dua puluh

4.2K 351 22
                                    

Kini Julian tengah terduduk di bangku taman asrama, sebelumnya tadi ia dan Athar sudah berpamitan dengan mamanya, ia berjanji akan datang lagi esok bersama Athar, mamanya tampak begitu bahagia dengan adanya Athar di sana tadi

"Bang" Athar memanggil Julian, menepuk pundaknya menyadarkan Julian dari lamunan

"Abang yang kuat ya, Tante pasti sembuh kok" semangatnya meyakinkan Julian

Julian tertunduk lesu,
"Gue pingin mama sembuh, gue pingin adik gue segera ditemukan, gue pingin papa kembali, gue pingin keluarga gue kaya dulu lagi"
Julian berucap pelan namun sangat jelas terdengar di telinga Athar, nada bicaranya Terdengar begitu penuh harap

"Abang jangan berhenti berdoa ya, tuhan pasti berikan yang terbaik untuk bang jul"

"papa Minggu depan akan menikah dengan wanita lain, udah ngga ada harapan lagi buat wujudtin keinginan gue"

Dada Athar sesak mendengar pernyataan tentang kehidupan Julian, ia menarik Julian kedalam pelukannya, ia mengusap-usap punggung laki-laki itu menenangkannya

Sungguh ia tidak akan sekuat Julian jika ia berada di posisi pria itu.

"Jika tuhan ngga mengizinkan mereka bersatu pasti papa bang Jul bakal kembali sama Tante kok, serahkan semua sama yang diatas ya, Athar akan selalu ada buat bang Jul, Athar janji"

Julian membalas pelukan Athar "makasih"

Pelukan itu begitu nyaman di rasakan oleh Julian, ntah lah ada perasaan aneh apa ia sendiri tidak tau.

"Semangat dong"

Julian tersenyum kearah Athar, pria imut itu selalu saja bikin moodnya naik seketika

"hayuk pulang udah mulai gelap nih"
Athar berdiri di ikuti dengan julian

—sepanjang perjalanan menuju rumah Athar, Athar tidak henti-hentinya berbicara, ia bercerita tentang semua hal kepada Julian, tangannya tidak lepas dari perut Julian jemarinya dimasukkan ke dalam kantong Hoodie yang Julian kenakan, dagunya di tempelkan pada punggung pria itu, sungguh romantis bukan jika mereka cewek dengan cowok

Sejenak Julian melupakan masalah nya, ia begitu bahagia berada didekat Athar, tingkah lucunya membuat siapa saja gemas melihatnya,
Ini Salah satu alasan mengapa ia dulu selalu diam-diam memperhatikan Athar dari jauh sebelum ia mengenal bocah itu, selain lucu Athar juga sangat baik,
Dan sekarang ia sangat bersyukur bisa mengenal dekat dengan Athar

"Mampir dulu yuk bang Jul" ucapnya seraya turun dari motor julian

"Besok aja deh"

"Ayo dong sebentar aja, Athar kenalin sama keluarga Athar, Abang kan belum pernah ketemu orang tua Athar"

Julian memang belum pernah ketemu orang tua Athar, dulu waktu ia menginap di rumah Athar, kedua orangtuanya tengah ada urusan dan tidak pulang ke rumah

"Sebentar aja ya"

"Iya, udah hayuk"

Julian memarkirkan motornya di garasi rumah Athar, melepas helm dan Hoodie nya, kemudian berjalan masuk berdampingan dengan Athar.

"Assalamualaikum Athar pulang"

Ibu Athar keluar dari kamar "waalaikum salam kak" berjalan menghampiri Athar
"Pulang juga akhirnya kamu, Kenapa sampai malam gini?, biasanya sore udah pulang"

"Hehe, maaf ma" Athar menyengir

"Kamu ini, kebiasaan suka lupa waktu"

Ibu Athar beralih melihat seseorang yang berada di samping Athar

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang