dua belas

5.3K 464 29
                                    

Malam ini Athar sedang berada di salah satu warung pinggir jalan, ntah kenapa ia tiba-tiba pingin sekali memakan bakso padahal tadi ia baru saja selesai makan malam bersama keluarga,

Saat sedang menunggu pesanan nya datang ia duduk sendirian dan mengeluarkan handphone nya

Ia masih penasaran dengan apa yang dikatakan Dimas dan Dicky tadi waktu di sekolah tentang Julian yang seorang dics jokey,

Tangannya dengan lincah menari-nari di atas benda bersegi itu, ia membuka aplikasi ig dan men-stal akun julian yang pernah mengiriminya chat waktu dulu itu.

Dan benar saja ada banyak foto-foto Julian saat sedang berada di club

"Kalau kangen bilang dong jangan diem-diem ngepo-in ig gue"

Athar terkejut mendengar ucapan seseorang pas di samping telinganya, suara yang serak basah, namun karena terlalu pelan jadi lebih mirip ke bisikan, Athar sontak memalingkan mukanya menghadap orang itu, sedangkan yang di tatap hanya tersenyum nyengir

"Bang Ian ih bikin kaget aja"

"Haha, lagian Lo ngapain nge-stal akun gue? Oh pengagum rahasia gue Lo ya? Wah nggak nyangka banget selama ini Lo jadi secret admirer gue"

"Najis"

"Udah kepergok pake ngga mau ngaku lagi"

"Emang nyatanya engga"

"Terus tadi ngapain"

Pertanyaan Julian berbarengan dengan datangnya pesanan Athar

"Wih enak tuh"

"Bang Ian mau?"

"Mau dong"

"eum yaudah ini aja satu piring sama Athar"

Julian meninggikan sebelah alisnya "Lo kira pengantin baru makan harus sepiring berdua, ngga ah mana kenyang" ucapnya sambil tertawa

"Kan biar romantis" jawab Athar dengan santai

Deg , Julian terdiam membeku, telinganya tidak sedang bermasalah kan

"Haha Athar bercanda, yaudah bentar Athar pesenin dulu" Athar beranjak dari tempat duduknya

Sedangkan Julian masih setia terdiam di sana
"Lo bercanda aja gue udah deg-degan, apa lagi kalau beneran"
Teriak isi hati julian, oke bilang aja kalau ia lebay, tapi kenyataannya emang seperti itu

—mereka makan dengan diam Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua, sampai akhirnya Athar yang angkat bicara duluan membuyarkan lamunan Julian yang masih terbayang ucapan Athar tadi

"Punya Athar habis ih, boleh minta punya bang Ian ngga?"

"Hm, boleh ambil aja"

"Suapin"

Lagi lagi Julian membulatkan matanya sempurna, belum juga detak jantungnya yang tadi kembali normal, kini sudah di buat berdegup kencang lagi oleh bocah itu

"Cepetan dong"

Julian terkesiap, dengan cepat ia mengambil bakso dalam mangkuknya dan mengarahkan pada mulut Athar

Athar tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebar, —namun tidak lama matanya membulat setelah bakso dan sedikit kuah itu masuk kedalam mulutnya, mukanya memerah,
Dengan gerakan kilat Athar mengeluarkan bakso dari dalam mulutnya menggunakan tissue dan membuangnya ke dalam sampah

"Pedes banget"

Athar mengipas-ngipas lidahnya menggunakan tangan, sedangkan minumannya sudah habis bersamaan dengan baksonya tadi.

Julian panik dan segera mengambilkan minuman untuk Athar, tapi belum sampai segel minuman itu terbuka Athar lebih dulu meraih botol yang berada di depan Julian

Menghabiskan minuman yang tinggal setengah itu tanpa sisa, dan asal kalian tau kalau minuman itu adalah milik Julian, tolong garis bawahi minuman itu bekas mulut Julian dan Athar meminumnya dengan santai, astagaaaaaa kini wajah Julian yang sedang tidak santai memandang Athar yang sedang menghabiskan sisa air di dalam botol itu

Sedangkan Rasa pedas di mulut Athar masih tetap sama, Athar terus mengipas-ngipas lidahnya menggunakan tangan, Athar memang tidak bisa memakan makanan pedas, bahkan yang hanya sedikit saja ia tidak bisa, apalagi Julian yang tadi sempat menuangkan  sekitar 3-4sendok sambal pada baksonya, gimana mulut Athar tidak terasa terbakar

Athar jengkel dengan rasa pedasnya yang tidak kunjung reda itu hingga ia lampiaskan kebahu Julian, sungguh konyol

awalnya Julian terkejut tapi menahan rasa sakit itu namun semakin lama semakin keras juga Athar menggigit nya sampai ia pun mengaduh kesakitan

"Aww"

"Eh maaf bang" athar melepaskan gigitannya dan mengusap-usap bahu yang sudah membekas dengan deretan giginya itu

"lagian kenapa nggak bilang kalau baksonya pedes sih, kalau tadi tau kan Athar ngga bakal minta"

"Ya ngga tau Lo nya juga ngga bilang kalau ngga doyan pedes"

"—Iya maaf deh" sambungnya kemudian sambil mengusap-usap rambut Athar kasian

Muka athar cemberut membuat Julian gemas melihatnya, bibirnya yang sedikit di majukan itu membuat Julian ingi... Ah sudah lah, kalian pasti tau
Tapi Julian menahan mati-matian keinginannya itu, Julian masih cukup waras tolong

Dan tanpa mereka sadari, dari kejauhan tampak seorang sedang memperhatikannya dengan tatapan sendu

"Udah ada yang ngelindungin Lo selain gue sekarang, Lo udah ngga butuh gue lagi ya? Oke kalau gitu!"

Kemudian pergi dengan senyum getirnya.

.

.

.

.

.

Maap kalau banyak salahnya, soalnya ini tadi ngetik ulang karena nggatau kenapa pas mau ngepublikasiin gagal, terus ceritanya malah sebagian ilang, kepotong-potong gitu huhu sedih banget😩

Selamat membaca❤️

Vote kalau suka

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang