Setelah ditenangkan oleh Derald hampir 1 jam, Claire sudah mulai normal dan tidak terlalu takut lagi. Walaupun Claire lebih banyak diam dari biasanya. Tetapi teman-temannya tidak terlalu mempersalahkan, karena tau Claire butuh waktu, begitupun dengan Elyn yang juga lebih diam dari biasanya.
Saat menuruni tangga lobby sekolah, untuk menuju bis, Claire berjalan dengan melamun, lalu dikagetkan dengan pekikan suara
"aawww" Claire melihat kedepannya dan ada Shinta yang duduk dibawah tangga sambil memegang pergelangan kakinya, teman-teman Claire dan beberapa anggota OSIS yang lain menghampiri mereka
"ada apa?" tanya Derald
"ga apa-apa kak, tadi aku ga liat jalannya" jawab Shinta
"tadi kedorong kak Claire kak" sahut salah satu murid
"benar Claire?"
"aku ga tau" jawab Claire pelan
"lain kali kamu hati-hati ya, aku tau kamu masih memikirkan masalah semalam. Tetapi jangan membahayakan orang lain" perkataan Derald seperti menusuk hati Claire, Claire hanya mampu terdiam saat Derald membantu Shinta bangun dan menuntunnya ke bis
Teman-teman Claire yang lain hanya menatap Claire iba dan merasa geram dengan sikap Derald
"ayo Claire, kita ke bis" Angel merangkul pundak Claire dan menuntunnya ke bis
Didalam bispun, Claire tidak duduk bersama dengan Derald, ia duduk Bersama dengan Angel. Sepanjang perjalanan, Claire hanya memandang kaca bis dengan kosong, tidak menanggapi dan mendengarkan obrolan-obrolan yang terdapat didalam bis.
"Claire" bisik Angel
"hm?" Claire menghadap Angel yang berada disebelahnya
"jangan tunjukin kalau lo lemah, tunjukin lo kuat ke semuanya" bisik Angel ditelinga Claire
"Tapi Derald ga pernah seperti itu" lirih Claire
"dia cuma pusing, karena masalah lo kemarin belum ketemu dalangnya, dan lo ketakutan. Dia merasa ga berguna bagi lo. Jadi lo harus kuat ya" bisik Angel lagi sambil menepuk lengan Claire
"hm, terima kasih Ngel" Claire tersenyum manis kepada Angel
"tunjukin kalau lo kuat oke? Siapa tau dalangnya ada disini, tunjukin kalau lo ga takut sama ancaman apapun itu"
"siap Nyonya" Claire memberi hormat kepada Angel membuat Angel terkekeh
"ini baru teman gue" Angel memeluk Claire dan menggemasnya
Sedangkan Rio, mengintrogasi sikap Derald tadi pagi disekolah
"Lo kenapa sih kaya gitu ke si Claire?"
Derald membalasnya dengan menulis diponselnya "gue engga mau bahas sekarang. Pulang dari kemah aja gue jelasin"
Riopun memilih bungkam dan tidak membahas itu lagi. Karena mereka ngerti kalau Derald membutuhkan waktu
Setelah melewati perjalanan selama hampir 10 jam, mereka sampai disebuah pedesaan yang penduduknya bekerja diperkebunan dan memiliki perkebunan, dimana mereka akan membantu penduduk setempat berkebun selama 1 minggu
Tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, biasanya para siswa akan mendirikan tenda untuk bermalam, itulah sebabnya kegiatan ini bernama kemah. Tetapi tahun ini, para siswa akan tinggal dirumah penduduk dengan kelompok yang sudah dipilih masing-masing oleh para siswa sendiri.
Saat menuruni bis, Claire tidak menghampiri Derald dan yang lainnya, Claire lebih memilih untuk menghampiri Juan dan Pita, dimana mereka satu bagian bagian dalam kemah ini, yaitu bagian acara. Claire masih ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu akan sikap Derald saat disekolah
"wei, kalian berantem?" tanya Matt menyenggol Derald sambil menunjuk Claire dengan dagunya
"engga, mungkin dia marah karena gue ngomong begitu disekolah"
"lo nya juga, udah tau Claire masih shock malah ngomong begitu, otak lo harus dicuci biar bisa mikir dulu kalau mau ngomong" ucap Ken lalu menghampiri Angel yang sudah Bersama dengan Claire
"lo sama Claire udah termasuk lama, baru kali ini lo lepas kendali"
"gue cuma ngerasa ga berguna buat dia" lirih Derald
"ya udah, kasih dia waktu dulu aja" Rio menepuk pundak Derald
Rumah penduduk yang ditempati Derald dan Claire untuk tinggal, terletak cukup jauh, karena mereka tidak bisa memilih untuk tinggal dimana, penduduknya sendiri yang memilih mereka, rumah penduduk yang mereka tempati berjarak 8 gang.
Selama disana mereka tidak bertemu sama sekali, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, Clairepun banyak tertawa disana, seperti tidak pernah ada masalah sebelumnya. Claire dan yang lainnya berkebun setiap hari memetik, menanam, memilih buah yang bagus dan tidak, bahkan membantu mengolahnya menjadi cemilan untuk dijual
Sampai hari terkahir, baru Claire dan Derald bertemu, karena dihari terakhir mereka akan membuat tenda ditengah lapang dan membuat api unggun
"hei" Derald menarik tangan Claire perlahan dan membawanya kepinggir sungai
"maafin aku ya" lirih Derald sambil menggenggam tangan Claire dan mengusapnya dengan ibu jarinya
"ga apa-apa kok, aku ngerti kamu lagi pusing sama masalah terror itu" Claire tersenyum menenangkan Derald
"harusnya aku dukung kamu bukannya malah kaya kemarin"
"udah, ga apa-apa kok, ak-"
"kak Derald, dipanggil sama guru" ucapan Claire terpotong oleh Shinta yang tiba-tiba datang
"udah, kamu kesana dulu gih"
"kamu ga ikut?"
"aku nyusul nanti ya, aku masih mau disini" Claire mendorong Derald pelan
"aku duluan ya" Claire hanya menangguk sambal tersenyum, Derald mengecup kening dan pipi Claire lalu pergi
"aku duluan ya kak" Shintapun mengikuti Derald dari belakang, setelah mereka menghilang dari pandangan, Claire kembali menghadap sungai
sedangkan dari jauh, ada seseorang yang memperhatikan Claire dengan tatapan benci, menggumamkan kalimat yang pasti akan membuat Claire merasakan kesedihan nantinya
*****
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & FRIENDSHIP (COMPLETE)
Teen FictionDerald, Claire dan ke 6 teman lainnya, hidup dengan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mereka, bersama, berkumpul untuk saling mengisi kehidupan satu sama lain Mengatasi masalah yang datang silih berganti bersama-sama tanpa orang tua...