"Tidak! aku tidak ingin ayah, tolong jangan paksa aku ... aku mohon," kata Selya sembari menundukkan wajah.
Selya Lous anak perempuan dari keluarga Lous. Anak dari pasangan Bram Lous dan Katrina yang memilih menetap di tanah kelahiran sangat ibu Indonesia. Selya telah dijodohkan oleh ayahnya Bram untuk kepentingan bisnisnya yang sedang mengalami krisis itu.
Ayahnya telah menjodohkan putri semata wayangnya itu dengan Daniel Haston CEO Perusahaan D'Hast. pria arogan, cuek, dingin dan kasar. Ayah menjodohkan Selya bukan hanya untuk kepentingan bisnis pribadinya saja yang sedang menurun, tetapi dia memikirkan masa depan putrinya itu dengan Daniel. Entah apa yang Bram pikirkan tentang Daniel sehingga menjodohkan Selya dengan Daniel.
"Nak ... dengarkan ayah." Bram menatap manik mata putrinya yang telah basah dengan air matanya.
"Ayah mohon terimalah perjodohan ini sayang ... demi kebaikanmu, Ayah mohon," kata Bram menggenggam tangan Selya sangat erat.
Selya terdiam. Ia bingung memilih antara egonya sendiri atau kebahagian ayah yang telah berjuang selama ini untuknya, menyayangi dirinya sepenuh hati.
"Ayah ...," lirih Selya.
Bram tersenyum. Senyum yang menunjukkan sebuah keinginan. Ia yakin Selya akan memenuhi permintaannya. Bram berdiri dan mulai meninggalkan Selya untuk merenungi keputusan yang akan Ia ambil.
"Ayah ... apa ini semua jalan yang terbaik untukku" batin Selya berkata.
Keesokan harinya.
Bram sudah duduk di meja makan. Menunggu putrinya turun untuk makan bersamanya.
"Selamat pagi, Ayah. " senyum Selya merekah. Bukan senyum kebahagiaan melainkan senyum penutup luka.
Ayahnya tau Selya akan tetap tersenyum sesakit apapun dirinya.
"Pagi, Nak." Bram membalas senyum lya.
Mereka sarapan dengan tenang hanya suara dentingan sendok dan piring yang saling bergesekan. Seusai sarapan ayahnya meminta Selya untuk duduk di ruang keluarga bersamanya.
"Apa kau menyayangi ayah, Nak?" Pertanyaan yang sudah pasti jawabannya.
"Ayah ini bicara apa? putri mana yang tidak menyayangi ayahnya sendiri? tentu aku menyayangimu melebihi apapun ayah." Selya menatap ayahnya serius.
Bram tersenyum. "Ayah tau, pasti kau menyayangi ayah dan tidak akan mengecewakan ayah, 'kan." Tangannya membelai rambu hitam Selya .
Tatapan mata Ayah penuh harap, Selya tak sanggup mengecewakan dan mematahkan harapan sang ayah yang selalu ada untuknya.
"Aku menerima perjodohan ini, Ayah." Pasrah Selya matanya sudah tidak dapat membendung apa yang ingin di keluarkan sedari tadi.
Ia menangis tertahan, menundukkan kepalanya tak ingin ayah tau Ia menangis, tapi Bram tau putrinyaitu sulit menerima kenyataan ini.
Tangan Bram terulur menenangkan Selya dalam pelukan hangat sang ayah. Selya menangis sesegukan dalam dekapan hangat sang ayah yang nyaman itu.
"Husst ... jangan menangis, Nak. Semua akan baik-baik saja, Ayah jamin kau akan hidup bahagia dengan Daniel." Selya hanya dapat diam mendengarkan apa yang ayahnya kini bicarakan.
"Terima kasih, Nak. Ayah sangat menyayangimu." Seketika itu Selya mendongakkan kepalanya melihat Bram yang juga mulai menitikkan air mata.
"Jangan menangis Ayah. Selya melakukan ini hanya demi ayah."
"Baiklah, kau juga jangan menangis. Putri ayah ini terlihat jelek ketika menangis," kekeh ayah menghapus air mata selya.
"Istirahatlah keluarga Daniel akan datang nanti sore untuk melihatmu," kata ayah tersenyum.
"Apa tidak terlalu cepat, Yah?" tanya Selya memastikan.
"Lebih cepat lebih baik, Nak."
"Ayah selalu tau yang terbaik untukku." Selya menguatkan hati nya yang ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I L Y
ChickLitCerita ini sudah tamat di NovelToon dengan judul dan cover yang sama. "Tiga kata yang inginku dengar, tapi mungkin itu hanya mimpi yang entah kapan akan terwujud, terus menanti dan menanti, bertahan pada sebuah keyakinan hati." Selya Lous. Kisah a...