Kalau saja tidak ada paksaan Aku tak akan mengambil keputusan untuk menikahi gadis dari keluarga Lous. Gadis keras kepala dan manja. Gadis yang masih bersifat kekanak-kanakan. Bagaimana bisa aku menghabiskan sisa hidupku dengannya.
Masa lalu akan wanita yang merubahku menjadi seperti ini. Dingin dan tak berpersaan. Makhluk ciptaan tuhan yang dikarunia wajah cantik dan perilaku sopan itu ternyata hanya sebuah topeng untuk menutupi niat busuknya saja, tetapi paksaan dan ancaman itu yang membuatku terlibat oleh namanya wanita. Meskipun, Aku sudah menolak dengan alasan yang menurutku cukup logis, tetapi mereka tak mengindahkan penolakanku itu.
Flashback on
Siang itu di kediaman keluarga Haston.
"Papa, akan menjodohkanmu dengan anak teman Papa."
"Tidak! Aku menolak perjodohan ini," teriakku lantang, "lagipula Aku tau siapa yang ayah maksud." lanjutku
"Kau harus menerimanya, Nak." Mama menatapku dengan penuh permohonan.
"Selya Lous putri dari pasangan Bram Lous dan Katrina,anak kedua dari dua bersaudara, umurnya baru memasuki 23 tahun." Serigaiku
"Aku tau kenapa kalian ingin menjodohkanku dengannya."
"Apa maksudmu!" teriak Papa
"Kau ...," tunjukku kepada Papa, "akan membantu perusahaan Bram Lous yang hampir bangkrut, asal dia menyerahkan putrinya sebagai imbalan."
Papa menatapku marah. "Jaga bicaramu, Daniel!"
"Apa? Perkataanku tidak salah bukan?" tanyaku
"Kalian tau, Aku sangat membenci wanita! tetapi kenapa kalian berencana menjodohkanku! Mengapa kalian tetap melakukannya!" teriakku lantang dengan penuh kemarahan
Mama yang sedari tadi diam kini mulai menatapku. "Apa kau juga membenci, Mama?"
"Kau membenci wanita yang telah melahirkanmu?" Mama berjalan mendekatiku.
"Jawab Daniel!" teriak Mama. "Kau membenci Mama, 'kan."
Aku menatap nanar kearah manik mata Mama. Wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan kasih sayanngnya. Wanita hebat yang selalu ada disampingku,mendengarkan keluh kesahku tanpa protes sedikit pun. Sekarang Aku telah mengecewakan wanita sehebat Mama.
"Mah ...," lirihku
"Bagaimana bisa, hiks ... kau ... membenci Mama, Daniel. Hah! Bagaimana bisa." Mama mengguncang bahuku, derai air matanya tak terbendung, mengalir melalui celah mata indahnya.
"Daniel mana mungkin bisa membenci, Mama." Aku usap lembut air matanya.
"Menikahlah." Papa bersuara
"Jangan mengecewakan kami, Daniel. Kau harapan kami satu-satunya," ucap Papa
"Terimalah, jika kau masih mau melihat Mama hidup," ancam Mama
Bergantian ku tatap wajah Papa dan Mama, mereka menaruh harapan besar. Namun, kenangan masa lalu masih menghantui pikiranku.
"Mah ... jika aku menerima. Apakah Mama akan bahagia?" tanyaku.
Mama menggenggam tanganku. "Sangat, Mama sangat bahagia."
"Baiklah, demi Mama Aku terima perjodohan ini," ujarku.
Papa tersenyum memandangku. "Papa bangga padamu."
"Terima kasih, Nak. Karena tidak mempermalukan keluarga kita." Mama memelukku erat.
Selya Lous ... gadis seperti apa dia,sehingga Papa dan Mama begitu kekeh menjodohkanku dengannya. Pasti tidak jauh berbeda dengan wanita diluaran sana yang terlihat polos, tetapi sebenarnya busuk.
"Aku tak akan melepaskanmu dengan mudah Selya, tunggulah penderitaanmu karena sudah berani bermain denganku," batinku.
"Sudah-sudah berpelukannya, kita harus berssiap-siap untuk terbang ke Indonesia." Papa berusaha memisahkan pelukan Mama padaku.
"Yah. Kita harus segera pergi." Mama melepaskan pelukannya dan pergi menuju kamar.
Sekarang tinggal aku dan Papa yang sama-sama menatap kepergian Mama.
"Apakah setelah menikah aku bisa membawa gadis itu ke sini?" kataku
Papa mengerutkan dahinya seakan berfikir. "Terserah kalian."
"Akan Aku bawa jauh dari semua orang yang kau sayangi Selya. Sehingga kau hanya akan bergantung padaku saja," batinku
Flashback end
***
Hai readers ... ditunggu vomentnya jangan lupa kritik dan sarannya yah. Mengkritik demi kebaikan itu bagus. Kalau ada kesalahan harus dibenarkan.maka, jangan malu untuk mengkritik karyaku
Salam sayang dariku
KAMU SEDANG MEMBACA
I L Y
ChickLitCerita ini sudah tamat di NovelToon dengan judul dan cover yang sama. "Tiga kata yang inginku dengar, tapi mungkin itu hanya mimpi yang entah kapan akan terwujud, terus menanti dan menanti, bertahan pada sebuah keyakinan hati." Selya Lous. Kisah a...