Setelah Hera keluar dari kamar, Selya berjalan menghampiri kopernya yang berada didekat lemari, membuka resleting koper dan mengambil benda berbentuk persegi dari dalamnya. Ia menatap lekat foto keluarganya dalam bingkai tersebut, mengusap wajah Ayah penuh kasih sayang. Rasanya baru kemarin Ia bermain kejar-kejaran dengan Ayahnya, sekarang Ia sudah terpisah jauh dari Ayah.
Selya beranjak dari tempatnya, berjalan mengelilingi kamar. Dilihat satu persatu barang-barang yang ada di kamar ini. Ia menerawang jauh ke depan akan kehidupan pernikahan yang Ia jalani. Tersenyum sedih akan fakta yang Ia dapat, bahwa ini hanya bersifat sementara bukan selamanya.
Pernikahan impiannya sudah hancur, yang bisa Selya lakukan hanya pura-pura bahagia dibalik kesedihannya. Direbahkannya tubuh Selya di ranjang. Menatap langit-langit kamar sembari menghela nafas panjang.
"Apa yang akan terjadi setelah ini?" tanya Selya pada dirinya sendiri.
Secara perlahan mata Selya mulai tertutup disusul helaan nafas yang teratur, menandakan sang empu sudah memasuki dunia mimpi.
>>>
Sementara itu, di tempat lain Daniel sedang menggedor gedor pintu apartemen dengan tidak sabaran. Daniel ingin melampiaskan semua yang ia pendam selama beberapa hari ini kepada pemilik apartemen. Namun, pemilik apartemen belum juga membuka pintu. Membuat mood Daniel bertambah kesal.
Ceklek
Pintu terbuka menampakkan wajah kusut seorang pria.
"Bangsat," umpat pria tersebut.
"Berisik! ganggu orang tidur tau engga Lo." katanya marah.
Daniel tak menghiraukan ocehan pria tersebut melenggang masuk bak rumahnya sendiri. Kemudian merebahkan dirinya di sofa.
Pria yang bernama Varo Mateo adalah sahabat sekaligus pengawal pribadi Daniel. Mereka sudah seperti surat dan prangko yang tak terpisahkan. Karena kedekatan merekalah yang membuat Papa Daniel segera menikahkan putranya tersebut. Beliau berfikir Daniel sudah menyimpang karena kedekatannya dengan Varo yang menimbulkan rumor buruk dikalangan pegawai perusahaan.
"Lo udah balik?" Pertanyaan yang dilontarkan Varo sungguh tidak bermutu.
"Pengantin baru itu seharusnya lagi mesra-mesranya. Lo malah lari ke sini," ujar Varo
"Gue penasaran deh sama istri lo itu. Dia kok mau nerima perjodohan ini kenapa dia engga nolak aja gitu, secara lo itu kan cuek, dingin, dan pemarah," cerocos Varo.
"Bisa diem engga lo!" marah Daniel.
Varo pun terdiam segera Ia duduk di sofa tidak terlalu jauh dari Daniel. Diperhatikannya Daniel yang terlihat memejamkan mata dengan dahi yang berkerut.
"Lo kenapa, Niel?" Varo memastikan.
Daniel tidak menghiraukan pertanyaan Varo. Ia bangkit dan berjalan menuju mini bar yang ada di apartemen Varo. Menduduki kursi dan mulai menuangkan cairan berwarna kucing ke gelas kecil, kemudian meminumnya dengan tatapan kosong.
Varo yang melihat Daniel minum pun segera menghampirinya.
Varo menatap Daniel heran. "Lo minum? Kenapa?"
"Cerita sama gue, ada apa sebenarnya?" tanya Varo beruntun.
Daniel berhenti dari gerakannya menuang minuman, ditatapnya sang sahabat dengan lekat.
"Gue benci dia!" desis Daniel. Ia kembali menatap gelas dan menengguk isinya.
Varo yang mendengarkan perkataan Daniel pun menghela nafas kasar. Ia sudah menyerah untuk merubah sikap sahabatnya terhadap wanita. Ia harap wanita yang dinikahi sahabatnya dapat merubah sikap Daniel seperti semula.
"Lo masih inget masa lalu? Yang sudah berlalu biarlah berlalu engga usah lo ingat engga ada gunanya buat lo." Nasihat Varo.
Daniel tersenyum miring. "Sudah terekam jelas di memori gue. Jadi mana mungkin bisa gue lupain."
"Semua karena kesalahpahaman, Niel. Winda sendiri yang ...."
Brak
Ucapan Varo terpotong oleh gebrakan meja yang dilakukan Daniel. Dilihatnya mata Daniel yang memancarkan emosi.
"Jangan pernah lo sebut nama pengkhianat itu dihadapan gue!" desis Daniel tajam.
Varo mulai mengambil gelas dan ikut menuangkan minuman. "Lo engga mungkin terus begini, Niel"
"Jangan buat hidup lo penuh dengan dendam." Varo meminum isi gelasnya, dilihatnya gelas bening tersebut yang terdapat retakan.
"Jangan buat hidup lo yang sempurna jadi hancur karena kesalahan lo sendiri," ucap Varo sembari menatap gelas yang retak tersebut.
***
Hai readers ... kritik dan sarannya ditunggu. Jangan bosen baca cerita aku sekiranya ada kesalahan aku minta maaf. Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan, semua melalui proses.
salam sayang dari aku

KAMU SEDANG MEMBACA
I L Y
Chick-LitCerita ini sudah tamat di NovelToon dengan judul dan cover yang sama. "Tiga kata yang inginku dengar, tapi mungkin itu hanya mimpi yang entah kapan akan terwujud, terus menanti dan menanti, bertahan pada sebuah keyakinan hati." Selya Lous. Kisah a...