Kruuuck. . .kruckBunyi apa?
Bukan, bukan bunyi ayam yang berkokok
Tapi bunyi perut seseorang yang sedang di demo oleh cacing-cacing di dalamnya.Athar mengucek mata nya, meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karna tidur di sofa,
lalu melirik jam yang masih menunjukkan pukul 8 pagi.
Biasanya ia akan bangun di atas jam 10 jika lagi di rumah Rio, namun kali ini tidurnya terganggu karna perutnya yang terasa lapar.
Pasalnya ia hanya makan kemarin siang bareng Oca dirumah, dan tadi malem ia keasikan bermain game dengan Rio sampai lupa makan.
Athar pun bangun, berniat untuk memasak di rumah Rio, karna rumah Rio sudah ia anggap seperti rumahnya sendiri
Ia tidak jago memasak sebenarnya, tapi kalau hanya sekedar nasi goreng atau roti bakar ya boleh lah.
Athar menurunkan kakinya begitu saja dari atas sofa tanpa melihat kebawah.
"Lantainya kok lentur sih" gumamnya belum sadar
Sebelum akhirnya mata Athar melihat kebawah"AAAASTAGFIRULLOHALAZIMmm"
Athar terpekik histeris dan langsung melompat naik keatas sofa, namun karna baru bangun dan nyawanya belum sepenuhnya kembali, ia kehilangan keseimbangan yang akhirnya malah terjatuh kebawah, menimpa seorang yang tadi tidak sengaja ia injak
Posisi Athar berada di atas tubuh orang itu dengan muka yang hampir saja tanpa jarak,
Kedua tangannya berada diatas dada bidang milik laki-laki itu, matanya saling mengunci, nafasnya saling bersautan dan...
Pandangan pertama, awal aku berjumpaaa 🎼
Ngga deng boong 😹Dan posisinya saat ini membuat siapa saja yang melihat pasti akan berfikir macam-macam tentang mereka berdua
Cukup lama mereka berada dalam posisi itu hingga akhirnya Athar tersadar duluan dan menyingkir dari atas tubuh Julian,
Iya orang itu Julian, ia memilih tidur di bawah samping sofa yang di tiduri Athar tadi malem setelah adegan yang tak ia sadari itu.
Julian masih berusaha mencerna apa yang barusan terjadi pada dirinya, jantung Julian serasa maraton akibat terkejut juga akibat menatap Athar sedekat tadi.
"B-bang ian? Aduh maaf bang maaf, Athar ngga ngeliat kalo ada Abang tadi"
Julian masih terdiam, lalu bangun dari tidurnya, berdiri dan pergi begitu saja menaiki tangga menuju kamar Rio tanpa sepatah kata apapun.
Ia menuju kamar mandi di dalam kamar Rio dan menguncinya dari dalam,
Berdiri di depan wastafel,
Ia memegangi dada dengan kedua tangannya.Melihat mukanya dari pantulan cermin yang ada di toilet.
Aneh.
Kenapa begitu gugup, padahal hanya menatap muka Athar beberapa detik saja.
Ah mungkin karena ia terlalu kaget, pasalnya ia tadi sedang tidur dan kebangun seketika karena ditimpa Athar.
Ia tersenyum, sangat tipis, bahkan ia sendiripun tidak yakin kalau ia sedang tersenyum,
Ia beralih memegang pipinya, yang terasa memanas paska mengingat ulang wajah Athar,
Pipinya bersemu, ia malu.
Kenapa rasanya seperti ini, sebelum akhirnya ia cepat-cepat mencuci mukanya berharap rona merah itu bisa luntur dengan air.Beda dengan Athar, yang sangat merasa bersalah atas apa yang barusan terjadi.
Apalagi respon Julian saat ia meminta maaf tadi.
"Woy thar? Ngapain pagi-pagi mondar-mandir kek setrikaan?"
Athar menghampiri Rio yang baru saja terbangun itu dan duduk di sebelah nya.
"Bang, itu bang ian kenapa bisa ada di sini?"
"ian siapa?" Bingung Rio
"Itu yang banyak tatonya"
"Jul maksud Lo? Dia mah yang tepar di kamar gue kemarin, kenapa sih?"
"Tadi Athar, Athar ngga sengaja nginjek dia bang, bang ian tidur di samping sofa yang Athar tidurin terus ngga sengaja ke ijek pas Athar mau bangun, kan Athar ngga tau, athar ngga sengaja, pas Athar minta maaf eh ngga di jawab, langsung pergi gitu aja"
Rio tertawa terbahak mendengar cerita Athar, dan tertawa karena cara Athar bercerita.
Athar tidak berubah dari dulu menurutnya, masih lucu.
"Lagian ada-ada aja si Jul pake tidur di lantai segala ngapain coba"
"Ngga tau, Athar ngga tau" jawab Athar masih dengan muka paniknya
Athar emang orangnya tidak enakan sama orang lain, melakukan kesalahan sedikit saja ia pasti akan merasa bersalah yang berlebihan.
Eh tapi tunggu.
"Lo kok kenal si jull sih?"
Wajah Athar berubah yang tadinya panik jadi menyeringai
"Siapa sih yang ngga Athar kenal, dan siapa sih yang ngga kenal sama Athar?"
Athar berucap sambil menaik turunkan alisnya."Dih, cantiqqq Lo?"
"Cantik banget😍"
Jawab Athar dengan cengiran tanpa dosa.Rio bergidik ngeri, dan beranjak dari sofa meninggalkan Athar.
Dengan ekspresi seolah-olah ia jiji dengan Athar.Athar yang melihat itu hanya tertawa, ia tahu jika Rio hanya bercanda.
.
.
.
.
Gimana? Komen dong
Lanjut ngga?
![](https://img.wattpad.com/cover/233297592-288-k271142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is mine [END😻]
Teen Fiction"Ini bocil polos apa bego sih" Athar masih menatap wajah Julian menunggu jawaban. Namun Julian lagi-lagi hanya meliriknya. "Nama Abang siapa? Terus Abang ngapain di sini sendirian ? Lagi galau ya?" Julian memutar bola matanya malas "Astaga pingin ra...