8

953 168 44
                                        

Tentu saja Jennie tak mampu jawab. Bukan tak mampu, belum mampu. Ia sudah punya jawaban, tapi belum mampu mengutarakannya sebab masih sibuk menyelami manik legam Kim Hanbin.

Kemudian Jennie ingat tubuh pria Kim tengah basah kuyup saat ini, jadi ia menggurungkan niat. Merayap ke tengah, setelah memutus tautan intens antara tatapan mereka satu sama lain.

"Pulang Hanbin, dingin," suruhnya.

Alis kiri pria Kim naik seinci, "Serius menyuruhku pulang?" Jennie hanya menatap balik tanpa menjawab atau anggukkan kepala.

"Aku tidak mau pulang," kembali duduk dengan nyaman beralaskan pasir pantai yang agak basah karenanya tadi.

"Pulang," Jennie mentitah lagi dengan singkat.

"Kau mengusirku?" memang dingin, angin malam menerpa kulitnya langsung  ditambah ia basah kuyup saat ini.

Siren itu menghela nafasnya, "Jane saja yang kembali duluan," berenang lebih ketengah untuk kembali menyelam.

"Aku akan tetap disini," sergah si pria kekeuh segera hentikan pergerakan gadis itu.

Lama-lama frustasi juga Jennie menghadapi Hanbin kini. Mendekat lagi pada si pria, begitu-pun Hanbin yang merubah posisi duduknya jadi bersimpuh.

"Hanbin, pulang ya?" pipinya langsung menggembung tahan sebal setelah dapatkan gelengan singkat dari pria Kim.

"Biasanya kau akan menahanku agar jangan pulang, sekarang kenapa?"

"Hanbin basah, dingin disini, bisa sakit nanti, jangan sakit," ia tunjuk tubuh Hanbin disertai gelengan kepala pelan.

Keduanya lagi terpaku diantara jalinan titik intim tatapan mata mereka. Jennie cantik. Hanbin akui itu, ia tak akan membawa-bawa fisiknya yang bukan manusia.

"Kau harus bernyanyi, setelah itu aku akan pulang,"

Jennie tak setuju, ia gelengkan kepala dengan keras lalu menatap tajam si pria tepat di matanya. Ekspresinya benar-benar tak senang akan permintaan Hanbin.

"Yasudah aku akan tetap disini," finalnya.

Jennie berenang lebih dekat, "Jane akan menuruti Hanbin, apapun tapi tidak bernyanyi,"

"Apa?"

"Hanbin mau apa?"

"Kau bernyanyi,"

"Tidak!"

Keduanya malah terus berdebat seperti ini. "Aku ingin kau bernyanyi,"

"Tapi Jane tidak!"

Kalimat Hanbin berintonasi santai tapi Jennie dengan nada yang lebih tinggi darinya.

"Yasudah terserah kau mau lakukan apa, aku akan tetap disini," acuhnya berpura-pura palingkan wajah.

Mereka terdiam di posisi masing-masing, Jennie tengah memaksa otaknya untuk berfikir dengan keras, kira-kira apa yang bisa membuat Hanbin menurut untuk pulang?

"Jane pulang," pamit Jennie dengan lirih menyerah untuk bujuk si pria.

Berenang dengan perlahan menuju ketengah laut yang sudah tak ada batu-batu karangnya.

Hanbin malah panik, ia bersimpuh dekat dengan ombak yang bergerak pelan pasang dan surut.

"Jane! kalau kau pulang aku tak akan kesini lagi!!" serunya.

Tepat, berhasil hentikan Jennie sebelum ia menyelam kebawah laut. Berbalik menoleh pada si pria, jarak keduanya sudah cukup jauh terbentang.

Melihat Jennie yang hanya diam, Hanbin bangkit dari sana hendak pulang saja. Sebelum melangkah, pergelangan kakinya dicegat.

Nefastus [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang