tiga puluh

3.7K 305 157
                                    

"Udah siap?"

"Udah"

Julian memicingkan mata "yakin pakek baju itu?" TanyaNya saat melihat Athar yang hanya memakai turtleneck saja tanpa di balut i jas atau apa
"Pakek ini aja" ucapnya sambil menyodorkan paper bag kepada Athar

"Apa ini?" TanyaNya sambil memeriksa apa isi di dalam tas itu

"Pakek aja"

Athar menurut, ia melepas bajunya begitu saja di depan Julian tanpa memperdulikan laki-laki itu di depannya

Julian sempat terkejut, lalu segera memalingkan wajahnya ke samping, ia tidak mau kelepasan hanya karna melihat Athar telanjang dada, meskipun bukan yang pertama kalinya

Namun sesekali ia juga melirik ke arah Athar, siapa sih yang tidak mau menikmati dada bidang yang begitu putih dan pastinya mulus itu? Pastinya tidak ada, begitu pula dengan Julian,

di lihat takut khilaf, ngga di lihat mubazir, apalagi sedekat ini

Ia menahan mati-matian gejolak ditubuhnya yang mulai memanas, namun akhirnya runtuh juga

Ia berjalan mendekati Athar, mendorong tubuh itu hingga mentok ke dinding kamar Athar, Tampa aba-aba ia melumat bibir manis Athar, ia memegang tengkuk bocah itu menekannya kuat-kuat memperdalam lumatanya

Athar yang terkejut sempat meronta namun karna Julian yang begitu kuat memeluknya ia pun pasrah dan sekarang malah tampak menikmati permainan Julian

Ia membalas lumatan Julian dengan begitu kuat juga, tangannya yang semula diam saja kini ia lingkarkan pada leher laki-laki itu, ciuman itu masih berlangsung hingga 10menit, julian semakin bergairah, ia melahap habis lidah athar tanpa ampun

Julian semakin mendekatkan tubuhnya pada Athar memeluknya dengan erat membuat Athar  merasakan sesuatu yang mengeras dari balik celana Julian

tidak ada salah satu dari mereka yang ingin melepaskan pagutan itu meskipun nafas mereka yang mulai tersengal

Benda keras itu bergerak dan menusuk, Athar yang menyadari itu semakin memeluk Julian dengan erat

Tangan kanan Julian masih setia memegang tengkuk Athar, ia tidak mau lumatan itu segera berakhir, sedangkan tangan kirinya yang semula berada di pinggang bocah itu kini mulai merangkak naik, meraba dada Athar yang mulai membidang dan berhenti di suatu titik

Mengelusnya dengan lembut dan tanpa sadar jari telunjuk dan jempolnya memelintir bagian itu,

Athar tersentak, matanya membulat, ia mendorong tubuh Julian menjauh dari tubuhnya, membuat pagutan hangat tadi terlepas, nafasnya masih memburu

"Sakit dongo" ucapnya cemberut sambil mengusap-usap nipple pink nya yang tadi sempat di plintir Julian

Julian berjalan mendekat kearah Athar, ingin memeluknya namun segera di tepis oleh Athar

"Diem di situ" peringkatnya

Namun tidak Julian namanya kalau tidak keras kepala, ia kembali memeluk Athar, meskipun Athar meronta

"Diem!" Ucap Julian dengan nada lumayan tinggi

Athar langsung terdiam dalam pelukan Julian, ia merasakan tangan Julian ke dadanya mengelusnya lembut

"Aku elusin biar ngga sakit lagi" bisik Julian di telinga Athar dengan masih memeluk laki-laki itu

Athar diam saja, ia tidak menjawab juga tidak menolak perlakuan manis Julian itu

"Maaf, aku khilaf lagi, makanya jangan buka baju sembarang di depan aku" sambungnya lagi

"Kamu harus tau, aku ngga bisa nahan nafsu"

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang