Beberapa orang tua siswa yang merupakan donatur, menyuruh anaknya untuk mengikuti rapat. Agar guru-guru semua tau, mereka anak donatur dan harus jaga sikap
Terutama siswa-siswi kelas 10, yang merasa donatur bersikap sombong dan suka seenaknya, beberapa siswa yang mengetahui melaporkan hal tersebut ke kepala sekolah yang merupakan tangan kanan para daddy
Hari ini dilakukan rapat donatur untuk membahas masalah itu, orang tuanyapun ikut untuk membela sang anak
Mereka berdelapan termasuk Wira yang sudah menjadi donatur, menunggu diruang kepala sekolah sambil melihat rekaman rapat itu. Jika mereka merasa sudah kelewat batas, mereka baru menuju ruang rapat
"Saya donatur besar disini. Pantas dong kalau anak saya seperti itu. Dia memiliki hak disekolah ini" ucap salah satu orang tua sombong
"Betul itu, orang tua mereka donatur disini. Jadi mereka bebas ngapain aja" sahut yang lainnya
Para orang tua yang sombong dan merasa kaya tidak terima anaknya ditegur karena sudah membuat keributan dengan membully orang
"Itu salah mereka sendiri kenapa engga kaya seperti kami" ucap orang tua yang lain ketus
Disana sekitar ada 5 orang tua yang sama sombongnya dengan sang anak, sedangkan yang lainnya sebanyak 3 orang tua malah memarahi sang anak karena membuat masalah
"Engga salah anak jeng. Mereka punya hak kok, kita kan sudah kasih sumbangan disekolah ini" ucap ibu-ibu dengan dandanan menor sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas yang ia pegang
"Saya bisa aja mencabut semua uang yang kalian taruh disini" ucap tangan kanan para daddy
"Kaya kalian punya uang aja untuk mempertahankan sekolah ini, sudah bagus kita bantu" sinis suami si ibu berdandan menor
"Kamu engga tau, kita itu orang terkaya nomor 15" sahut yang lain
Membuat tangan kanan para daddy mengulum senyum. Karena merasa geli mendengarnya, sekolah ini bisa saja berdiri tanpa bantuan donatur sama sekali, karena semua majikannya orang terkaya nomor 1-8, tentu dengan orang tua Derald dan Claire yang menempati nomor 1 dan 2
"Iya, saya ini keluarga terkaya nomor 20 loh. Jangan macam-macam ya, sekolah ini bisa aja saya tutup sekarang" ancam yang lain
"Silahkan kalau kalian bisa tutup sekolah ini. Saat itu juga saya akan menutup semua perusahaan kalian dan membuat kalian jadi jatuh susah" ucap Derald yang memasuki ruangan rapat diikuti yang lain
"Heh bocah. Siapa kalian masuk-masuk aja. Ini tuh lagi rapat" sahut si bibir menor
"Kami donatur disini" jawab Claire dingin
"Donatur? Bocah kalian donatur? Engga usah menghayal deh. Uang jajan masih minta orang tua aja banyak tingkah. Jangan-jangan kalian orang miskin lagi" tangan kanan para daddy yang mendengarnya sudah geram
Tanpa banyak omong mereka semua mengeluarkan tanda pengenal keluarga. Keluarga mereka memiliki tanda pengenal berupa logo perusahaan mereka masing-masing, yang dilapisi dengan emas.
Semua orang tau tanda pengenal itu. Karena keluarga mereka selalu menggunakan tanda pengenal itu jika ada acara, agar semua orang tau dengan hanya melihat tanda pengenal itu
"Ka-kalian" orang tua sombong yang ada disitupun seketika pucat pasi mukanya
"Tanpa kalian, sekolah ini masih dapat berdiri sendiri" sahut Matt dingin
"Dasar belagu. Orang tua kalian tidak ada disini, engga ada yang ngebela kalian" sinis si bibir menor
Walaupun orang disitu tau bagaimana usaha yang dimiliki anak-anak dari pengusaha sukses itu. Tetapi mereka mencoba berani, karena merasa mereka lebih tua
"Tanpa merekapun kami bisa berdiri sendiri"
"Engga usah sombong kamu" hardik si bapak tadi
"Anda yang sombong dari tadi pak. Suka engga ngaca deh, sudah botak, hitam banyak tingkah lagi" sinis Rio, yang lain termasuk orang tua yang menentang kelakuan anaknya menahan senyum mendengar ucapan Rio
"Dasar engga sopan kamu ya, menghina suami saya" hardik si bibir menor
"Tante lagi, sadar umur tante. Sudah tua dandanan kaya ondel-ondel" sindir Rio
"Ka-"
"Lebih baik diam" ucap Derald dingin memotong orang tua yang mau menyela lagi
"Kalau kalian semua tidak bisa menghargai orang yang lain. Lebih baik kalian tidak usah menjadi donatur disekolah ini" ucap Derald to the point
"Boleh, tapi kalian kembalikan 2 kali lipat uang kami yang sudah masuk kesini" sinis salah satu orang tua tadi
"Kami akan kembalikan 10 kali lipat. Dan saya pastikan juga, jika salah satu perusahaan dari kami ada yang bekerja sama dengan perusahaan anda. Kami akan menarik semuanya" ucap Derald tenang
"Silahkan, kami tidak takut" semua orang tua sombong yang datangpun menantang Derald. Deraldpun menyuruh tangan kanan para daddy untuk mengurus semuanya
Setelah 5 menit. Semua hp orang tua yang sombong itu berbunyi. Mereka mukanya langsung pucat sesudah telpon dimatikan
"Gimana? Nyesel?" Ejek Wira
"Maafkan kami, kami janji akan berubah. Tolong jangan cabut semua kerja sama diperusahaan kami" ucap ibu menor dengan bergetar
"Kami sudah memberikan uang 10 kali lipat itu. Kalian bisa menggunakan uang itu untuk membangun usaha kalian lagi" ucap Matt
"Makanya jangan sombong. Diatas langit masih ada langit. Diatas air masih ada yang ngambang" sahut Rio
"Dan anak kalian yang sudah melakukan pembullyan diluar batas akan dikeluarkan" ucap Angel membuat siswa yang melakukan pembullyan parah langsung pucat
Mereka semua langsung meninggalkan ruang rapat tanpa mendengarkan perkataan apapun lagi dari orang-orang diruang rapat
"Heran. Baru kaya segitu aja sombongnya seantariksa" ucap Rio gemes
"Sekolahnya dibawah pohon toge" ucap Ken
"Semoga aja bisa jadi pelajaran anak donatur yang lain. Biar engga seenaknya lagi" ucap Claire yang diiyakan oleh yang lain
*****
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & FRIENDSHIP (COMPLETE)
Teen FictionDerald, Claire dan ke 6 teman lainnya, hidup dengan tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mereka, bersama, berkumpul untuk saling mengisi kehidupan satu sama lain Mengatasi masalah yang datang silih berganti bersama-sama tanpa orang tua...