Athar duduk termenung di bangku kelas, langit yang mulai menghitam karena mendung itu persis menggambarkan perasaannya saat ini, ia sedang tidak ingin apa-apa sekarang, mata pelajaran yang di ajarkan oleh gurunya sedari pagi tidak ada satupun yang ia perhatikan, raganya memang di sini, namun pikirnya ntah kemanaRasa kecewanya terhadap Julian ntah sebesar apa sampai-sampai berdampak begitu besar pada sikap Athar
Ia tidak perduli dengan orang-orang di sekitarnya yang menanyakan kenapa dirinya, ia hanya membalasnya dengan senyum yang dipaksakan, pasalnya Athar satu-satunya murid yang paling tidak bisa diam kalau di kelas, ada saja tingkah laku yang membuat semua orang gemas padanya
Ia berjalan menyusuri koridor dengan membiarkan terpaan angin yang begitu dingin menusuk tubuhnya, ia ingin segera cepat Samapi rumah, membaringkan tubuhnya di ranjang dan menyembunyikannya di balik selimut,
Sebua tangan memakaikan jaket ke punggung Athar, saat di lihatnya kesamping seorang laki-laki tersenyum manis kearahnya
"Dingin, Lo pakek sweater gue aja ya"
Athar membalas senyum itu simpul "Athar nggak kedinginan, pakek Alif aja"
"Ngga papa kok, gue kan bawa mobil"
Athar kemudian mengiyakan saja perkataan Alif, ia tidak ingin lama-lama mendebatkan masalah sepele
"Oh iya, Lo ngga bawa kendaraan ya? Mau gue anterin? Tapi gue harus nganterin keponan gue pulang dulu?"
"Nggak usah Al, Athar pulang sendiri aja?"
"Ngga papa? Mendung Loh ini, mending bareng gue aja"
Athar menggeleng sebagai jawaban "Athar pingin pulang naik angkot aja"
Alif terlihat menggelengkan kepalanya, heran dengan bocah satu ini, di tawarin naik mobil malah lebih milik naik angkot, benar-benar unik
Ia kemudian berjalan beriringan menuju gerbang,namun dari kejauhan Athar melihat seorang pemuda tengah duduk di atas motor yang begitu keren, mau apa orang itu ada di sini? di sekitarnya terdapat banyaknya kalangan cewe yang ingin menghampiri namun mungkin saja tidak berani, tapi tetap saja ada satu dua yang nekat menghampiri orang itu, hanya sekedar untuk meminta foto, ya iya lah selebgram dics jokey terkenal sedang berdiri di depan gerbang sekolahnya, mana mungkin mereka menyia-nyiakan kesempatan emas begitu saja
Athar menundukkan kepalanya ketika melewati orang itu, ia sudah berpisah dengan Alif, karena Alif harus mengambil mobilnya di parkiran sekolah sedangkan dia terus berjalan menuju halte yang tidak jauh dari sekolahnya untuk menunggu angkot
"Athar?" Oran itu mengikuti dirinya sampai halte ternyata
Athar tidak menjawab ia masih menundukkan kepalanya, menatap sepasang sepatu yang ia kenakan
"Kita harus bicara Athar"
Athar masih bungkam
"Aku mau menjelaskan semuanya, aku anterin kamu pulang ya, ayo"
"Semua sudah jelas di mata Athar bang" ucapnya parau
"Belum, itu salah paham"
"Udah lah bang, nggak usah di bahas lagi, Athar nggak masalah kok"
Julian tersenyum mendengar ucapan Athar barusan "kamu maafin aku?"
"Emang Abang punya salah apa sama Athar? Nggak ada kan" bocah itu tersenyum kecut,
"Athar aja kemarin yang terlalu berlebihan, mungkin juga terlalu berharap banyak sama Abang, seharusnya Athar yang minta maaf, mulai sekarang Athar ngga akan lagi deh berharap berharap ngga jelas sama Abang" senyum kecutnya berubah menjadi senyum simpul
![](https://img.wattpad.com/cover/233297592-288-k271142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is mine [END😻]
Teen Fiction"Ini bocil polos apa bego sih" Athar masih menatap wajah Julian menunggu jawaban. Namun Julian lagi-lagi hanya meliriknya. "Nama Abang siapa? Terus Abang ngapain di sini sendirian ? Lagi galau ya?" Julian memutar bola matanya malas "Astaga pingin ra...