Tidak seperti disekolah lain yang akan mengadakan pentas seni atau acara besar saat ulang tahun sekolah. Ernata memberikan freeclass saat hari ulang tahun sekolah.
Kebesokannya sekolah akan mengundang anak-anak dari beberapa panti asuhan untuk datang kesekolah
Para donatur juga sudah sepakat untuk memberikan sejumlah uang untuk membantu anak panti asuhan dalam hal sekolah
"Besok acaranya apa aja?" Tanya Wira. Saat ini mereka semua ada di ruangan para daddy yang dibuat untuk mereka. Karena freeclass, otomatis kantin akan sangat ramai
"Yaa paling quiz untuk anak-anak. Nyanyi-nyanyi, tiup lilin, bagi-bagi uang dan bingkisan, makan sama-sama. Biasanya sih begitu. Paling cuma beda beberapa hal" ucap Rio menjelaskan sambil menyenderkan kepalanya dibahu Cia yang sedang menonton
"Acara besok siapa yang tanggung jawab?" Tanya Ken
"Anak kelas 10 dan 11 yang tanggung jawab. Kita engga boleh ikut-ikut panitia lagi, kelas 12 soalnya" sahut Derald yang sedang meletakkan kepalanya dipaha Claire dan Claire mengusap rambutnya
"Berarti kita bebas dong. Engga ada tugas dan tanggung jawab apapun" ucap Matt yang diangguki oleh Derald dan Claire
"Boleh engga masuk?" Rio langsung dilempar bantal oleh Derald yang pas kena kemukanya
"Lu kenapa sih kalau ngelempar barang selalu tepat sasaran" keluh Rio
"Maunya lo engga masuk. Kita harus jadi pengawas disana. Takut ada yang kurang atau ada masalah" ketus Derald
"Kan gue mau engga masuk" keluh Rio
"Engga masuk aja sendiri" ucap mereka serempak
"Cia bebebku mau kan besok engga masuk?"
"Engga. Cia mau kesekolah liat anak-anak panti asuhan" ucap Cia menolak membuat Rio mengerucutkan bibirnya
"Pulang ayo. Siapin badan buat besok, besok pasti cape" ucap Claire yang diangguki oleh semuanya
Keesokan harinya mereka sudah menunggu anak-anak panti asuhan didepan gerbang. Walau mereka tidak menjadi bagian dari panitia. Tetapi mereka tetap donatur disekolah itu, jadi mereka harus turut membantu acara
Setelah semua anak panti masuk kedalam aula sekolah. Mereka menutup semua gerbang dan pintu aula. Claire dan yang lain hanya mengawasi dari belakang, sampai akhirnya ada salah seorang anak panti yang menggunakan kursi roda menghampirinya
"Kakak"
"Ada apa sayang?" Ucap Claire sambil berjongkok dihadapan anak laki-laki itu
"Aku ingin ketoilet kak"
"Ayo kakak antarkan" Claire mendorong kursi rodanya menuju toilet yang diikuti oleh Derald
"Aku aja yang bantuin" Derald menahan tangan Claire yang ingin membawa anak kecil itu masuk kekamar mandi
Saat Derald dan anak kecil itu sudah masuk kekamar mandi, Claire tersenyum geli melihat Derald yang tidak mengijinkannya membantu anak kecil tadi
"Sudah?" Tanya Claire kepada anak kecil tadi, yang menghampirinya duduk ditaman dekat toilet
"Sudah kak. Terima kasih kak" ucap anak kecil itu sambil tersenyum lebar
"Nama kamu siapa?"
"Nama aku Kevin kak. Nama kakak-kakak siapa?"
"Nama kakak Claire, yang itu namanya kakak Derald" Claire mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sedangkan tangan 1 nya menunjuk Derald
"Boleh tidak kak, aku sama kakak aja dibelakang?"
"Kenapa emangmya?"
"Tidak apa-apa" ucap anak kecil itu sambil menunduk
"Kamu engga perlu takut. Kamu harus berani" ucap Derald sambil mengusap kepala anak kecil tersebut
"Aku hanya sedikit tidak nyaman disana. Terlalu banyak orang" ucap Kevin
"Ya sudah. Kita disini aja. Kakak boleh tanya ga?" Kevin hanya menganggukkan kepalanya pelan
"Kalau boleh tau. Kenapa Kevin duduk dikursi roda?"
"Waktu umur aku 5 tahun, sekitar 2 tahun yang lalu. Aku sama orang tua aku kecelakaan kak, kaki aku harus dipotong satu dan orang tua aku meninggal" ucap Kevin sendu
"Maaf ya kakak engga tau" sesal Claire dan menggenggam tangan Kevin
"Kamu mau engga bisa jalan lagi?" Tanya Derald
"Mau kak mau" ucap Kevin antusias
"Sebelum itu. Kamu harus janji dulu harus berani dan tidak takut keramaian" Derald mengacungkan jari kelingkingnya yang disambut Kevin
"Siap kak" ucap Kevin cepat
"Kalau gitu ayo kita masuk kedalam" Derald mendorong kursi roda Kevin memasuki aula
"Kok lama?" Tanya Elyn saat Claire sudah duduk lagi disebelahnya
"Iya. Tadi Kevin engga mau masuk, katanya engga nyaman karena ramai"
"Kevin?" Timpal Matt
"Iya anak kecil yang tadi" mereka berduapun menganggukan kepalanya mengerti
"Terus gimana? Kok mau masuk?"
"Gue gitu loh" sombong Derald duduk disebelah Claire setelah mengantarkan Kevin
"Lo apain anak orang? Engga lo bikin takut kan?" Tuduh Matt
"Ya engga lah. Nanti aja dimansion sekalian ada yang mau gue omongin"
*****
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & FRIENDSHIP (COMPLETE)
Teen FictionDerald, Claire dan ke 6 teman lainnya, hidup dengan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mereka, bersama, berkumpul untuk saling mengisi kehidupan satu sama lain Mengatasi masalah yang datang silih berganti bersama-sama tanpa orang tua...