Dokter datang setelah mama menelponnya beberapa menit lalu, memeriksa Selya yang masih merintih kesakitan. Daniel tidak sedikit pun beranjak dari tempatnya ketika dokter melakukan pemeriksaan, ia mendampingi Selya seraya menautkan kedua tangan mereka. Tangan yang satunya ia gunakan untuk membelai rambut Selya sesekali memberi kecupan di kening sang istri.
Selya sendiri hanya mencengkeram kuat telapak tangan Daniel menyalurkan rasa sakit yang mendera dirinya. Menggigit bibirnya kuat agar tangisnya tidak terdengar. Namun, Selya tetap wanita yang dapat merasakan sakit sekuat apapun ia menahannya. Tangisnya mengiringi dokter yang melakukan pemeriksaan.
Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan kepada Selya dan memberi suntikan untuk meredakan sakitnya. Selya pun memilih menutup mata setelah dokter menyuntiknya.
"Bagaimana, Dok?" Mama sudah sangat khawatir ketika melihat Selya menangis kesakitan.
"Mohon maaf, sebelumnya apakah Nona Selya telah memakan sesuatu?" tanya balik dokter.
"Iya. Dia baru saja selesai makan siang dan berniat tidur tapi entah mengapa dia merasakan sakit. Apakah ada yang serius?" Daniel menjawab.
"Sepertinya Nona Selya mengalami keracunan makanan," papar sang dokter.
Mama menutup mulut tidak percaya akan perkataan dokter barusan. Di dalam rumah keluarga Haston, ada yang berani mencelakai Selya, sangat mencengangkan.
"Bisa saja makanan tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri atau virus, tidak dipungkiri juga bahwa racun tersebut benar ada. Ke depannya tolong lebih di perhatikan lagi makanan untuk Nona Selya." Daniel hanya mengangguk.
Perkataan dokter menjadi tamparan keras untu Daniel. Bagaimana ia tidak bisa melindungi Selya dari bahaya yang mengincar istrinya.
Melirik ke samping, ia melihat Selya yang sepertinya sudah tertidur. Dilihat dari nafas Selya yang teratur.
"Bagaimana dengan kandungannya, Dok?" perkataan mama mengalihkan pandangan Daniel. Ia juga menatap dokter meminta penjelasan
"Bayinya kuat, tapi lebih baik mengunjungi rumah sakit, untuk pemeriksaan mendetail." jelas sang dokter.
Dokter pamit pergi setelah menuliskan resep yang harus Selya minum. Mama mengantar dokter sampai halaman, kemudian masuk kembali menuju kamar anaknya.
"Nak. Ada yang mau kamu ceritakan ke mama." Ucap Mama.
Shiit
Daniel menempatkan jari telunjuknya di dekat bibir. Mengisyaratkan mama untuk berbicara lebih pelan, takut mengganggu tidur Selya.
"Daniel gagal, Ma. Dia berusaha menghancurkanku seperti dulu. Daniel sangat yakin jika semua ini ulahnya," ucapan Daniel membuat Mama bingung.
"Siapa dia, Nak. Jangan membuat Mama mati penasaran, ini menyangkut Selya dan anak kalian."
"Winda."
Satu nama yang keluar dari mulut sang anaknya membuatnya menegang. Kilasan masa lalu menghampiri dirinya. Saat Winda mengaku hamil anak Daniel dan meminta tanggung jawab. Mengarang alasan jika ibunya sakit jantung dan tidak akan bisa mendengar kabar yang mengejutkan. Mereka semua percaya apa yang Winda katakan. Namun, ternyata wanita tersebut hanya berbohong demi bisa mendapatkan sebagian saham perusahaan dan menjualnya. Winda benar-benar menghancurkan Daniel hingga dasar tanpa celah sedikitpun. Kesalahan Daniel pada saat itu karena terlalu percaya pada seorang bernama Winda.
"Tidak! Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Mama akan melindungi. Tidak akan mama biarkan wanita seperti dia menghancurkan keluarga kita lagi," Mama menggeleng sembari mengingat kelamnya masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I L Y
Chick-LitCerita ini sudah tamat di NovelToon dengan judul dan cover yang sama. "Tiga kata yang inginku dengar, tapi mungkin itu hanya mimpi yang entah kapan akan terwujud, terus menanti dan menanti, bertahan pada sebuah keyakinan hati." Selya Lous. Kisah a...