Sengaja ia tak berangkat ke resto hari ini, agar bisa menemani Syrene seharian penuh saat hari jadinya yang pertama.
Dengan belepotan ice cream susu di sekeliling bibir mungilnya yang mengerucut dan pipi mengembung sebab masih mengunyah kentang goreng.
Kesukaannya; kentang goreng dengan saus ice cream susu. Cukup aneh, tapi Syrene menyukainya. Tak bisa makan pedas, bukan tak suka, tak bisa.
Perut mungilnya akan langsung sakit ketika dia memakan makanan yang terlalu pedas baginya, persis seperti Kim Hanbin.
"Rene-ah.., samcheon mau ke resto, mau ikut tidak?" ajak Yunhyeong hendak kembali ke resto setelah memasakkan semua yang Syrene minta.
Hanbin meraih tisu untuk bersihkan bekas ice cream yang mengotori wajah putrinya. "Rene itu ditanya, ikut ke resto?" ulang sang ayah sebab ia mengabaikan pria Song.
"--sto?"
"Hng, ke resto, ikut?" tanya main chef itu sembari bungkukkan badan sejajar dengan Syrene di sofa.
Kepalanya mengangguk kecil, "Oh? benar? tapi ayah mau lihat mama loh," bujuk Hanbin sebab ia kira tadi Syrene akan menolak ajakan Yunhyeong.
Dengan bingung ditatapinya pria Kim oleh Yunhyeong. Syrene juga bingung mau ikut yang mana, ia pandangi bergantian sang ayah juga kentang goreng di tangannya.
"Mama," singkatnya kemudian melahap lagi kentang dicolek dengan ice cream susu di pangkuannya.
"Serius mau mengajaknya bertemu Jennie?" tanyanya ketika Hanbin mengantar sampai di depan villa.
Menggendikkan bahunya dengan santai meski Kim juga ragu sebenarnya, apa ini tak terlalu dini bagi Syrene mengenal jati dirinya juga sang ibu?
"Mau bagaimanapun Syrene harus tau, ini sudah satu tahun, hyung,"
"Sumpah aku minta maaf kalau kau tersinggung, tapi--apa.., dia tak akan ketakutan melihat Jennie begitu?" ragu menyelesaikan pertanyaannya.
"Jennie ibunya, mana mungkin Syrene takut," bela pria Kim dengan intonasi heran sendiri.
"Ya maksudku, fisik--ah sudahlah terserah kau saja, aku balik ke resto dulu," pamitnya tak lanjutkan ucapan sebab tak ingin berakhir berdebat dengan Kim Hanbin.
Jadi seharian ini ia temani putrinya bermain. Sudah semingguan ini ia terus mengajak Syrene menonton film kartun yang ada karakter mermaid didalamnya.
Tapi tentu ia akan paling menyukai Ariel the little mermaid. Film itu akan berbeda jika ditonton oleh anak-anak dan orang dewasa.
Akan menyenangkan jika ditonton melalui persepsi bocah kecil. Tapi jika dilihat dari persepsi pria Kim yang bertemu langsung dengan makhluk itu, dan mengalaminya sendiri, terasa menyakitkan.
Keduanya duduk bersisian diatas sofa ruang tengah. Syrene serius sekali menonton film itu. Saking seriursnya, mulutnya sampai terbuka sedikit. Hanbin menoel pipinya dari samping.
"Rene, itu mama," katanya tiba-tiba.
Ia mengabaikan ayahnya dan masih terus menonton dengan asik. "Rene," Hanbin merubah suaranya menjadi kecempreng-cemprengan layaknya perempuan.
Tapi tetap saja tak digubris oleh putrinya. Akhirnya ia balik tubuh Syrene menjadi hadap padanya, namun kepalanya malah tetap menoleh ke layar persegi panjang diseberang sana.
"Ingat tidak ayah bilang apa? Ariel itu--?"
Tak ada jawaban, meski berulang kali ia menonton Ariel, Syrene akan tetap fokus pada cerita kala ayahnya memutar kembali film kartun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nefastus [JenBin] ✔
FanficIt's not just a myth. (!) read this story with dark mode, just suggest (!) alternate universe [au] (!) lil bit cringe (!) all multimedia include in this story ©owner, not mine! (!) update only when I've a good mood ©apreelchocx,2020