23 - Ino's Plan

1.1K 170 1
                                    

Original Story © Keyralaws

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

23

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....


"Kau yakin cara ini akan berhasil, Ino? Kau tahu, bagaimana jika akhirnya akan tetap berantakan?"

Ino tidak lupa. Dia ingat bahwa dia yang mengatakan pada Hinata bahwa gadis itu harus merubah segala rencananya; berhenti mengirim Sticky Notes, berhenti mendengarkan lagu after the heartbreak, dan juga berhenti untuk hal-hal lainnya yang mungkin saja berpotensi membuat Sasuke tahu tanpa hasil apa-apa.

Saat Ino mengatakan jika kali ini biar dirinya saja yang melakukannya, tentu Ino serius. Dia tidak berbohong. Sudah saatnya Ino melakukan sesuatu untuk Hinata. Tetapi yang salah adalah, Ino tidak akan mengirim Sticky Notes untuk Sasuke seperti yang Hinata lakukan selama ini. Demi tuhan, sejak awal Hinata memiliki rencana itu, Ino bahkan sudah muak setengah mati. Jadi sangat tidak mungkin jika dia mau melakukannya.

Di banding semua itu, Ino tentu saja punya rencananya sendiri.

"Dengarkan aku, Nata. Untuk sekarang, kau harus fokus bersikap biasa. Anggap saja kalian tidak pernah bertemu sekalipun, atau bersikap saja untuk segalanya yang natural."

Sejak awal, Ino tahu tidak mudah. Bahkan jika Hinata hanya berencana membuat Sasuke penasaran, semuanya tidak berarti bahwa lelaki itu akan menyukai Hinata kembali. Tidak, apalagi setelah lelaki itu memiliki Sakura.

Sebagai mantan kekasih yang meskipun sangat Ino sesali, dia jelas tahu sedikit banyaknya tentang Sasuke. Meski lelaki itu brengsek, Sasuke tetap hanya akan bertahan pada satu gadis; yang kemudian akan di putusinya seminggu kemudian. Lelaki itu senang berganti kekasih, tetapi lelaki itu tidak pernah memutuskan untuk memiliki hubungan dengan banyak perempuan di waktu bersamaan. Mustahil.

"Kau bisa ku percaya, kan, Ino?" Ino mengangguk, tahu apa yang sedang Hinata khawatirkan.

"Asal kau tidak berpikir aku akan merebut Sasuke darimu, aku tidak masalah." ucap Ino.

Setelahnya, Hinata menghela nafas. Sejujurnya bukan itu yang menjadi masalah dalam kepalanya. "Kau tahu bukan itu maksudku. Apa mungkin sudah sebaiknya berhenti?"

"Berhenti disana, Hinata Hyuga. Kau tidak bisa setengah-setengah soal perasaan mu. Kalau sejak awal kau percaya bahwa Sasuke akan jatuh cinta padamu, kau yakini saja itu. Jangan jadi Hinata Hyuga yang tidak aku kenal, okay?"

Ino mungkin lebih suka jika Hinata jatuh cinta pada orang lain selain Sasuke, tetapi Ino lebih tidak suka jika Hinata patah hati hanya karena Sasuke Uchiha tidak bisa mencintai gadis itu kembali. Dia bukan pecinta drama, tapi dia percaya bahwa mungkin saja akan ada waktunya untuk Sasuke akhirnya jatuh cinta pada satu gadis.

"Menurutmu, apa Sasuke sudah tahu?" tanya Hinata sembari mengigit bibir bawahnya—merasa ragu dan takut.

Jika di lihat dari situasinya, dan dari apa yang Ino dengar, tentu saja jawabannya iya. "Ku rasa sudah. Kau tahu dia tidak sebodoh itu, meski dia lelaki brengsek. Apalagi dia mungkin saja berpikir kenapa kau sampai repot mengaku sebagai Miyawaki Hinata alih-alih Hinata Hyuga."

Hinata menangkup seluruh wajahnya, mulai membayangkan bagaimana jika mereka bertemu dan Hinata harus bersikap seolah-olah mereka tidak akrab seperti sebelumnya, dan melupakan pembicaraan di meja kafeteria tempo hari. Itu terdengar tidak mungkin.

"Aku tahu Sasuke sudah penasaran tentang gadis H, sebelum dia akhirnya tahu bahwa gadis itu adalah dirimu. Tetapi Nata, itu tidak berarti dia menyukaimu. Jadi kita harus memainkan permainan lebih baik lelaki itu."

Tentu saja itu poin penting dari rencana yang Ino pikirkan. Selain membuat Sasuke terkecoh, Ino harus memastikan Sasuke mau melakukan sesuatu untuk Hinata.

"Memusingkan. Kenapa juga aku harus bertemu Kiba sialan itu. Jika dia tidak berulah, semuanya tidak akan jadi begini."

Ino tahu hal itu. "Ya, tapi kau juga tidak akan selamanya bersembunyi, kan? Suatu saat Sasuke pasti tahu entah bagaimana caranya. Bahkan seharusnya, lelaki itu bisa tahu dengan mudah jika dia mau."

Oleh karena itu Ino yakin, jika Sasuke belum melakukan apapun, itu berarti lelaki itu belum punya keinginan yang besar. Dengan kata lain—perasaan untuk Hinata terdengar masih sangat jauh.

Ino tidak bodoh, apalagi Sasuke. Kalau lelaki itu peduli, dan tertarik, lelaki itu pasti melakukan apapun untuk tahu siapa si gadis H. Ino tahu seperti apa Sasuke. Jadi jika lelaki masih bersikap biasa, katakan saja bahwa hal itu belum cukup penting untuk dia pikirkan repot-repot. Dan itu adalah satu hal yang perlu Ino ambil alih. Dia tidak bisa membiarkan Sasuke lelah sendirian, dan berharap lebih, sementara mungkin hasilnya masih jauh.

"Kau benar." kepala Hinata tertunduk saat kalimat Ino terasa sangat menusuk. "Aku dan Sticky Notes ku pasti bukan hal yang penting untuk Sasuke pikirkan."

Melihat Hinata yang berwajah muram, Ino menjadi tidak enak hati. Dia tahu kalimatnya mungkin menyakitkan, tetapi itu lebih baik daripada Sasuke yang akhirnya menyakiti gadis itu.

Jika sudah begini, Ino tidak punya pilihan. Dia hanya punya satu rencana, dan dia akan memastikan Sasuke mau melakukannya.


......

20 Juli 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20 Juli 2020.

© Keyralaws

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang