02 - Second Letter from Anonymous

1.5K 227 8
                                    

Original Story © Keyralaws

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

02

02

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

“Lagi?” Kiba yang kebetulan memiliki loker di samping loker Sasuke, langsung melirik penasaran ketika lelaki itu mendapati sebuah Sticky Notes biru menempel di pintu loker bagian dalam untuk kedua kalinya. Sticky Notes dengan jus semangka adalah kasus yang pertama.

Sasuke hanya mengangguk, tidak terlalu antusias sebenarnya. Dia juga tidak habis pikir dengan gadis yang masih berpikiran untuk mengiriminya hal-hal yang di bencinya seperti ini. Aneh. Gadis itu memiliki selera yang luar biasa bertentangan dengan Sasuke.

“Pasti gadis aneh. Tidak heran.”

Bayangan tentang gadis cupu dengan baju kebesaran langsung masuk ke dalam kepalanya disaat dia menebak-nebak siapa gadis yang sampai se–repot itu mengiriminya semua ini. Bagi Sasuke jelas merepotkan, meskipun isinya tidak seberapa. Sasuke bahkan bisa dengan mudahnya membeli semua yang gadis itu berikan.

Melirik cola nya yang masih menganggur, Kiba pun mengambil kesempatan dengan mengambilnya dari dalam loker Sasuke. “Kau mau ambil colanya? Kalau tidak, aku bisa menerimanya seperti biasa. Sama seperti kemarin.”

Sebelum Kiba membuka kaleng sodanya, Sasuke sudah lebih dulu merebut kaleng cola dari tangan Kiba. “Kali ini tidak, aku haus.”

Kiba mendengus kesal. Padahal lelaki itu sudah menolaknya tadi.

“Omong–omong siapa gadis dengan inisial H?” kata Kiba penasaran dengan sosok si pengirim Sticky Notes untuk Sasuke. “Salah satu mantanmu, mungkin, Sas.”

“Aku tidak ingat. Demi tuhan, inisial seperti itu terlalu banyak di kampus ini. Kau pikir aku hapal?” Kiba seharusnya tidak lupa jika Sasuke bahkan tidak mengingat nama mantannya sendiri.

“Dia pasti gadis yang cukup aneh ya? Seleranya payah, meskipun hadiahnya lumayan. Tapi yang benar saja, dia seperti gadis yang baru saja mengatakan bahwa seorang Sasuke Uchiha tidak mampu beli sekaleng soda sendiri.” ujar Kiba yang sengaja menyisipkan kalimat ejekan.

“Mungkin. Aku bisa membayangkan kacamata besar yang bertengger di hidungnya.” balas Sasuke sembari tertawa geli setelah menyahut kalimat Kiba barusan. “Dasar Sasuke Brengsek Uchiha.”

“Bagaimana jika dia sangat cantik?”

Sejujurnya, Sasuke tidak memperhitungkannya. Mungkin karena dalam pikirannya tidak ada gadis cantik yang masih mau melakukan hal-hal bodoh yang cuma di lakukan orang jaman dulu. Terlalu kuno. Bahkan saking kunonya, Sasuke sampai berpikir yang mengiriminya Sticky Notes pastilah wanita-wanita yang sudah berumur.

“—sepertinya tidak mungkin.” setelah mengatakan jawabannya, Sasuke menutup pintu lokernya lantas bersandar sejenak.

“Bagaimana kalau kita bertaruh?” alis Sasuke terangkat tidak mengerti. Sama sekali tidak bisa menebak apapun yang tengah Kiba pikirkan sekarang. “Bertaruh untuk apa?”

Saat merasa sudah berhasil menarik Sasuke untuk merasa penasaran, Kiba terkekeh pelan. Seolah-olah kepalanya tengah menyuarakan kemenangan. “Kalau gadis itu cantik, dan kau menyukainya, kau yang harus mengirimi gadis itu Sticky Notes menjijikan ini, lengkap dengan hadiah kecilmu.”

Gila.

Jelas itu termasuk daftar hal gila untuk di lakukan seorang Sasuke uchiha, si lelaki paling populer di universitas. Sasuke tidak masalah soal hadiah. Apapun bisa Sasuke beli untuk gadis yang mungkin saja akan membuatnya jatuh cinta itu. Tapi menulis Sticky Notes itu terdengar terlalu menjijikkan. Apalagi jika perlahan populasi kampus mengetahui hal satu itu. Gila, reputasi Sasuke langsung hancur dalam kedipan mata.

“Ya, ku pikir tidak akan mungkin juga.” jawab Sasuke dengan kepercayaan diri khas miliknya.

Oh, brengsek. Awas saja jika kau jatuh cinta pada gadis itu nanti.”

Karena takut Kiba berbicara hal-hal aneh lagi, Sasuke memilih beranjak dari sana, berniat pergi ke kafeteria untuk mendapatkan makanan dan perhatian orang-orang tentunya.

“Berisik!” dengus Sasuke saat mendengar tawa Kiba yang tidak berhenti.

Mau tidak mau, Kiba tetap mengikuti lelaki itu. “Kau mau kemana?”

“Kafeteria. Sekalian bertemu Karin, dia menghubungiku terus, rasanya telingaku mau tuli.”

.....

17 Juli 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 Juli 2020.

© Keyralaws

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang