5

1K 173 55
                                    


Mulut Jennie bahkan setengah terbuka, tak bisa tahan kekaguman. Dapati pria Kim sudah menceburkan diri didekatnya.

Terpana saat lihat Hanbin menyugar rambut lebatnya yang basah kebelakang. Berenang dekati Hanbin. "Apa yang kau lakukan?"

Terkikik singkat, "Berenang(?)"

Jennie tak sadar ternyata pria itu sudah tanggalkan bajunya dan meninggalkannya di tepi pantai. Mendengar jawaban Hanbin, senyuman lebar terukir di bibir Jennie.

"Mau balapan?" tantang Hanbin.

Jennie berdecih remeh, yang benar saja?! manusia yang selalu berjalan dengan kaki menantangnya balapan renang?

"Bahkan dengan mata tertutup aku bisa sampai lebih dulu," angkuh Jennie mengangkat dagunya.

"Lihat saja nanti, sampai karang yang disana ya," tunjuknya kedepan, mungkin jaraknya hanya 11 meter.

"Pemenangnya akan dapat apa?"

"Wah, apa ini? siren juga bermain taruhan??"

Terkekeh singkat lalu berenang dan ambil posisi tepat disisi kanan Hanbin. Bersiap digaris start-nya.

"Tentu, aku tak mau kalau tak menguntungkan,"

"Menang dulu baru tentukan taruhannya,"

Keduanya bersiap seolah mereka adalah atlet renang sesungguhnya. Pada hitungan ketiga yang Hanbin lontar, gadis itu langsung melesat cepat menuju target.

Yang mengajak balapan malah tertinggal. Selain sebab ia sudah lama tak berenang dengan serius begini, itu juga akibat pria Kim kedinginan.

Jennie sudah sampai disana dan menyentuh karang yang mereka anggap sebagai garis finish.

"Yeay! aku menang!!" teriaknya girang dari jarak 4 meter didepan Hanbin.

"Curang! kau punya ekor," elaknya tak terima.

"Ya terus? eiy! jangan alasan, Jennie menang dan Hanbin kalah," masih lakukan selebrasi dengan ber-hore-hore ria.

Air laut, ditambah anginnya juga ini malam hari, bertambah dingin jadinya. Bibirnya sudah biru mungkin sekarang.

Tak dengar suara Hanbin lagi, siren itu menoleh kearahnya. Dan berenang melesat dekati posisinya.

"Hanbin kenapa?" tanya siren kala sudah saling berhadapan dekat satu sama lain.

"Tadi kau bilang airnya hangat," sungut Hanbin memeluk dirinya sendiri.

"Iya kan hangat bagiku, kubilang,"

Nefastus [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang