35 - Maybe, Before Date

1K 169 8
                                    

Original Story © Keyralaws

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

35

35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

"Ya tuhan!" Hinata berseru kaget saat mendapati wajah Sasuke yang tiba-tiba sudah duduk di depannya. Kepalanya kemudian menoleh ke seluruh kafeteria, merasa bingung karena Sasuke memilih duduk di depannya, padahal banyak kursi yang masih kosong, karena itu masih belum jam makan siang kampus.

Sasuke tersenyum geli di tempatnya, ketika melihat Hinata dan wajah bingungnya yang menjadi satu. "Apa aku sangat mengejutkanmu? Sepertinya iya."

"M-maaf, aku terlalu fokus membaca buku sampai tidak sadar kau duduk disana. Makanya aku agak terkejut." jelas Hinata yang merasa tidak enak, sekaligus takut jika Sasuke salah paham padanya.

"Tidak masalah. Sepertinya kau juga sedang mendengarkan lagu, ya?" ucap Sasuke begitu sadar ada earphone berwarna biru yang tergeletak di samping buku gadis itu. "Apa itu lagu after the heartbreak yang kau suka?"

Di singgung soal lagi itu, Hinata gelagapan. Memutar kembali ingatannya ke waktu dimana mereka duduk di kafeteria, dan semuanya berantakan karena Kiba memulai segalanya. Hari yang akhirnya membuat Hinata hampir saja menyerah, seandainya Ino tidak menawarkan sesuatu tiba-tiba padanya. "Bukan. Aku punya banyak lagu selain itu, sejujurnya."

Jawaban Hinata membuat Sasuke terkekeh pelan. Merasa lucu karena gadis itu menganggapnya serius.

"Tentu saja aku tahu kau punya banyak lagu. Aku hanya bertanya lagu itu, karena, ya, aku cuma tahu lagu itu yang kau sukai." sahut Sasuke.

"Y-ya, begitulah." Hinata tidak tahu menjawab apalagi ketika satu kalimat itu meluncur dari Sasuke. "Uhm, apa kau sudah tidak ada kelas lagi?"

Tidak. Hinata tidak bermaksud mengusir Sasuke atau apapun itu, dia hanya benar-benar bertanya karena rasanya dia jadi luar biasa gugup ketika berdua dengan Sasuke. Padahal pertemuan mereka berdua sebelumnya tidak separah hari ini.

"Lebih tepatnya, aku membolos." Sasuke menjawab sembari tertawa. Tetapi matanya tidak lepas dari Hinata yang masih memerhatikannya baik-baik. "Oh ya, aku boleh bertanya sesuatu?"

"Tentu saja. Apa sekarang bertanya juga dikenakan biaya?" jawab Hinata dengan nada setengah bercanda. Mencoba menemukan dirinya untuk merasa lebih santai agar Sasuke bisa merasa nyaman.

Tetapi setelah Hinata menjawab, sekarang malah Sasuke yang terdiam. Lelaki itu berpikir banyak hal. Tapi yang paling dominan adalah berpikir untuk pertanyaan apa yang harus dia ajukan. Bukan, lebih tepatnya bagaimana caranya dia untuk bertanya agar gadis itu mau menjawabnya dengan rinci.

"Ada masalah?" Hinata mengibaskan tangannya didepan wajah Sasuke untuk menyadarkan lelaki itu, karena dari yang di lihatnya, Sasuke tiba-tiba saja terdiam tanpa alasan.

"Waktu itu, bagaimana kau bisa datang bersama Sai? Apa sekarang kalian dekat?" karena rasa penasaran lebih memenuhi dirinya, Sasuke akhirnya bertanya setelah meruntuhkan segala harga dirinya, juga setelah dia rasa ada kalimat yang pantas untuk dia tanyakan pada gadis itu tanpa membuat Hinata tersinggung. "Kau tahu, dia temanku yang tidak pernah dekat dengan gadis-gadis. Jadi rasanya, agak mengejutkan saat melihatmu tiba-tiba datang bersamanya."

Itu adalah ketika pertandingan basket. Ketika pertama kali Sasuke melihat Sai datang sembari menarik Hinata, perasaannya luar biasa campur aduk. Dia bingung, kesal, sebal, penasaran, dan semua perasaan aneh tiba-tiba datang. Tapi Sasuke tahu jika yang paling penting adalah ketika dia merasa luar biasa kesal. Perasaan seperti dia menyahut dalam dirinya sendiri seperti, seharusnya aku yang datang bersama Hinata.

Jadi karena bertanya pada Sai bukanlah ide yang bagus, Sasuke lebih baik bertanya langsung pada Hinata. Dengan kepercayaan diri bahwa gadis itu mau menjawabnya.

Tapi lagi-lagi Hinata gelagapan. Bingung untuk menjawab cerita sebenarnya, atau dia harus mengarang dengan cara yang bagus.

"Ah, soal itu-" kata Hinata akhirnya. "Waktu itu sepertinya kebetulan lagi. Aku dan Ino memang punya janji untuk nonton bersama, tetapi kemudian Ino harus mengerjakan tugasnya. Jadi, saat kita sengaja tidak bertemu, dia tiba-tiba, menawarkan untuk datang bersama karena dia pikir, ada Kiba disana."

Akhirnya Sasuke merasa lega. Setidaknya dia tahu bahwa mereka tidak berkencan, dan tidak akan berkencan. Tidak seperti jawaban Sai yang mengatakan kemungkinan itu bisa terjadi lain kali.

Oh, sialan. Sai benar. Kalau Sasuke bahkan masih memiliki Sakura, lambat laun, Sai bisa saja jatuh cinta pada Hinata, juga sebaliknya. Mereka akan menjadi sepasang kekasih, sementara Sasuke hanya akan mengigit jarinya kesal, setiap kali melihat mereka datang berdua.

Berarti jalan satu-satunya adalah, agar dia putus dari Sakura. Seharusnya begitu. Belum lagi soal H, yang sepertinya tidak akan mau bertemu sebelum dia dan Sakura berakhir.

"Ku pikir kalian-" ucap Sasuke.

Hinata menggeleng. Tidak membenarkan asumsi dalam kepala lelaki itu. "Tidak. Kami tidak berkencan atau semacamnya. Setidaknya sampai hari ini, semuanya tidak seperti itu."

Setidaknya.

Setidaknya.

Oh, Sasuke benar-benar harus berpikir keras, karena sepertinya Hinata juga mulai berpikir kemungkinan itu. Gila!

"Kau tidak lupa, kan, jika besok kita akan pergi bersama?"

"Apa itu perlu? Maksudku, bahkan saranku waktu itu-"

Penolakan dengan banyak alasan dari Hinata membuat Sasuke mendadak kesal.

"Tidak. Pokoknya besok aku akan mentratirmu. Kalau kau mau anggap ini ajakan berkencan, aku tidak masalah."

Hinata melongo ditempatnya.

Berkencan, katanya?

.....

22 Juli 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22 Juli 2020.

© Keyralaws

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang