9

1K 156 55
                                        


"Hyung, ini pak Han, dia yang memasok bahan ke resto dari hasil tangkapannya,"

Kedua pihak yang tengah Hanbin perkenalkan segera berjabat tangan. Siang tadi Yunhyeong tiba di Mungap-do dan langsung pria Kim ajak untuk berkeliling.

Dan pak Han, kalian pasti masih ingat. Nelayan senior yang waktu itu, saat Hanbin pertama kali bertemu sekawanan siren di laut.

"Aku yakin interior-nya pasti bukan kau yang mendesain," katanya meremehkan, tapi memang bukan Hanbin kan yang melakukannya.

"Jiyong hyung membantuku,"

Kepala pria Song hanya angguk-angguk seperti pajangan anjing di dashboard mobil.

"Jadi menu disini tergantung hasil tangakapan hariannya atau bagaimana?" tanya chef itu minta penjelasan lebih.

"Ya kalau tak ada kendala yang aneh-aneh sih hasil tangkapan lautnya pasti lengkap," terang pak Han.

"Kendala? contohnya apa??"

Hanbin dan nelayan senior itu saling lirik lewat sudut mata. Disadari oleh Yunhyeong yang menatapnya bergantian.

"Apa--ada masalah?" bertanya hati-hati.

"Ah tidak-tidak," sergah Hanbin segera.

Langsung ditimpali oleh pak Han, "Kendalanya itu kan badai mungkin, sering terjadi ditengah laut begitu," jelasnya.

Sukurnya Yunhyeong langsung percaya tak banyak bertanya atau cerewet lagi. Diliriknya Hanbin oleh si nelayan, kedua tangan yang berada di kedua sisi tubuhnya itu terlihat mengepal erat.

Yunhyeong malah berjoget girang layaknya cacing kepanasan sebelum menggoyangkan lengan Hanbin, hingga pria Kim menatapnya aneh.

"Aku selalu ingin tinggal ditempat seperti ini, acara tv three meals a day persis--eh sebentar, sudah siapkan yang aku bilang kan?"

Mata Hanbin berotasi jengah, "Sudah, sini kutunjukkan,"

Sebenarnya beberapa hari yang lalu, setelah Jiyong dan Dara kembali ke Manila, Hanbin segera hubungi pria Song dan menawarkan posisi main chef untuk restoran barunya ini.

Awalnya ia kira Yunhyeong akan menolak tinggal di tempat terpencil seperti ini, tapi ia malah langsung antusias sebab Hanbin mau menuruti permintaannya; membelikan rumah yang mirip seperti di acara tv three meals a day.

Sampai di lokasi, pria Song langsung memasuki rumah dan melihat-lihat isinya dengan kegirangan.

"Aku jadi semangat nih kerja kalau begini," disertai cengiran lebar.

"Restoran mulai buka minggu depan, tapi besok kita pilih menu dulu hyung dan langsung mencicipinya tentu saja,"

Memperagakan gerakan hormat di hadapan Hanbin. "Siap laksanakan!" katanya sok sigap.

"Yasudah, aku kembali ke villa dulu," pamit pria Kim sembari angkat panggilan masuk ke ponselnya.

"Putraku!" seru pria di seberang, setelah Hanbin tempelkan ponselnya ke telinga.

"Tumben, semangat sekali menelfonku," sindir Hanbin.

Ia terkekeh singkat, "Tentu saja, kau sudah mau berbisnis meski bukan dengan perusahaan," terselip nada bangga disana.

"Yah semoga aku bisa konsisten disini," helaan nafasnya terdengar seiring langkah kaki Hanbin terhenti dan berpijak di pasir pantai.

"Bilang saja pada ayah atau kakakmu jika butuh sesuatu,"

Nefastus [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang