"bang Jul? Athar laper"
"Makan" mata Julian masih fokus pada handphone nya, ntah apa yang sedang ia lakukan pada benda itu
Kini mereka berdua tengah berada di apart Julian, tadi sepulang sekolah Athar meminta Julian untuk menjemputnya, tidak tahu kenapa ia ingin sekali berkunjung ke apart Julian, sebelumnya ia sudah meminta izin kepada orang tuanya dan mereka juga mengizinkan
"Makan angin?"
"Makan nasi dong sayang" ucap Julian menatap Athar sebentar lalu kembali menatap handphone nya, ntah kenapa kata sayang terucap begitu saja dari mulut Julian
"Nasi dari mana, bahan makanan di apart bang Jul aja ngga ada" gerutu Athar kesal, Athar tidak mempermasalahkan Julian yang baru saja memanggilnya sayang, mungkin itu hanya bercanda, lagian cowo sama cowo mana mungkin ia baper
Julian diam, tidak merespon ucapan Athar, dan itu berhasil membuat Athar berkali-kali lipat kesalnya kepada Julian.
Sungguh Julian tak punya hati, membiarkannya kelaparan"BANG JULLLL LAPER" Athar berbicara didepan muka Julian dengan volume cukup besar
"Athar ngga usah teriak-teriak gue denger"
Sahut Julian dengan menutup kedua telinganya dengan tanganAthar menyilangkan tangannya di depan dada, memasang muka cemberut dan itu berhasil membuat Julian merasa gemas padanya "biarin"
"Ututu tayang ngambek" kedua tangan Julian mencubit pipi chubby Athar namun segera di tepis oleh pria manis itu
Julian semakin gemas dengan tingkah Athar, biasanya laki-laki yang bertingkah seperti itu pasti akan terlihat menjijikkan namun beda Athar, justru membuatnya semakin terlihat cute
Julian mengatupkan pipi Athar dengan kedua telapak tangannya, membuat mulut Athar seperti mulut ikan, ia benar-benar gemas pada bocah itu saat ini
Athar berusaha menyingkirkan tangan Julian dari pipinya "sakit ih"
Mendengar itu Julian langsung melepaskan tangan nya, dan beralih mengelus pipi Athar tadi "maap maap nggak sengaja gemes" sambil menyengir tanpa dosa
Athar tidak menanggapi perkataan Julian moodnya sudah terlanjur buruk, tadi di sekolah ia tidak sempat makan, ia hanya makan waktu sarapan tadi di rumah dan sekarang perutnya begitu lapar namun Julian tidak memberinya makan, sungguh kejam
Ia ingin memesan makanan tapi tidak punya cukup uang, ia ingin pulang, apa lagi itu, uangnya aja tidak cukup untuk membeli makanan apa lagi untuk membayar ongkos pulang
Mamanya selalu memberikan uang saku pas padanya alasannya agar Athar tidak boros tentang uang, orang tuanya tidak mau anaknya menggunkaan uang untuk keperluan tidak penting, jadi ya begitulah
Terlihat wajah Athar yang masih kesal kepada Julian sampai saat Terdengar suara bell dari pintu apart Julian
"Bukain gih" perintah Julian
"Males"
"Bukain cepet" paksanya
"Ngga, Athar tuh laper malah di suruh suruh" bantahnya
"Cepet bukain Athar"
"Ngga mau bang, yang punya apart siapa? Bang Jul kan yaudah bang Jul yang bukain lah, Athar kan tamu di sini, tamu ngga boleh di suru—"
Seketika ucapan Athar terhenti
Julian menempelkan mulutnya di pipi Athar,Athar membisu, Demi apa? Tadi Julian memanggilnya sayang dan sekarang ia menciumnya?
Meskipun dulu ia juga pernah di cium Julian namun kini rasanya berbeda,"Bukain sana"
Athar masih terdiam namun tak urung, ia beranjak dari duduknya berjalan kedepan untuk membukakan pintu
Julian yang melihat itu tersenyum puas, ia memang sudah benar-benar gila
Ntah lah ia sendiri bingung kenapa ia bisa melakukan hal seperti itu tadi____
Athar kembali masuk dengan beberapa paper bag di tangannya, dengan muka yang kembali cemberut ia menaruh semua bawaanya itu di depan Julian kemudian menyibukkan diri dengan bermain ponsel, siapa tahu rasa laparnya reda sampai nanti Julian mengantarkan ia pulang pikirnya
Julian tak henti hentinya tersenyum melihat muka Athar, ingin rasanya ia menciumnya lagi dan lagi,
ia membuka satu persatu isi di dalam tas kertas tersebut, ada banyak makanan di sana, ia memesankannya untuk Athar dan ia sendiri kebetulan ia juga belum makan siang ini, sebelum Athar merengek meminta makan tadi ia sudah lebih dahulu memesannya
Julian melirik Athar yang masih belum sadar itu, ia menyolek pipi Athar yang di gembungkan itu dengan jari telunjuknya, ia tertawa ketika Athar mengusap pipinya yang bekas ia colek itu tanpa melihat Julian sedikitpun
"Kenapa Lo imut banget sih" ucap Julian dalam hati
"Ayo makan" ajak nya kumudian
"Makan apa cob—" mata Athar berbinar melihat banyak makanan di depannya membuat perutnya berteriak seketika ingin segera melahapnya
"Wah banyak banget" ucapnya sambil memandang Julian
"Biar Lo cepet gede" jawab Julian asal kemudian memberikan paper bag satu lagi yang berukuran lebih kecil kepada Athar
Athar menerimanya dengan raut wajah seolah bertanya apa ini?
"Coklat, Lo kan ngga bisa kalau ngga makan coklat sehari aja"
Athar kemudian tersenyum bahagia sebelum akhirnya senyumnya itu berubah menjadi seringaian
Ia mendekat ke Julian dan memeluknya seketika, mencium pipi kiri beralih ke kanan dan yang terakhir mulut Julian
"Makasih, gantengnya nambah berkali-kali lipat deh kalau gini"
Sekarang giliran Julian yang di buat terdiam oleh kelakuan Athar, ia memegangi pipi dan mulutnya sedangkan Athar bersiap untuk menyantap makanan di depannya itu tanpa memperdulikan raut muka Julian yang sudah berubah merah padam
"Rasain, emang bang Jul doang yang bisa bikin deg-degan, Athar juga bisa, lebih parah malah hahah" ucap Athar dalam hati
.
.
.
.
.
.
.
.
Semangat membaca ❤️
Yang request suruh bikin konflik sabar dulu nanti pasti ada kok, cerita kalau lurus terus emang ngga seru jadi sabar ya
Vote kalau suka ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
He is mine [END😻]
Teen Fiction"Ini bocil polos apa bego sih" Athar masih menatap wajah Julian menunggu jawaban. Namun Julian lagi-lagi hanya meliriknya. "Nama Abang siapa? Terus Abang ngapain di sini sendirian ? Lagi galau ya?" Julian memutar bola matanya malas "Astaga pingin ra...