tiga puluh dua

3.1K 260 75
                                    

Athar berlari sekencang-kencangnya menuju kelas yang selama satu tahun ini menjadi tempat ia menuntut ilmu meskipun lebih banyak ngerumpinya daripada belajarnya sih

Ia memegang dadanya yang naik turun, nafasnya begitu memburu saat ia sampai di tempat duduknya

"Wih santay bos"
"ngaapin lari-lari, Mau lomba maraton?" Siapa lagi kalau bukan Dimas manusia cerewet yang pernah Athar kenal

Athar tidak menjawab namun hanya mengetuk-ngetuk layar jam tangannya dan di arahkan ke Dimas, ia masih belum bisa bicara karna nafasnya yang masih belum teratur

"pelajaran pertama kosong kali" ucap Dimas santai

Namun muka Athar yang berganti tak santai, ia melotot, kosong?
Astaga tau gitu Athar tidak akan capek-capek berlari dari parkiran sampai kelasnya begini, merepotkan saja

"Min-num" ucap Athar dengan nafas yang masih tersengal

"Ngga punya gue, belum sempet ke kantin tadi, tanya Dicky coba"

Athar memutar tubuhnya beralih menatap Dicky yang berada di belakangnya "punya minum?"

Namun pria itu diam saja, tidak menjawab bahkan tidak bergerak sedikitpun, matanya lurus kedepan Tanpa melihat orang yang mengajaknya bicara

Athar bingung, tidak sepertinya Dicky bersikap seperti ini, sebelum akhirnya sadar rupanya rasa galau temannya yang satu ini masih berlangsung sampai sekarang

Dimas tertawa "ih serem Dicky kek mayat hidup"

Pria itu masih terdiam tidak ada niatan membalas ejekan Dimas, seperti bukan Dicky saja

saat Athar ingin menjawab perkataan Dimas sebuah tangan dengan botol minum tiba-tiba tersodor di depannya

Athar mengurungkan niatnya, ia beralih menatap tangan siapa didepan mukannya itu

"Mau minum?" Ucap laki-laki kurus yang berdiri di depan Athar itu

Athar terdiam, siapa laki-laki didepannya ini? Pasalny aja tidak pernah melihatnya namun sekarang tiba-tiba berada di kelasnya

"Hallo?" Orang itu melambaikan tangannya di depan muka Athar saat tidak mendapatkan respon

"Eh, bo-boleh kah?"

Orang itu tersenyum manis kearah Athar, bibir tipisnya yang begitu merah dengan perpaduan kulit putihnya membuat laki-laki di Depan Athar itu terlihat eum sedikit tampan menurut Athar, namun jelas lebih tampan dirinya menurutnya

"Boleh, ambil aja"

Athar meraih botol itu, kemudian meneguknya hingga sisa setengah

"Ahhh, seger"
Ucapnya melupakan orang didepannya yang barusan memberinya minum

"Eh, makasih minumnya ya" sadar Athar kemudian

"Sama-sama" balas orang itu tersenyum manis kearah Athar

"btw kamu siapa ya, kok Athar baru liat sekarang?"

Laki-laki itu menyodorkan tangannya "Alif, new student"

"Oh ya? Kenalin aku Athar" ucapnya sambil menjabat tangannya Alif

"Salam kenal Athar"

Baru saja Athar ingin menjawab perkataan Alif, Dimas lebih dulu memanggilnya "Cong, ntar pulang sekolah kita nongkrong cantik kuy, udah lama banget ngga kumpul-kumpul manja"

Athar berhidik ngeri "Dimas aja yang nongkrong cantik Athar mah nongkrong ganteng"

"Lo ganteng dari mananya, muka lentik semua sok-sokan cool"

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang