32

659 127 69
                                    

"Ai!" pekik Syrene kegirangan begitu mendapati Irene duduk di tepi gazebo. Sebab suku kata nama belakang mereka sama, bocah itu memanggil Irene dengan 'Ai' sedangkan menyebut diri sendiri dengan 'Rene'.

Irene tersenyum tipis, "--nana yah?" ia bertanya tentang kebradaan sang ayah. Awalnya bingung hendak menjawab apa tapi berakhir dengan, "Um.., ayahmu? sedang menjemput mama Jane, sayang, Rene main disini bersama Ai,"

Semoga saja perkataannya barusan menjadi kenyataan. Ia sudah tak bisa melindungi Hanbin yang nekat menceburkan dirinya tadi. Jadi Irene memilih untuk naik kepantai dan menemani keponakannya.

Dan benar, setelah menceburkan diri kedalam air. Hanbin sudah dapati sekawanan siren itu berenang kearah perahunya diatas permukaan.

Sepertinya mereka belum menyadari bahwa ia sudah tak ada diatas perahu. Segera ia mencari karang untuk bersembunyi dibaliknya.

Kendalanya hanya satu, oksigen! bagaimana bisa ia bertahan dibawah air selama itu tanpa alat bantu pernafasan apapun. Ini benar-benar spontan dan nekat tadi.

Setelah mendengar ucapan kakak Jennie tadi yang katanya Kraken tengah memburunya sekarang, ia jadi mendapat ide.

Mempertaruhkan nyawanya sendiri, terjun kedalam bahaya agar apa? agar Jennie yang seharusnya hari ini sudah bebas dari pengasingan, datang menemuinya.

Masih celingukan dibalik tempatnya sembunyi. Merasakan ada yang datang ia mendongak, dan benar mereka sudah  menemukan posisi Hanbin kini.

Sekitar 4 siren menyerangnya, yang satu mencekik pria kim sembari mendorongnya sampai kedasar yang lumayan dalam, yang lainnya hanya membantu menenggelamkan pria Kim.

Hanbin mencengkeram tangan bersisik yang ada disekitar lingkar lehernya, nafasnya hampir habis. Air-pun sudah terasa masuk kedalam rongga dadanya.

Sekuat tenaga ia menggerakkan kakinya agar bisa menendang tubuh bagian depan siren dihadapannya. Sebelum punggungnya menyentuh dasar, siren-siren tadi malah berenang cepat menjauh darinya.

Bahkan kawanan lain yang sudah menyadari keberadaannya, tak jadi mendekat pada pria Kim.

Ketika Hanbin berusaha naik ke permukaan untuk meraup oksigen, air disekitarnya terasa bergelombang dengan arus lumayan keras. Tapi ia tak peduli dan terus berenang keatas.

Siren yang ia lewati malah hanya diam dan tak menyerangnya. Dan--

Bugh!

Tubuhnya ditarik kebawah lalu dilempar dengan keras hingga punggungnya menghantam batu karang dengan keras. Matanya berkunang-kunang ketika dibuka, rasanya ia hampir mati sebab kehabisan nafas.

Samar ia mendapati makhluk itu berada tak jauh darinya dengan siren ber-tiara yang pernah ia lihat di malam itu berada dibawahnya.

Membawa trisula seperti yang pernah Hanbin lihat di film kartun Spongebob squarepants, senjata dewa laut; Neptunus.

Mengabaikan itu, dengan sisa kesadarannya Hanbin compang-camping berusaha naik keatas permukaan yang tak terlalu jauh dari tempatnya terlempar tadi.

Ia menumpu lengan diatas sana, sembari meraup nafas sebanyak-banyaknya juga mengeluarkan air yang sempat tertelan tadi. Beberapa kali Hanbin batuk akibat tersedak air asin.

Jennie masih belum muncul, membuatanya khawatir tentang keadaan ibu dari Syrene itu. Ia sama sekali tak mencemaskan keadaannya yang ada diambang kematian sekarang.

Hanya Jennie! Jennie dimana?! seharusnya ia datang dan menyelamatkan Hanbin sekarang. Bahkan punggungnya terasa remuk dan perih, pasti memar juga luka-luka dibelakang.

Nefastus [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang