tiga puluh satu

3.3K 291 140
                                    

"kurang ajar" seorang pria menatap dua laki-laki yang sedang tertawa bahagia merayakan ulang tahun di toko coklat milik mamanya, pria itu menahan emosinya dengan kepalan tangan yang begitu kuat, kilat matanya menandakan ia begitu marah pada orang yang saat ini sedang ia tatap diam-diam, ia menyaksikan momen yang begitu sweet itu dengan hati dongkol dan  sumpah serapah

"Gue nggak akan tinggal diam gitu aja" matanya masih menatap lurus salah satu laki-laki itu

"Gue bakal rebut lo dari bocah itu" Orang itu tidak henti-hentinya menyampaikan kekesalan nya dengan bermonolog

Ia kemudian membalikkan tubuhnya pergi menjauh dari orang yang sedang terlihat begitu bahagia itu, cukup sudah ia menahan emosinya sedari tadi

*********

Athar menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan senyuman yang tak luntur dari wajah manisnya

Hari ini khususnya malam ini benar-benar hari paling bahagia untuknya, di sweet seventeen nya ini ia bisa merayakan ulang tahun nya bersama orang-orang yang ia sayangi, khususnya julian, orang yang sebelumnya tak pernah Athar bayangkan bisa sedekat ini dengannya kini menjadi orang yang sangat ia sayangi setelah keluarnya, bahkan rasa sayangnya pada Novan mulai berkurang, apa lagi dengan Rio, sangatlah tipis

"Aaaaaaaa Athar seneng banget"

"Kak jangan teriak-teriak udah malem, senengnya besok aja sekarang tidur" Saut mama Athar dari lantai bawah, hah suara Athar barusan kenceng banget kah? Astaga ia tidak sadar

Ia segera menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, ini memang sudah larut malam menjelang pagi, tadi setelah Athar diantar pulang oleh Julian, keluarga Athar dan teman-temannya ternyata sudah menunggunya di rumah untuk memberikan ia surprise juga, jadilah sekitar pukul 2-3 pagi Athar baru bisa istirahat karena menunggu teman-temannya pada bubar dari rumahnya dulu

Incoming call Abang ijul ❤️

Athar bangkit dari posisi rebahnya melihat handphonenya di atas nakas, tersenyum saat melihat siapa yang menelepon malem-malem begini, vidcall lebih tepatnya

Ah baru saja pria itu pulang dari rumahnya, udah kangen lagi kah?

Mana mungkin, dirinya terlalu pede

Athar merapikan rambutnya sebelum akhirnya menggeser tombol berwarna hijau itu

Terpampang lah wajah pria berkumis tipis di seberang sana sedang merebahkan tubuhnya di sofa

"Hai, belum tidur?"

"Belum bang"

"Kenapa? Ngga capek apa ? Tidur gih"

"Belum ngantuk tau, Abang sendiri kenapa belum bobo? Ngga capek juga?"

"Capek banget sih sebenarnya"

"Ya terus, kenapa belum bobo?" Tanya Athar sambil merebahkan tubuhnya kembali ketempat tidur

"Ngga bisa bobo, kepikiran kamu terus"  ucap Julian setengah berbisik namun masih terdengar jelas oleh Athar

"Ih apaan sih" Athar tersipu malu, ia mendekap gulingnya kuat-kuat, pipinya memerah seperti kepiting rebus

"Ih merah-merah, gemes banget jadi pingin gigit"

"Gigit mulu, dikira ngga sakit apa"

"Sakit tapi nikmat kan" ucap Julian menaikturunkan alisnya,

"Udah ah ngomongin apa sih"

"Ngomongin enaena, mau coba ngga?"

"Bang Jul ih, jorok ah" Athar menarik selimutnya hingga menutupi leher

"Jorok apa sih, enak tau"

"Bang Jul pernah coba emang?"

"Belum, makanya pingin coba sama kamu"

"Kalau Athar ngga mau?"

"Aku paksa, ntar juga bakal ketagihan"

"Bang Jul!" Bentak Athar gemas dengan topik yang sedang Julian bicarakan

"Iya sayang, mau nyoba kapan? Aku siap 24jam non stop"

"Bang Jul jangan gila" ucap Athar dengan wajah memelas yang di buat-buat

"Aku emang udah gila sama kamu"

"Istighfar tolong"

"I love you"

"Istighfar heh bukan nyatain cinta"

"Emang tadi aku bilang apa?"

"I love you"

"I love you too so much"

Athar membulatkan matanya "bang Jul!" Ucapnya tertahan, mukanya terlihat begitu kesal, mulutnya mengerucut seperti mulut ikan

"Hehe, mulutnya jangan gitu ah, aku ngga kuat liatnya pingin—"

"Pingin apa!" Tungkasnya memperlihatkan muka garang, namun menurut Julian bukanya terlihat menakutkan malah membuatnya tambah lebih terlihat menggemaskan, apalagi di tambah dengan muka banyalnya

Julian tertawa pelan "ngga deh, maaf"

Athar terlihat diam saja tidak menjawab, namun tatapan matanya begitu dalam menatap mata Julian, meskipun itu hanya lewat telepon

"Bang Jul?"

"Iya bee?"

Athar memutar bola matanya malas, tadi Julian memanggilnya sayang, sekarang memanggilnya bee, ah apa lagi itu Athar tidak paham

"Mau nanya"

"Nanya apa? Sok"

"Bang Jul kenapa baik banget sama Athar?"

"Karena Athar spesial buat bang Jul"

"Athar serius bang"

"Aku juga serius"

Athar terdiam, terlihat hanya matanya saja yang berkedip-kedip
"Makasih ya"

Julian mengerutkan dahi "untuk apa?"

"Semuanya"
"Bang Jul orang kedua setelah keluarga Athar yang memperlakukan Athar seistimewa ini, bahkan kak Novan nggak pernah sampai segininya ke Athar, apalagi bang Rio, maaf kalau selama ini Athar banyak maunya kalau lagi sama bang Jul, minta ini minta itu, ngabisin duit bang Jul buat Athar jajan coklat"

Julian tampak tersenyum di layar handphone Athar "do not talk like that, aku ngga keberatan sama sekali, jadi ngga usah minta maaf"

"Kamu—" Julian menunjuk Athar dari seberang teleponnya

"Sangat berarti buat aku" kemudian beralih menunjuk dadanya sendiri, tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya samar-samar

Athar ikut tersenyum, perasaan nyaman menjalar di tubuhnya malam itu
Baru kali ini ia merasakan perasaan yang begitu aneh pada seseorang

Wajah mereka sudah terlihat sama-sama mengantuk, namun tak urung untuk mematikan sambungan telepon itu, hingga Athar yang terlihat terlelap lebih dulu

Julian tersenyum dalam kantuknya melihat Athar yang terlelap begitu tenang,

"Quiet sleep semoga Tuhan berbaik hati mempertemukan kita dalam mimpi Good night dear" ucap Julian kemudian ikut terlelap tanpa mematikan sambungan telepon video itu


.

.

.

.

.

.

.

Sweet ngga?
Author ngga bisa bikin adegan yang sweet" belum berpengalaman soalnya 🤣

Jangan demo kenapa ngga up double kan kemarin ngga up,
bentar satu chapter nya lagi belum selesai baru dapet setengah, kalau malem ini selesai aku up langsung oke❤️ sayang kalean 😻🤣

Udah baca?
Vote komen ❤️

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang