Mereka semua sedang berkumpul diruang kerja yang berada dimansion, dengan tangan kanan para daddy yang juga ada disana, melihat dan mendengarkan rekaman yang sudah didapat oleh tangan kanan para daddy
"jadi udah tau nomor telepon yang suruh?"
"sudah tuan muda"
"Matt, bantuin gue cek itu nomor"
Derald dan Matt sibuk mengecek, sedangkan yang lain duduk disofa panjang yang berada disitu
Sekitar 30 menit, Derald dan Matt sudah mengantongi alamatnya dan segera mencari alamat siapa itu
"SHIT" Derald mengacak rambutnya kesal
"kenapa?" Ken menghampiri mereka dan melihat laptop
"dia ngehubunginya ditengah jalan, dan disana ada rumah Jessy, Wira, Juan dan Pita"
"Emang engga bisa dilacak sekarang nomornya ada dimana?" Tanya Rio
"Engga bisa. Nomornya langsung dibuang sama orang itu setelah selesai menelepon. Jadi engga ada catatan apapun pada nomornya, selain saat orang itu menghubungi para pesuruh itu"
"biarpun kita ga tau siapa, tapi setidaknya kita bisa mengecilkan daftar tersangkanya kan, ya walaupun belum tentu mereka juga" ucap Claire
"udah pasti mereka, karena yang lainnya kita ga kenal sama sekali dan ga ada hubungan apapun sama kita maupun keluarga kita"
"Dari mana lo tau?"
"Gue sama Derald tadi sudah periksa data-data orang yang tinggal disana, dan kita sama sekali engga ada hubungan apapun. Entah itu disekolah ataupun dikantor"
"ya udah, kita fokus ke mereka dan suruh bodyguard untuk mengikuti mereka dari jauh"
"baik nona, saya akan menyuruh beberapa orang untuk mengikuti mereka"
"ya udah, kalian boleh kembali lagi" Tangan kanan para daddy langsung pamit undur diri
Mereka sekarang sedang fokus mencari semua data-data yang menjadi tersangka mereka, sedangkan yang perempuan menempelkan foto-foto tersangka pada papan tulis disana dan menempelkan kemungkinan-kemungkinan kenapa mereka melakukan semua itu
"Menurut kalian siapa yang berani kaya gitu?" Tanya Ken sambil mengetuk-ngetukkan tangannya disofa
"Menurut gue sih Wira, pindahnya Wira ke sekolah juga hampir sama dengan kejadian-kejadian aneh ini" celetuk Rio
"Motif dia tapi apa?"
"Mungkin engga sih, orang ini tau rumah mereka berempat. Jadi dia nelpon didaerah situ agar kita fokus sama mereka?" Ucap Claire
"Bisa aja sih kalau emang liciknya itu orang sudah diatas rata-rata"
TOK.. TOK.. TOK..
"MASUK" teriak Rio yang langsung ditatap sinis oleh yang lain karena suaranya yang kencang
"Permisi tuan, nona. Ada paket untuk tuan dan nona"
"Dimana bi paketnya?" Tanya Claire
"Didepan non, saya tunggu persetujuan tuan dan nona, baru nanti saya masukkan paketnya kedalam"
"Ayo bi, antar aku ketempat paketnya" Claire menggandeng tangan kepala pelayannya, membuat sang kepala pelayan sedikit canggung karena tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya
Derald dan yang lainpun langsung mengikuti dibelakang mereka. Derald yang melihat Clairepun hanya tersenyum, Derald senang karena Claire tidak pernah membedakan derajat orang. Claire tidak segan untuk memegang bahkan memeluk orang yang jauh dibawahnya
"Ini non paketnya" si kepala pelayan menunjukkan paket yang dipegang security pagar
"Pak, buka dong paketnya" minta Angel
"Baik non"
Selama menunggu, mereka menunggu dengan penasaran sekaligus deg-degan. Karena mereka merasa tidak pernah memesan ataupun membeli barang akhir-akhir ini
"Ini tuan, nona" security itu memberikan dus paket kepada Derald yang langsung dibukanya
Derald yang melihat isinya langsung menggeram. Begitupun dengan semua yang ada disitu. Bahkan kepala pelayan, security dan bodyguard yang ada disitu sedikit geram. Karena bagi mereka tuan dan nona mereka adalah orang yang baik, tidak pantas diperlakukan seperti itu
"Siapa yang ngirim pak?"
"Kurir tuan"
"Cari kurirnya sampai ketemu dan tanya dia sampai dia menjawab. Kalau dia melempar ke orang lain, cari orang itu sampai ketemu siapa dalang sebenarnya" perintah Derald kepada bodyguard yang ada disana. Dan langsung dilakukan saat itu juga oleh mereka
"Ini sih sudah seram pakai banget" ucap Cia
"Iya, kita harus secepatnya cari mereka dan harus mulai hati-hati dari sekarang" balas Matt
Isi kotak tersebut adalah gambar mereka berdelapan, yang kemungkinan diambil dari media sosial mereka, lalu dilumuri oleh darah. Disana terdapat tulisan "MENCARIKU?"
"Ayo kita masuk lagi, ke kamar gue sekarang" ajak Derald
Sesampainya dikamar, Derald langsung mengunci pintu dan mengaktifkan kedap suara untuk kamarnya. Untuk CCTV ataupun penyadap suara tersembunyi, Derald yakin itu tidak akan ada. Karena hanya dia dan Claire yang dapat masuk ke kamar itu, kamar itu menggunakan sidik jari dan sensor mata. Ia mengaktifkan kedap suara karena takut ada penyusup dimansionnya dan menguping pembicaraan mereka
"Barang apa yang selalu ada dan selalu kalian bawa kemanapun?"
"Anting"
"Kalung"
"Gelang"
"Cincin"
"Jam tangan"
"Dompet"
"Ngapain sih lo tanya begitu?" Celetuk Angel
"Barang bisa dibuang semua itu"
"Gue mau kita semua pasang pelacak GPS dibenda kita masing-masing"
"Untuk apa?" Tanya Elyn
"Untuk berjaga-jaga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan"
"Terus mau taruh dimana GPSnya?"
"Taruh di gelang karet aja GPSnya. Gelang karet kan lumayan susah dibukanya" usul Angel
"Boleh, tapi tetap semua benda yang gapernah lepas dari badan ditaruh juga. Untuk jaga-jaga kalau gelang karetnya hilang atau rusak"
"Gimana yang cowok? Kan cowok engga ada benda yang selalu dipakai tiap saat" tanya Cia
"Kalian pakai kalung aja, tapi kalungnya yang panjang dan engga keliatan dari luar" jawab Claire
"Boleh, kalau gitu kita kerjakan sekarang biar cepat selesai. Kalian yang cari kalungnya ya" ucap Derald
"Tenang aja. Aku ada persediaan kalung banyak kok. Cewek atau cowok juga ada"
"Oke kalau gitu kamu siapin semuanya ya" Derald menepuk kepala Claire, lalu langsung menarik para cowok untuk menyiapkan GPS yang akan digunakan. Terbiasa dan dekat dengan tangan kanan para daddy, membuat mereka memiliki GPS yang cukup banyak karena belajar merakitnya bersama tangan kanan para daddy
Setelah semua GPS dan benda-benda yang diperlukan terkumpul. Mereka semua kembali ke kamar Derald dan Claire, memulai semuanya dan memasang satu-persatu dengan kuat agar tidak lepas
"Sudah. Sudah berfungsi. Di hp kalian masing-masing bisa lihat posisi kita dan posisi diri sendiri, nanti gue akan sambungin ke jam tangan kita. Agar bisa lihat posisi yang lain tanpa harus pakai hp"
"Semoga cepat selesai ya masalahnya" doa Matt yang diamini oleh yang lain
*****
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & FRIENDSHIP (COMPLETE)
Teen FictionDerald, Claire dan ke 6 teman lainnya, hidup dengan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mereka, bersama, berkumpul untuk saling mengisi kehidupan satu sama lain Mengatasi masalah yang datang silih berganti bersama-sama tanpa orang tua...