#39

3.1K 290 136
                                    

"mama ayo pulang, udah malem, biar Dika istirahat"

Wanita paruh baya itu yang sedang tertawa kecil dengan laki-laki imut yang ia rindukan akhir-akhir ini menengok kearahnya dan tersenyum, sedangkan Athar mendatarkan wajahnya saat melihat Julian

"Iya Ian sebentar" Kemudian beralih menatap Athar lagi

"Dika, mamah pulang dulu ya sayang, Dika cepet sembuh" di balas anggukan oleh Athar

"Iya mah, mamah hati-hati ya"

Wanita itu tersenyum lalu mulai beranjak dari duduknya berjalan menuju pintu keluar

Sedangkan Julian masih mematung berdiri tak jauh dari ranjang Athar, menatap pria itu penuh arti

"Aku nganterin mamah ke asrama dulu ya" pamitnya pada Athar namun tidak ada jawaban dari bocah itu, hanya anggukan singkat tanpa menoleh sedikitpun

Setelah keluarnya julina dan ibu asih masuk mama Athar menghampiri pria itu

"Itu tadi Ian ya kak?" TanyaNya saat mengetahui pria mirip Julian dan seorang wanita seperantaranya keluar dari dalam kamar inap Athar

"Iya mah"

"Sama siapa?"

"Sama Tante asih, mamahnya bang Jul"

Mama Athar ber-oh smabil menganggukkan kepalanya

"Kalau keadaan kamu makin baik, besok udah boleh pulang kak" ucapnya sambil memainkan ponsel dengan duduk di kursi samping Athar berbaring

Athar tersenyum bahagia, oke sebentar lagi ia akan bebas dari ruangan engap ini, ia sungguh bosan beberapa hari ini hanya berbaring di tempat tidur sempit ini, ia rindu kamarnya, ah rindu kamar Julian juga

Eh..

Apa-apaan sih dia, ia menggelengkan kepalanya kemudian merebahkan tubuhnya kembali dan menarik selimut sampai ke leher, ia ingin ingin istirahat, sungguh ia tidak sabar menantikan hari esok

****"***

-"...aku serius sayang kamu"
Athar samar-samar mendengar seseorang berbicara sangat lirih di dekatnya, matanya masih ia pejamkan, ia juga merasakan jemari yang mengusap pipinya lembut serta tangannya yang di genggam kuat seakan orang itu tidak akan membiarkan siapapun melepaskan nya

"Maafin aku.."

"Balik kek dulu lagi ya, Aku kangen manjanya kamu" terdengar kekehan pelan namun menyakitkan

"Bukannya kamu pernah bilang, di diemin orang itu ngga enak, tapi kenapa kamu ngediemin aku sekarang? Bahkan selama ini? Sumpah itu nyiksa aku banget"

"Dulu kita se-asik itu tapi sekarang kenapa jadi se-asing ini" sudut bibir pria itu melengkung ke bawah,

"Hanya karena kesalah pahaman"

Ia berjafas gusar, "Tolol banget aku ya, nggak bisa jaga kepercayaan orang yang aku sayang, aku tau kamu pasti kecewa tapi asal kamu tau aku nggak ngelakuin apa-apa waktu itu"
Athar merasakan tangan yang mengusap-usap pipinya lagi setelah tadi berhenti beberapa saat, dadanya kembali sesak mendengar kalimat parau laki-laki itu

ia kemudian memutuskan untuk membuka matanya, bersamaan dengan itu cairan putih bening lolos dari sudut matanya begitu saja membasahi bantal

Laki-laki itu menatap lurus kearahnya, kemudian tersenyum canggung

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang