Setelah sebulan kejadian itu, semua keadaan kembali normal seperti sebelumnya. Bahkan Wira, Pita dan Jessypun menjadi dekat dengan mereka berdelapan. Apa-apa selalu bersama
Seperti hari ini, mereka bertiga memutuskan untuk menerima ajakan Claire dan yang lain untuk tinggal bersama dimansion
"Kamar kalian disamping kamar Matt dan Elyn ya. Mau sekamar sama Pita apa Wira?" Goda Claire kepada Jessy
"Sama Pita aja kak, biar kak Wira tidur sendiri"
"Iya engga apa-apa kok. Kasihan Pita nanti jomblo sendiri" membuat Pita melototkan matanya kesal
"Ya sudah. Kamar lo disamping kamar Rio dan Cia ya" kasih tau Angel kepada Wira
"Diruang santai juga engga apa-apa. Bebas gue mah. Ruang santainya empuk ini sofanya" balas Wira sambil terkekeh kecil
"Engga boleh. Entar bau badan lo nempel disofa" ucap Rio
"Wangi begini" Wira mengarahkan ketiaknya ke muka Rio
"JOROK LUU" teriak Rio sambil mendorong-dorong Wira, Wira bahkan yang lain tertawa
Flashback on
"Kalian tinggal dimana?" Tanya Rio kepada Wira, Pita dan Jessy. Mereka saat ini sedang dikantin, makan dimeja yang sama
"Pita sama Jessy tinggal dirumah Jessy. Kalau gue tinggal dimansion sendiri"
"Wahh, kalau gitu tinggal bareng kita aja. Rame-rame, makin rame kan makin seru" usul Claire semangat
"Nah setuju tuh, kalian tinggal sama kita aja"
"Engga enak ah kita sama lo pada" ucap Wira tak enak hati
"Santai aja kali" ucap Derald
"Pokoknya harus tinggal sama kita. Pulang beresin barang kalian oke, dan langsung kemansion" putus Claire yang diangguki cewek yang lain
"Terima kasih ya kak" ucap Jessy dan Pita bersamaan
Flashback off
"Mau masak kak?" Tanya Jessy kepada para cewek yang sedang memotong-motong bahan untuk masak
"Eh sudah selesai beres-beresnya? Iya nih, mau masak buat makan malam"
"Sudah kak. Sisanya nanti malam aja, aku bantu potong ya kak"
"Aku juga" ucap Pita yang tiba-tiba ikut muncul
"Ayo-ayo. Makin banyak makin cepat selesai dan makin seru" ucap Cia
Hampir dua jam mereka masak, 10 jenis masakan selesai mereka masak. Walau ada maid, terkadang para cewek memilih memasak sendiri
Claire menghampiri cowok-cowol yang sedang ngobrol dikolam renang, disaat jarak sudah dekat. Claire menubruk Derald dari belakang
"Hai" Claire mencium pipi Derald
"Hei, sudah selesai masaknya?" Derald mencium ujung hidung Claire
"He'em. Ayo kita makan dulu" ajak Claire kesemuanya
"Ayo" Derald merangkul pinggang Claire sesekali mencium pipinya
"Wangi sekali ini hm" Derald menggesekkan hidungnya dipipi Claire, membuat Claire terkikik
"Aku belum mandi tau" jawab Claire sambil memeluk Derald dari samping
"Masa sih?" Ucap Derald pura-pura kaget "kok wanginya harum begini sih"
"Dari dulu sih harumnya" pede Claire
"Pede sekali kamu ini hm" Derald mengecupi pipi Claire
"Ih basah tau" Claire menahan pipi Derald yang ingin menciumnya lagi
"WOI PACARAN AJA. SINI WOI. PADA LAPER NIH" Teriak Rio
"Ganggu lo" ketus Derald. Lalu menarikkan kursi untuk Claire lalu duduk disebelah Claire
"Terima kasih" ucap Claire karena telah menarikkan kursinya sambil tersenyum manis
"Sama-sama cantik" balas Derald dan mengedipkan matanya
"LO YA!! Giliran sama gue ketus. Sama Claire aja sok manis" Rio melempar anggur kearah Derald
"Lo siapa gue?" Tanya Derald sinis
"Derald, Rio itu baper sama lo. Dia naksir sama lo. Makanya dia emosi pas lo ketus kedia, tapi ke Claire lo baik" jelas Cia. Membuat yang lain terkekeh dan menatap Rio jijik
"Ih kamu kok gitu sih sayang. Aku tuh cinta pake mati sama kamu. Engga mungkin lah aku suka sama Derald" ucap Rio sambil memeluk Cia
"Faktanya begitu. Iya engga" tanya Cia meminta persetujuan yang lain, dan semuanya pun mengangguk kecuali Derald yang jijik
"Jauh-jauh lo dari gue. Jijik" ucap Derald dingin
"Tuh kan naksir Derald" sela Cia saat melihat Rio mau protes. Membuat Rio mengerucutkan bibirnya
"Kok gue jadi jijik juga ya. Lo jauh-jauh ya dari gue. Gue jadi ngeri" ucap Matt menatap Rio geli
"GUE NORMAL YAA" teriak Rio, lalu masuk kedalam mansion sambil menghentak-hentakkan kakinya
"Kenal engga sih?" Tanya Ken
"Engga" jawab mereka serempak
"Ya sudah makan. Engga usah dianggap" ucap Derald dan merekapun mulai makan
Rio yang mengintip dari pintu pembataspun menggerutu
"Engga ada pedulinya amat sih. Kan gue laper, orang mah ngebaikin gue" keluh Rio
"Nasib jadi anak tiri kok ya gini amat ya"
"Sabar ya. Aku tau kamu laper, tapi nanti ya. Gengsi kalau balik lagi" Rio menepuk-nepuk pelan perutnya dengan berwajah sendu
"KALAU LAPER MAH MAKAN AJA SINI" teriak Ken yang melihat Rio mengintip
"ENGGA MINAT. TERIMA KASIH" teriak Rio balik lalu berjalan menuju depan. Yang lain hanya bergeleng melihat sifat Rio
"Sabar ya kak" ucap Jessy
"Tenang. Aku sudah sabar lahir batin" ucap Cia kalem
"Dia ini pawangnya Jes. Jadi dia santai" sahut Angel
"Itu engga dipanggil kak?" Tanya Pita
"Engga usah. Didapur dalam ada makanan kok. Paling dia lagi makan disana" jawab Cia santai yang diangguki paham oleh Pita
"Oh iya. Sekali lagi terima kasih ya. Kalian mau terima kita, padahal kita belum lama kenal"
"Nah karena itu. Butuh pendekatan biar lama-lama makin kenal. Jadi dengan lo tinggal sini bikin kita makin dekat" ucap Ken
"LO BENGKOK JUGA KAYA RIO??" Teriak mereka serempak
"EH EH EH ENGGA. ENAK AJA. GUA LURUS" merekapun terbahak melihat Ken yang kelabakan dituduh bengkok juga
*****
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & FRIENDSHIP (COMPLETE)
Teen FictionDerald, Claire dan ke 6 teman lainnya, hidup dengan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mereka, bersama, berkumpul untuk saling mengisi kehidupan satu sama lain Mengatasi masalah yang datang silih berganti bersama-sama tanpa orang tua...