32 - Saturday Date

970 164 0
                                    

Original Story © Keyralaws

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

32

.....

“Kau serius? Tapi, bukankah Sasuke masih bersama Sakura?” Ino menutup mulutnya yang terbuka karena setengah terkejut, saat Hinata mengatakan bahwa Sasuke mengajaknya pergi Sabtu nanti sebagai Hinata Hyuga, dan juga sebagai si gadis H. Lelaki itu pasti gila.

“Apa menurutmu Sasuke tahu jika gadis H adalah aku?” kemungkinannya memang terdengar seperti itu, mengingat Sasuke dulu pernah berpikir demikian. Kalau tidak, lelaki itu pastilah lelaki kurang ajar yang mengajak dua gadis pergi disaat lelaki itu masih memiliki kekasih.

“Entahlah, Nata. Si brengsek itu makin sulit di tebak. Tapi kalau kau mau pergi, coba saja. Kalaupun kau tidak mendapatkan Sasuke akhirnya, setidaknya kau sudah pernah pergi bersamanya, kan?”

Jawaban Ino terdengar menyebalkan, setidaknya bagi Hinata. Tapi akhirnya juga, Hinata sadar bahwa Ino mungkin benar. Tidak ada kepastian tentang Sasuke yang mungkin akan jatuh cinta padanya. Dan selama itu, Hinata juga tidak pernah menyiapkan patah hati pertama yang. Jadi, seharusnya, Hinata mengambil seluruh kesempatan yang dia punya untuk bersama Sasuke, kan?

“Apa aku terdengar jahat jika melakukannya?” tanya Hinata dengan perasaan ragu.

Ino menghela nafasnya. Tentu saja itu terdengar sangat jahat. Tapi ini adalah Sasuke Uchiha, lelaki yang bahkan lebih jahat. “Apa kau pikir Sasuke dan Sakura berpacaran dengan perasaan yang besar? Kau tahu siapa Sasuke dan Sakura. Agak mustahil untuk membayangkan mereka punya perasaan yang sama besarnya.”

Ino benar. Mereka mungkin hanya dua orang populer, yang berakhir bersama dalam hubungan semacam itu. Tidak pernah ada pernyataan kongkrit jika keduanya memang jatuh cinta atas besarnya rasa yang sama.

“Setidaknya, Nata, dalam jatuh cinta, kau harus mencari kesempatan dan punya kesempatan itu. Mustahil untuk kau mendapatkan Sasuke jika kau tidak punya kesempatannya.” kata Ino akhirnya. Tidak punya pilihan lain selain menyarankan itu. “Lagipula, kesempatan ini datang dari Sasuke yang menawarkannya padamu, kan? Kalau bukan dia yang memberimu, kau yakin bisa mencarinya sendiri?”

Sejak acara mengobrol mereka di kafe bersama Sakura, dan Sai, sejujurnya Hinata jadi kepikiran. Sai mengatakan bahwa lelaki itu akan mendukungnya untuk membuat Sasuke jatuh cinta padanya. Tapi dia sendiri tidak tahu apakah Sasuke bisa jatuh cinta pada gadis sepertinya. Sai juga selalu mengungkit soal mencari cela dari Sakura, agar Hinata punya kesempatan yang sama.

Tapi dalam kepalanya, Hinata merasa itu agak terlalu jahat untuk dia lakukan pada Sakura—mengingat mereka ini sama-sama perempuan.

“Kau yakin ini tidak apa?”

Ino menyandarkan punggungnya pada dashboard kasur, kemudian memejamkan matanya. “Itu terserah mu, Nata. Tapi menurutku, itu tidak masalah. Kelebihan Sakura adalah gadis itu bisa membuat Sasuke menyukainya, tanpa perlu melakukan apapun. Sementara kau, kau harus melakukan apapun untuk membuat Sasuke jatuh cinta padamu. Sejujurnya itu terdengar sangat adil.”

Lagi-lagi, Ino benar. Semua yang Sakura miliki, adalah semua hal yang dia tidak akan miliki. Seharusnya itu sudah adil untuk mereka melakukan segalanya dengan cara masing-masing. Tapi, Hinata ragu. Sejujurnya dia takut jika pada akhirnya, dia akan tetap kalah.

Dan menerima tawaran Sasuke untuk pergi Sabtu nanti, sepertinya bukan hal yang berlebihan juga.

Mereka hanya pergi. Dia dan Sasuke. Paling, hanya berakhir makan di kafe dan mengobrol beberapa jam, sampai sebelum Sakura menelepon Sasuke dan meminta waktu lelaki itu.

Hinata tidak egois. Dia hanya sedang berusaha melakukan sesuatu untuk jatuh cintanya.

“Sepertinya kau benar. Lagipula, kapan lagi aku punya kesempatan untuk pergi bersama Sasuke seperti kencan pertama?” jawab Hinata, setelah sisi egoisnya yang menang.

Mereka hanya pergi jalan.

Bukan berarti mereka akan menjadi dua orang yang saling jatuh cinta.

.....

22 Juli 2020.

© Keyralaws

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang