34. Sia-sia

1.7K 73 6
                                    


"Gue baik-baik aja" ucap Vanno tanpa rasa bersalah, "Bilang sama dokter, gue mau pulang hari ini"

Aku hanya diam sambil mengaduk-aduk makanannya. Vanno mendesah gusar, tangannya terulur untuk mengambil tanganku yang sedang memegang mangkuk lalu ia membawa tangan itu untuk ia kecup, "Maaf..."

Apakah aku jahat jika aku mengatakan bahwa aku bosan mendengar kata-kata maaf yang keluar dari bibirnya?

"Sekali lagi, kamu membuat perjuanganku menjadi sia-sia" kataku. Aku bangkit, menyerahkan mangkuk berisi sarapan pagi Vanno ke tangannya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi aku langsung memutar keran menyalakan air kemudian terisak sepuasku. Aku menjerit, berharap rasa sakit yang menghimpit dadaku berkurang namun semuanya sia-sia, menangis membuat aku menjadi jauh lebih hancur.

Sorry you missing the text, cerita ini sudah diterbitkan dan dapat kamu beli di google playstore or playbook ya.....link pembelian ada di bio aku😉

— TBC —

Selamat hari raya idul adha bagi yang merayakan🙏

Vote+comment for next!

Pulang (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang