29

683 135 94
                                    


Banyak perubahan terjadi, selama ini Hanbin amat menikmati perannya sebagai ayah dari Syrene. Sekalipun merasa lelah, semua akan sirna kala pandangi wajah putrinya.

Ia menjadi ayah sekaligus ibu bagi bayi mungil yang kini menginjak usia 6 bulan lebih itu. Bahkan mengganti popok, memberi ASI, dan menenangkannya ketika Syrene rewel ditengah malam.

Di 3 bulan pertama, bayinya lumayan rewel ketika tengah malam, entah kehausan, popoknya penuh, atau menangis gelisah tanpa sebab.

Hanbin akan terbangun dan menidurkan Syrene sambil menimangnya di balkon kamar. Bayi itu terlihat lebih tenang ketika merasakan angin pantai.

Sejauh ini, hanya pak Han, bibi Han, juga Yunhyeong yang mengetahuinya. Meski penjelasan yang harus ia berikan pada main chef restonya itu agak sedikit panjang.

Upayanya meyakinkan pria Song tentang apa dan siapa Jennie juga Syrene cukup melelahkan. Yang ia tau Jennie itu manusia biasa seperti mereka, dan gadis itu kekasih bosnya; Kim Hanbin, sudah sebatas itu saja.

Hanbin memilih untuk menceritakannya pada Yunhyeong, sebab tak mungkin Hanbin selalu meninggalkan Syrene di villa. Memang sih ada bibi Han, tapi kan dia juga punya keluarga yang harus diurusi.

Meski bayarannya ditambah sebab tugasnya juga bertambah, yaitu membantu pria Kim mengurus Syrene, tapi tetap saja ketika pekerjaannya di villa usai, ia akan tetap pulang.

Jadi mau tak mau Hanbin mengajaknya ke resto, sebab pekerjaannya juga tak bisa ditinggalkan. Tugas pria Song sudah terlalu banyak disana makanya terkadang Hanbin tak bisa jika menambahnya lagi.

Makanya pria itu rajin ke resto, kadang ia juga membantu sebisanya bersama Syrene di gendongannya. Ia akan membawa tas berisi perlengkapan bayi ketika mengajak putrinya itu ke resto.

Susu, popok, baju ganti, kaus kaki, celemek untuk makan, beannie, dan masih banyak lagi.

Yunhyeong sering membuatkannya jus buah-buahan sebagai pendamping ASI-nya. Hanbin sangat senang banyak yang menyayangi Syrene dan peduli padanya.

Tingkah menggemaskannya-pun menarik perhatian, sudah mulai mengoceh tidak jelas dengan bahasa bayinya. Lalu bisa merespon tertawa saat dicandai.

Bahkan bisa memukul wajah Hanbin kala ia tak suka akan sesuatu, sebagai sinyal bahwa Syrene tak mau melakukan itu atau memakan itu.

Ayah muda itu kini sudah macam ibu-ibu sosialita, bahkan ia doyan belanja online. Bukan untuk dirinya, tapi Syrene. Hanbin sangat amat memanjakan bayi mungil itu.

Mulai dari pakaian hingga perintilan aksesoris perempuan ia hobi sekali memesannya. Katanya pasti akan cocok untuk bayinya yang cantik dan menggemaskan itu.

Ah iya, dan dia juga masih hobi memotret. Bedanya kali ini bukan dengan kamera dslr-nya, tapi kamera polaroid yang ia beli kala Syrene berusia 2 minggu.

Mulai dari saat itu sering mengabadikan momen pertumbuhan putrinya dengan kamera. Baik dalam bentuk gambar atau video.

Dalam laptopnya bahkan ia membuat folder khusus untuk Syrene. Pertumbuhannya akan sangat berharga, ini akan menjadi memori masa kecil bagi Syrene Kim kelak.

Bahkan di salah satu sisi dinding kamarnya ia sediakan spot khusus juga untuk foto polaroid anaknya. Ia dekor dan tempel dengan rapi hingga terlihat lebih estetik disana.

Hanbin membuat photobook juga, berisi foto-foto selfie-nya dengan Syrene melalui jepretan kamera ponselnya. Entah sejak kapan ia jadi narsis begini.

Pria itu hanya tak mau melewatkan satu detik-pun momen kebersamaannya dengan sang putri.

Dan malam ini, tengah malam Syrene tiba-tiba menangis kencang. Hanbin langsung terjaga, dengan mata masih setengah terbuka ia segera mengambil alih bayi itu kedalam gendongannya.

Nefastus [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang