Tiba di rumah sakit terdekat. Selya segera di bawa ke Emergency Room untuk penanganan darurat. Keadaan Daniel tidak jauh dari kata kacau, lengan kemeja miliknya terdapat noda darah Selya. Perasaan takut melingkupi hatinya memikirkan keadaan selya di dalam sana. Berbagai dugaan hadir mengisi pikiran pria itu membuatnya meremas rambutnya. Dirinya khawatir dan takut jika dugaannya benar tapi saat ini sedang berada di ujung kehilangan.
Jika saja saat itu Daniel tiba lebih awal pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Selya tidak akan menyebrang jalan dan terserempet, apalagi ada dua karyawan Selya, kenapa harus perempuan itu yang pergi ke sebrang. Pikiran Daniel berkecamuk memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi.
Tapi Daniel pun tidak bisa menyalahkan siapapun di balik kejadian ini. Dari info yang Daniel dapatkan dari Ara. Selya yang berinisiatif pergi sendiri meskipun sudah cegah oleh Ara dan ketika Selya terserempet pun Ia tidak bisa menyalahkan pengendara motor karena orang tersebut juga kaget atas kemunculan Selya. Ini takdir dan Daniel tidak dapat menyalahkan takdir yang bisa ia lakukan sekarang adalah berdo'a untuk keadaan Selya.
Daniel bangkit dari duduknya ketika melihat pintu ruang emergency terbuka, menampilkan seorang wanita berbalut jas putih menatap dirinya. Mungkin dokter wanita tersebut sedikit tergelak melihat penampilan Daniel yang jauh dari kesan rapi. Daniel sendiri menyadarinya, tetapi Ia tidak ambil pusing toh ketampanannya tidak berkurang.
Bagaimana mungkin di situasi begini Daniel masih bisa memikirkan kadar ketampanannya.
Daniel mendekati dokter menanyakan keadaan Selya. "Bagaimana keadaan Selya?"
"Apakah Anda keluarganya? Saya harus berbicara dengan keluarganya mengenai keadaan Nyonya Selya." Dokter dihadapannya menampilkan wajah serius.
"Saya suaminya, Dok." Daniel berujar cepat.
"Baiklah Anda bisa mengikuti saya untuk membicarakan keadaannya."
Daniel mengangguk dan mengikuti langkah sang dokter menuju ruangannya. Daniel mengambil duduk berhadapan dengan dokter.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, setelah saya periksa tidak ada luka yang sangat serius." Dokter memberitahu keadaan Selya.
Daniel menggeleng kesal mendengar ucapan dokter. "Jelas tadi dia terlihat kesakitan bahkan ada darah yang keluar dan dia pingsan. Bagaimana mungkin dikatakan baik-baik saja."
"Nyonya Selya hanya mengalami pendarahan kecil karena jatuh, beruntung saja tidak sampai berakibat fatal pada kandungannya," jelas Dokter.
"Kandungan," cengo Daniel.
"Iya Nyonya Selya sedang mengandung dan menurut diagnosa saya umurnya sekitar empat minggu," senyum sang dokter.
"Mengandung." Daniel masih berusaha mencerna ucapan dokter.
"Apakah Anda belum tahu?" Daniel menggeleng, "Kalau begitu selamat Anda akan segera menjadi ayah." Dokter mengulurkan tangan untuk menjabat calon ayah tersebut.
Daniel menjabat tangan sang dokter sembari berterima kasih. Hatinya menghangat mendengar kabar bahagia ini. Di sana di dalam kandungan sang istri terdapat anaknya yang sudah sangat Ia nantikan kehadirannya. Daniel tersenyum senang mengingat akan menyandang status ayah.
Ia membicarakan beberapa hal mengenai kondisi Selya. Setelahnya Ia menuju ruangan Selya yang telah dipindahkan ke ruang VIP untuk kenyamanan Selya. Sebelumnya Daniel sudah memberitahu Mama bila Selya mengalami kecelakaan dan wanita paruh baya itu segera menutup telpon dan menuju rumah sakit, sebelum Daniel bisa mengatakan keadaan Selya terlebih dahulu.
Mendorong pintu hal yang pertama Daniel lihat adalah wajah pucat Selya yang terbaring lemah dengan cairan infus yang tergantung dekat ranjang. Melangkah mendekat dan duduk pada kursi yang sudah disediakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/232162052-288-k856078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I L Y
ChickLitCerita ini sudah tamat di NovelToon dengan judul dan cover yang sama. "Tiga kata yang inginku dengar, tapi mungkin itu hanya mimpi yang entah kapan akan terwujud, terus menanti dan menanti, bertahan pada sebuah keyakinan hati." Selya Lous. Kisah a...