Sepulangnya kami dari pusat perbelanjaan aku mengantar mereka kembali ke rumah Reno dan mengomeli mereka panjang lebar untuk beristirahat. Mereka tampak lucu ketika menggerutu pelan tanpa berani melawanku, lihat para preman ini kini berada di bawah kendaliku!
"Inget, jangan begadang!" kataku untuk yang terakhir kalinya.
Dengan serempak mereka menjawab, "Iya, Widi!" Bunda yang berada di ambang pintu tertawa geli melihat ulahku.
"Oke aku pulang dulu, besok kita ketemu langsung di tempat audisi," kataku, aku menekan klakson lalu berteriak kepada Bunda, "Widi pulang ya, Bun!" Bunda tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya.
Anak-anak mulai masuk ke dalam rumah terkecuali Vanno yang masih memegang jendela mobilku saat aku hendak pergi, "tunggu!" ucapnya.
"Masuk Vanno, kamu harus istirahat" kataku.
Kepala Vanno masuk ke dalam jendela mobil lalu pria itu merangkum wajahku dan melumat habis bibirku. Oh, aku tidak bisa mengomel untuk yang satu ini karena aku sangat menikmatinya. Semenjak ciuman pertama kami di depan pagar rumahku, kami menjadi semakin berani untuk bercumbu. Bahkan terkadang kami melakukannya di hadapan teman-teman Vanno dan jelas mereka langsung mengungsi karena jenuh melihat adegan yang memalukan itu.
Aku tertawa kecil di dalam bibir Vanno lalu mendorong pria itu untuk mundur, "Enough, kamu harus istirahat" kataku, aku menjilat bubir bawahku yang basah.
"Gue ikut lo ya, please...."
Aku menggeleng tegas, "Tidak!" kataku.
"Lo kejem banget" cibirnya.
"Biarin" sahutku, "Masuk!"
Vanno mendesah gusar lalu menggerutu sebal, "Iya, iya!"
Aku menatap geli punggung kekar Vanno yang mulai menjauh. Ah, pria itu andai dia tahu aku juga ingin bersama dengannya malam ini tapi kami tidak bisa bermain-main sekarang, besok adalah hari yang penting dan aku ingin semuanya berjalan dengan lancar.
Aku mulai mengendarai mobilku menuju ke rumah. Sesampainya di rumah aku langsung bersiap-siap umtuk tidur lalu melemparkan tubuhku ke ranjang yang empuk, ah rasanya sangat nikmat berbaring setelah seharian penuh berkeliling mall.
Baru beberapa detik kelopak mataku terpejam tiba-tiba saja aku mendengar sesuatu menabrak jendela kamarku. Aku bangkit dari ranjang dan kembali menyalakan lampu, kubawa serta gunting kecil yang ada di atas meja rias saat aku berjalan menuju ke jendela untuk berjaga-jaga jika ada orang jahat di balik jendelaku.
Bugh!
Aku tersentak kecil ketika bunyi benturan itu kembali terdengar. Dengan hati-hati aku membuka gorden dan merasa lega mendapati jendelaku yang masih tertutup rapat.
Bugh!
"Ah!" pekikku. Apa-apaan sih ini?
Aku mengintip ke luar jendela untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan yup, betapa terkejutnya aku mendapati Vanno berdiri di bawah pohon jambu dan melempari jendelaku dengan jambu air yang ia dapat dari pohon.
Dengan cepat aku membuka jendela kamarku lalu memekik, "Kamu ngapain di sini?!"
Pria itu menghampiriku dengan santai sambil mengunyah buah jambu yang ada di tangannya. Ketika Vanno berada tepat di hadapanku dia langsung berkata, "gue ga bisa tidur"
Spontan kedua alisku terangkat, "Terus, kenapa nyasar ke rumahku?!"
Bibir seksi itu maju saat ia menggerutu, "memangnya ga boleh?"
Ah sial, kuharap Dita sudah tertidur pulas di dalam kamarnya, "Masuk" kataku.
Vanno langsung tersenyum lebar dan melompat masuk ke dalam kamarku melalui jendela. Aku kembali menutup jendela kemudian berbalik dan menemukan Vanno berdiri di tempatnya sambil menatap ke sekeliling kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang (completed)
RomanceWiduri adalah seorang gadis malang yang ditinggalkan oleh mantan kekasihnya setelah sukses menjadi seorang bintang. Widuri telah mendukung dan menemani Daniel Andreas, sang mantan kekasih, di masa-masa sulitnya namun dia justru ditinggalkan begitu s...