Part 28

52 8 1
                                    

Bed rest sangat menyiksa untuk Selya karena Ia harus istirahat total tanpa melakukan apapun kecuali ke kamar mandi, setelahnya Ia harus kembali ke tempat tidur. Kata dokter untuk menstabilkan kondisi tubuhnya. Saran yang sangat tidak disukai oleh Selya. Ia ingin keluar menghirup udara segar bukan terkurung di dalam kamar.

Selama tiga hari tidak ada yang Selya lakukan Ia benar-benar melaksanakan saran dokter, meskipun rasa bosan selalu hadir, tetapi saat ini Selya bisa melakukan aktivasinya kembali dengan syarat harus selalu berhati-hati.

Selya diantar Daniel ke toko bunga untuk memeriksa beberapa pesanan dan akan dijemput pada waktu makan siang dan tidak akan kembali ke toko seperti perjanjian yang mereka sepakati.

Masuk ke ruangannya pertama yang Selya lihat adalah beberapa surat yang tergeletak di atas meja serta bunga mawar hitam di sampingnya. Tidak diragukan lagi pasti surat tersebut berisi ancaman. Namun, anehnya kurir yang selalu mengantarkan surat itu, tidak akan memberikannya kalau bukan Selya sendiri yang menerima, tapi ini apa? Surat itu sudah ada di sana bahkan ketika Selya tidak mengunjungi tokonya selama tiga hari.

Ternyata kau wanita yang sangat berani. Aku sudah memberimu peringatan untuk menjauhi Daniel, tetapi kau tidak melakukannya. Maka jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi padamu. Tidak hanya dirimu ... suamimu juga akan menjadi sasaranku. Kalian akan mati ditanganku. Isi surat tersebut.

Selya membaca yang lainnya dan isi semua surat itu sama. Ancaman itu pasti bukan sekedar lelucon semata, melainkan memang ada yang dendam dengan dirinya. Tapi siapa? Ia tidak pernah berbuat salah dengan siapapun, lantas apa alasan orang tersebut mengancam dirinya. Daripada memikirkan hal yang dapat membuat stres, Selya memilih membuang surat beserta bunganya ke tempat sampah.

Ia beralih pada buku pesanan pelanggan dan memeriksa berapa banyak bunga yang harus disediakan Selya untuk membuat pesanannya. Cukup lama Selya berkutat dengan bukunya dan setelah dirasa telah selesai Selya keluar.

Suasana toko tidak terlalu ramai hanya beberapa orang saja yang tengah memilih karangan bunga. Selya sendiri hanya mengamati Ara dan Lisa yang dengan ramah menjelaskan kepada pembeli. Hingga deru mesin mobil mengalihkan pandangannya, ternyata Daniel sudah datang menjemputnya. Selya pun mengambil tasnya dan berpamitan pada dua pegawainya, kemudian menuju mobil Daniel.

Setelah duduk dengan nyaman dan memasang seat belt, mobil pun melaju dengan kecepatan rata-rata.

"Kau ingin makan di mana?" Daniel menatap lurus ke depan.

"Makan di kantin perusahaan saja." ucap Selya.

"Akan aku pesankan makanan khusus ibu hamil saja disalah satu restoran," balasnya.

Selya cemberut tidak suka. Jika Daniel sudah memutuskan kenapa harus bertanya ingin makan di mana, sama saja seperti memberi harapan tapi tidak berusaha memenuhinya.

Sampai di perusahaan. Daniel dan Selya menuju ruangan Daniel. Selya duduk di sofa sembari bermain handphone beberapa menit kemudian ada Kiran masuk dengan membawa makanan.

"Makanlah ini sehat untukmu." Daniel membuka penutup makanan.

Selya membekap mulutnya ketika aroma makanan tersebut tercium olehnya membuat perutnya seperti di aduk. Ia beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi.

Hoek hoek

Selya menunduk di depan wastafel berusaha mengeluarkan sesuatu yang terasa mengganjal di tenggorokannya. Namun, yang keluar hanyalah cairan bening.

Hoek hoek

Selya merasa ada tangan yang mengurut tengkuknya dengan lembut. Ia berkumur setelah selesai dan tangannya bertumpu pada wastafel agar tubuhnya tidak terjatuh karena lemas. Namun, Selya merasakan tubuhnya melayang terangkat ke atas ternyata Daniel menggendongnya keluar kamar mandi.

I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang