#41

3.1K 286 189
                                    

Julian tak henti-hentinya memeluk Athar dari kamar asrama ibu asih sampai parkiran dengan senyuman yang begitu merekah

Bisa bayangin ngga tuh pelukan sambil jalan? Meluk dari samping gitu loh, tau kan?

Julian berniat untuk pulang ke apartemennya bersama Athar, menukar motornya dengan mobil agar bisa membawa pulang wanita yang sangat berharga dalam hidupnya itu

"Aku seneng banget" tuturnya setelah sampai parkiran dan mulai memasangkan helm pada kepalanya

"Athar juga ikut seneng" ucap pria kecil itu ikut tersenyum saat julian juga memasangkan helm untuknya

Tatapan mereka saling bertemu, sorot mata yang sama-sama berbinar karna kabar bahagia itu saling memandang begitu dalam

"Yuk" ajak Julian, memutuskan pandangan terlebih dahulu

Athar naik keatas motor Julian, hanya motor matic biasa

Athar tidak akan mau di bonceng Julian kalau pria itu menggunakan motor sport nya, sungguh ribet menurut Athar karna jok belakang nya yang terlalu tinggi, ia lebih memilih motor matic Julian

Julian menarik kedua tangan athar agar melingkar di perutnya "pegangan aku mau ngebut"

Sedangkan Athar segera mungkin melepas tangannya dari pinggang pria itu "modus ah"

"Orang beneran mau ngebut, ntar kalo kamu terbang kebawa angin aku ngga mau nolongin ya, salah kamu sendiri nggamau pegangan"

"Ih mana mungkin, Athar ngga sekurus itu ya sampe kena angin aja terbang"

"Yaudah makanya pegangan"

"Nggamau, keenakan kamu di peluk peluk sama aku"

Julian tidak menjawab, ia menyadari sesuatu "ciee panggilnya aku kamu ngga pakek nama lagi" ucapnya sambil menengok kebelakang

Athar kicep, ia malu

"Cieee, kenapa ngga sekalian panggil sayang atuh?"

Athar mendorong muka Julian agar pria itu kembali menghadap depan, ia salting, mungkin sekarang pipinya sudah memerah lagi

"Ayo berangkat ih"

"Hihi lucu banget si my sweety kalo lagi salting gitu"

"My sweety my sweety, ngaco! Ayo buruan ah"

Julian terkekeh "pegangan dulu baby"

Athar memegang bagian samping kanan dan kiri Hoodie milik Julian "dah, ayo"

Tiba-tiba Julian memutar gas motornya tanpa aba-aba, membuat Athar terkejut dan seketika melingkarkan tangannya di perut Julian (gimana si, paham ngga?)

"Bang ijul!"

"Hehe, makanya pegangan yang benar"

Athar mengerucutkan bibirnya namun tak urung juga untuk tetap memeluk pria itu

Julian melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia berbohong kalau ingin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, hanya akal-akalan saja

Pria itu tersenyum dalam kaca helm nya, melihat wajah pria yang ia bonceng itu dari kaca spion

Anak-anak rambut yang terterpa angin itu bergerak tanpa aturan di pucuk kepala Athar, karena pria itu tidak menutup kaca helmnya, ia menaruh dagunya di pundak Julian sebelah kiri, mengikis jarak di antara mereka berdua, karna suasananya juga yang mendukung, remang-remang pergantian sore ke malam

Sesekali matanya berkedip-kedip menggemaskan karna rambutnya yang mengenai mata, sungguh bagaimanapun gerak-gerik Athar selalu terlihat lucu di mata Julian, meskipun hanya mengedipkan matanya seperti ini

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang