan celana serta baju nya yang kotor.

Orang di hadapan nya tidak langsung menjawab, ia melepas dahulu helm nya kemudian di taruh–ah di lempar ke tanah.

"Asal lo tau, ngikutin lo itu merupakan kerjaan yang membuang-buang waktu aja, Gyu" Jawab orang itu dengan santai.

Lantas dahi Beomgyu mengerut, dia bingung.

"Terus kenapa kamu bisa tau kalo aku disini?" Tanya Beomgyu lagi.

"Gue nggak sengaja liat lo keluar dari minimarket tadi, karena gue mau bikin perhitungan sama lo, jadi mungkin ini waktu yang tepat" Jawab lelaki tersebut.

Pacaran || SOOGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang