21. Merindukanmu (21+)

2.8K 168 11
                                    


Tanpa meragukan kekasihku lagi aku langsung mencium bibirnya dengan rakus, mentol yang terasa begitu pekat dapat aku rasakan di bibirnya. Vanno menekan tengkukku dengan lembut kemudian melesakkan lidahnya masuk ke dalam bibirku, aku melenguh saat lidahnya membelit lidahku, pria ini sangat agresif bila kami lama tidak bertemu.

Vanno memeluk pinggangku kian erat kemudian mengangkat tubuhku dari jendela dengan mudah. Pangutan bibir kami terlepas, di dalam gendongannya aku terus menelusuri garis rahangnya yang tegas dengan bibirku memberikan gigitan-gigitan kecil sampai Vanno membaringkan tubuhku di ranjang.

Aku menatap sendu kekasihku yang berdiri menjulang di hadapanku sambil melepas kausnya. Dadanya yang bidang dan perutnya yang keras membuat nafasku tertahan dalam beberapa detik, Tuhan aku rindu untuk menyentuh setiap jengkal tubuh itu!

Vanno menindihku dan aku langsung menyambutnya dengan senang hati, sambil menciumi seluruh wajahku ia menanggalkan satu persatu kain yang melekat di tubuhku. Saat aku sudah sepenuhnya polos, ciuman Vanno turun ke leher, dada, hingga ke perutku. Aku merintih pelan saat dia menjilat tulang rusukku dengan lidahnya yang basah, "Van...."

Dia kembali kepadaku dan aku  langsung membuka ikatan rambutnya, helaian hitam yang indah membingkai wajah kekasihku yang tampan. Dia sangat panas dan sulit untuk dijabarkan.

"Lo masih punya perasaan sama mantan lo itu?" tanyanya. Matanya yang tajam menusukku, menuntut aku untuk segera menjawab pertanyaan itu. Aku yang tidak kuasa untuk bersuara hanya mampu menggeleng, sejak Vanno hadir di dalam kehidupanku Daniel Andreas menghilang begitu saja dari hati dan pikiranku. Segela kenangan yang pernah kami lalui terasa tidak lagi berarti.

"Sedikit pun?" tanya Vanno yang masih belum yakin.

"Vanno, aku berani bersumpah aku bahkan menyesal pernah menjalin hubungan dengannya, dia bisa menjilat pantatku jika tidak terima—"

"Husshh gue percaya. Dan lo harus inget, cuma gue yang bisa jilat pantat lo" sela Vanno. Pria itu melingkupi ujung dadaku dengan mulutnya yang basah dan hangat. Aku terkekeh geli di sela-sela desahanku Vanno benar-benar tidak mengerti perandaian 'menjilat pantat' yang aku maksud, pria ini mudah termakan cemburu.

Vanno menarik putingku dengan giginya lalu melepaskan puting itu dari mulutnya disertai dengan bunyi decakan. Aku menggigit bibir bawahku yang bengkak, ingin memintanya untuk kembali memanjakan dadaku namun aku terlalu merasa malu.

Bunyi resleting disusul oleh celana yang ditarik turun membuat adrenalinku semakin terpacu. Vanno membimbing kedua pahaku untuk melingkari pinggulnya lalu ia mendesak masuk dengan sangat lembut. Aku melayang, jiwa seolah-olah meninggalkan raga meskipun aku masih terlalu sadar untuk merasakan kenikmatan itu. Vanno menciumku dan mendesah di dalam mulutku saat dia mendorong masuk lebih dalam, mataku langsung terpejam.

Jemari-jemariku terbenam di dalam surai hitamnya yang lembut, Vanno terus bergerak di bawah sana dengan teratur dan tanpa jeda. Tanpa tahu malu pinggulku terangkat naik, mengemis kenikmatan yang lebih keras dari kekasihku meskipun aku tahu dia tidak pernah ingin melakukannya karena takut akan melukaiku.

"Vanno, please......aku gapapa kalau kamu main kasar" kataku.

Vanno menggeleng, "Ntar lo kenapa-napa" sahutnya. Oh, dia justru akan membunuhku jika terus bermain lembut seperti ini.

Jemariku yang terbenam di dalam rambut Vanno semakin meremas rambutnya dengan erat. Aku kembali membuka mataku dan wajah kekasihku yang bergairah langsung menyerbu penglihatanku. Vanno menjilat bibir bawahnya yang mengering, dia sedang berusaha keras untuk mengendalikan gairahnya.

"Please....aku ga tahan lagi" aku memohon sambil menatap matanya dengan sayu, menunjukkan secara terang-terangan betapa tersiksanya diriku.

Vanno mengumpat pelan dan mulai menaikkan tempo permainannya, tubuhku berguncang dan desahan yang tak karuan menyerbu keluar dari bibirku tanpa bisa aku cegah, "Ahhh!!"

Pulang (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang