"bang Jul makasih udah di anterin" hari ini Julian menjemput Athar kerumahnya dan mengantarkannya sekolah
"No problem, kaya sama siapa aja Lo, lagian juga gue yang pingin nganter Lo kok"
Athar tersenyum "yaudah kalau gitu, Athar turun ya, udah mau masuk nih"
"Yaudah Sono belajar yang bener"
Athar menengadah kan tangannya ke arah Julian, di balas wajah bingung nya pria itu
"Apa? Duit? Emang Belum di kasih uang jajan sama Tante?"
"Ih bukan"
"Oh coklat? Gue lupa beli"
Athar meraih tangan Julian kemudian mencium punggung tangan itu
"Mau Salim Abang Jul yang ganteng se kecamatan, suudzon Mulu bawaanya" Athar mendengusSedangkan Julian tersenyum cengo, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "hehe kirain"
Athar menggelengkan kepalanya, gemas sendiri dengan Julian "udah ah Athar masuk kelas dulu" sebelum keluar dari mobil julian Athar menyempatkan mencium pipi kiri pria itu "dada"
Ia keluar dari mobil julian dengan senyum puasnya, sekarang sudah menjadi hobi baru bagi Athar untuk menggoda Julian, melihat laki-laki itu salah tingkah, pipinya yang memerah sungguh lucu menurutnya
"Haha dasar bang Jul" gumamnya pelan sambil terus tersenyum
Ia berjalan melewati koridor dengan senyum yang belum pudar sedari keluar dari mobil julian, moodnya sedang sangat baik pagi ini, hari-hari nya memang menyenangkan selama ini, punya orang tua yang lengkap, keluarga yang hangat, punya Rio yang selalu bisa ia manfaatkan dan suruh suruh, punya Novan yang selalu membantunya dalam keadaan apapun dan sekarang ia punya Julian, orang yang bisa mewujudkan semua keinginannya, sungguh sesempurna itu kehidupan Athar sekarang
"Athar"
Athar menengok kebelakang "bang Jul?" Ngapain pria itu mengikutinya sampai sini
"Tas Lo ketinggalan ogeb" seraya menyerahkan tas hitam milik Athar "Lo mau belajar pakek apa kalau buku-buku Lo ikut kebawa gue"
"Ah iya Athar lupa, makasih banyak bang Jul" ia keasikan menjaili Julian tadi sampai-sampai tidak menyadari kalau ia menuju kelas hanya seorang saja tanpa membawa tas
Semua mata tertuju pada mereka, terutama mayoritas siswa putri, mereka membelalakkan matanya hingga terbuka sempurna, mereka pasti penasaran dengan keberadaan disc jockey selebgram itu di sekolahnya
Bahkan sudah banyak siswi maupun siswa sekaligus yang meneriaki nama Panzul
"Udah ah gue balik dulu, gawat kalau lama-lama disini, ntar pulangnya tungguin gue jemput oke" sebelum pergi Julian mengacak lembut rambut hitam Athar
"Dada" kemudian ia berlari agar bisa cepat sampai ke mobilnya, ia tidak nyaman menjadi pusat perhatian"Haha dasar artis abal-abal"
Kemudian melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti tadiBaru saja Athar menginjakkan kakinya di ruang kelas sebuah tangan mencekal pergelangan tangan Athar dan menariknya begitu saja membuat Athar hampir terjatuh kalau saja ia tidak berpegang pada pintu kelas itu
"Buruan Cong"
"Apa sih Dimas, pagi-pagi rusuh banget"
Athar berusaha melepaskan genggaman tangan Dimas"Buruan ikut gue"
"Kemana"
"Udah deh nggausah banyak bacot si Malika lagi ribut sama anak kelas sebelah"
KAMU SEDANG MEMBACA
He is mine [END😻]
Fiksi Remaja"Ini bocil polos apa bego sih" Athar masih menatap wajah Julian menunggu jawaban. Namun Julian lagi-lagi hanya meliriknya. "Nama Abang siapa? Terus Abang ngapain di sini sendirian ? Lagi galau ya?" Julian memutar bola matanya malas "Astaga pingin ra...