"telepon Athar kenapa ngga di jawab bang Jul sih, tumben banget" Athar berbicara dalam hati, ia masih bersama teman-teman nya di caffe
Setelah kejadian ia melihat seseorang yang mirip dengan Julian tadi pikirannya terus berfokus pada pria itu, apalagi teleponnya yang tidak di jawab oleh Julian sedari tadi, membuatnya menjadi tidak tenang
"Lo kenapa sih Cong, habis dari toilet muka Lo gitu banget"
Athar menghela nafasnya "Athar pingin pulang"
Dimas menatapnya heran "lahh, baru juga sebentar, minuman Lo juga belom Lo minum"
"Nggak papa deh, Athar pulang duluan aja ya" Athar bersiap-siap untuk beranjak dari duduknya
"Gue ikut pulang deh" Alif ikut beranjak dari duduknya mengikuti Athar
"Terus gue gimana?" Tanya Dimas
"Ya terserah Dimas lah, rumah juga Deket repot amat, udah ah Athar pamit dulu ya"
Athar berjalan beberapa langkah sebelum ia teringat sesuatu dan menengok ke arah Dimas dan Dicky yang masih duduk di tempatnya
"Oh iya, bayarin dulu minuman Athar sama Alif ya, oke dada" Athar segera berjalan cepat sebelum mendapat semprotan dari Dimas
namun tetap saja ia masih mendengar makian Dimas dari jauh
"Lo pulang naik apa?" Tanya Alif memecah keheningan saat ia berjalan dengan Athar
"Eum, Naik apa ya" Athar baruau tersadar kalau dirinya tidak membawa kendaraan, ia tadi pagi di antar oleh ayahnya , dan bisa sampai ke caffe ini di bonceng oleh Alif
"Gue anterin ya thar"
"Ngga usah Al ngrepotin" tolaknya sambil sekilas tersenyum
"Ngga repot kok" tukasnya segera
Athar menggelengkan kepalanya "gue naik grab aja deh" lagian Athar tidak ingin langsung pulang, ia mau ke apart Julian dulu, ia terus menerus kepikiran laki-laki itu saat ini
"Kenapa, bareng gue aja kali" Alif masih berusaha menawarkan dirinya untuk mengantar Athar pulang
"Athar ngga langsung pulang, mau ke suatu tempat dulu soalnya, Alif pulang dulu aja"
"Gue anterin ke tempat itu, habis itu gue anter Lo pulang"
Athar melirik laki-laki di sampingnya itu mulai jengah, pemaksa sekali
"Ngga deh, Athar duluan" athar berjalan mendahului Alif, ia sedang tidak ingin berbasa-basi sekarang, ia hanya ingin segera bertemu dengan juliannya
"Thar..."
Athar tidak menanggapi panggilan Alif yang terus menerus memanggil namanya
Ia meninggalkan Alif begitu saja di depan caffe, berjalan sambil menunggu kendaraan yang ia pesan datang
********
—athar keluar dari lift, dan sekarang berdiri di depan pintu apartemen Julian, ia memencet bel dua kali namun tidak ada tanda-tanda pintu itu akan di buka
"Kok nggak di bukain, bang Jul udah pulang ngampus belum ya" Athar gelisah sendiri memikirkan pria itu, teleponnya tidak di jawab, sekarang ia samperin ke apartemennya ngga di bukain
"Coba sekali lagi deh" Athar memencet bell lagi, menunggu beberapa detik bahkan menit namun sama saja tidak ada yang berubah
"Apa Athar masuk aja ya, tapi sopan ngga sih" Athar beberapa menimang-nimang niatnya itu

KAMU SEDANG MEMBACA
He is mine [END😻]
Novela Juvenil"Ini bocil polos apa bego sih" Athar masih menatap wajah Julian menunggu jawaban. Namun Julian lagi-lagi hanya meliriknya. "Nama Abang siapa? Terus Abang ngapain di sini sendirian ? Lagi galau ya?" Julian memutar bola matanya malas "Astaga pingin ra...