47 - Hinata & Ino

936 136 1
                                    

Original Story © Keyralaws

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

47

47

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

“Kau pasti sedang senang, kan?” Ino bisa langsung menebak saat menemukan wajah Hinata yang tersenyum berulang kali sembari berguling diatas kasur—kebiasaan yang selalu gadis itu lakukan ketika gadis itu merasa sangat senang. Jadi Ino sudah bisa langsung tahu bahwa Sasuke Uchiha lagi-lagi penyebab semua itu. “Kau benar-benar teman yang paling mengenal aku, ya, Ino?”

Oh, tentu saja. Bukannya kebahagiaan seorang Hinata Hyuga adalah Sasuke Uchiha?” Ino lantas ikut tertidur di atas kasur Hinata setelah menyuruh gadis itu memberinya ruang. “Apa kau senang karena akhirnya kau bisa melihat Sasuke yang berjuang?”

Hinata mengangguk sembari menatap langit-langit kamarnya. Tentu dia tidak berbohong bahwa dia sangat senang. Senang karena akhirnya, dia bisa merasakan bagaimana rasanya di perjuangkan oleh seseorang yang dia sukai selama dua tahun ini. Meski rasanya aneh, dan Hinata masih berpikir bahwa ini mimpi, dia tidak akan mengelak bahwa dia sangat senang.

“Aku senang sekali, Ino. Melihatnya berusaha untukku, seperti melihat diriku sendiri di masa lalu.” ucap Hinata yang kemudian terpejam, menggali lagi ingatannya ke masa dimana untuk pertama kalinya, dia jatuh cinta pada Sasuke, ketika untuk pertama kalinya, Hinata berusaha mengenal lelaki itu.

Sebagai orang yang pernah berjuang, Hinata tahu itu semua tidak mudah. “Tapi yang lebih membuatku senang adalah, karena dia menghargaiku, dengan berusaha memahamiku—memahami, kenapa aku memberikannya tantangan konyol itu. Oh, padahal aku sudah pasti akan menerimanya, kan?”

Diam-diam Ino mengangguk, kali ini setuju dengan kalimat Hinata soal Sasuke yang tampak sangat serius. Ino bahkan masih mengingat percakapannya dengan Sasuke kemarin sore, ketika lelaki itu menunggunya di depan kelas dan mengatakan semuanya.

Untuk pertama kalinya, Ino bisa melihat bagaimana seriusnya seorang Sasuke Uchiha. Bagaimana cara lelaki itu menghargai keputusan Hinata yang tidak masuk akal itu. Ino juga bisa langsung merasakan bahwa Sasuke juga ingin berjuang.

“Kau benar. Kali ini aku bisa memastikannya. Aku bisa lega karena dia tampak sudah berubah, Nata.” Ino benar-benar mengatakan itu untuk Hinata. “Tapi kau harus lihat bagaimana wajah menyedihkannya yang memintaku untuk membantunya. Benar-benar menggelikan. Rasanya sampai aku mau muntah.” setelahnya, Ino tertawa geli, kembali mengingat wajah Sasuke yang menurutnya sangat menggelikan.

Hinata jadi penasaran. “Oh ya? Seharusnya kau memotretnya untukku, Ino.” kemudian ikut tertawa geli bersama Ino.

“Itu adalah wajah Sasuke yang paling menyedihkan yang pernah aku lihat. Ya Tuhan, dia benar-benar bisa gila jika aku tidak mau membantunya mendapatkanmu.”

Lagi-lagi keduanya tertawa. Mencoba membayangkan satu hal yang sama—wajah Sasuke yang menyedihkan. Tetapi saat Ino mengingat sesuatu, dia langsung berbalik. “Lalu bagaimana dengan H? Apa Sasuke sudah lupa?”

Sejujurnya tidak.

Hinata masih mendapat Sticky Notes berwarna merah muda di lokernya setiap kali dia melipir. Isinya masih beragam, meski kelihatannya seperti mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius. Tetapi kebanyakan isinya adalah tentang ajakan bertemu yang sempat gagal.

Dan setiap kali mengingat itu, Hinata berubah kesal. Seandainya Sasuke dan Sakura belum putus, Hinata pasti sudah akan menyerah sekarang. Tetapi karena takdir berkata lain, Hinata malah jadi bersyukur karena janji mereka gagal waktu itu. Setidaknya, ada rencana yang lebih bagus.

“Dia bilang, dia ingin menyelesaikannya dengan benar, meski setelah ini, kita akan menjadi dua orang patah hati. Omong kosong, dia bahkan mengejarku dan punya jaminan akan mendapatkanku bahkan setelah H benar-benar menyerah, kan?”

Untuk yang satu itu, Ino lagi-lagi tertawa geli. Benar-benar menertawakan kebodohan seorang Sasuke Uchiha yang masih tidak menyadari siapa H sebenarnya. Ino jadi benar-benar merasa bersyukur karena sudah putus dari lelaki itu.

“Sepertinya dia benar-benar lelaki yang bodoh, dan mudah dibodohi, ya?”

Malam itu, Hinata akhirnya bisa tertawa sangat lepas. Tertawa untuk perasaannya yang akhirnya punya harapan.

.....

10 Agustus 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 Agustus 2020.

© Keyralaws

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang