sebelas

6.2K 437 21
                                    

Kali ini Athar berjalan dari parkiran menuju kelasnya dengan santai, ini masih terlalu pagi, jadi ia bisa menikmati sejuknya udara pagi dengan tenang tanpa harus menanggapi orang-orang, oh maap mungkin lebih tepatnya cabe-cabean yang sering memanggil-manggilnya dengan senyum menggoda tidak jelas jika ia sedang melewati koridor, iya tahu Athar memang ganteng tapi tolong tidak usah norak plis,

jari telunjuknya sedang memutar-mutar kunci motor, duduk di bangku yang berada di deretan tengah dengan nyaman, kelasnya masih lumayan sepi hanya beberapa temannya saja yang sedang membaca buku,
Makhlum di jam segini baru hanya anak-anak pintar yang sudah berangkat

Sebelum terdengar suara keributan dari arah pintu, semua anak yang tadinya sedang fokus membaca kini sudah menatap dua orang di Abang pintu dengan tajam

Namun apa perduli dua bocah kurang sajen itu, mereka bodoamat sama tatapan teman-temannya bahkan menengok pun tidak, kini mereka tengah berlari menghampiri Athar.

"Cong, Cong dengerin gue Cong"

"Plis dengerin gue cooongg"

Athar memandang bingung dua orang di depannya ini yang sedang memegangi dadanya yang ngos-ngosan karena berlari tadi

"Kalian berdua ngapain sih?, habis di kejar Satpol-PP karena habis mangkal tadi malem"

"Enak aja Lo" sewot Dimas

"Gue tampol juga tu mulut asal ngomong" imbuh Dicky

"Ya terus kenapa? Kangen sama Athar? Pingin cepet-cepet ketemu Athar? Sampe lari-lari begitu, tumben juga berangkat sepagi ini, iya tau Athar ngangenin kok tapi ngga usah segitunya juga kali"

Dimas dan Dicky saling pandang, menganga tak habis pikir dengan apa yang barusan Athar katakan, sebelum akhirnya mereka sama-sama menepuk mulut Athar pelan dengan telapak tangannya secara bergantian

Athar melotot terkejut dan antusian memegangi mulutnya yang habis di geplak dua temen gilanya tadi

"SAKIT IH DONGOO" maki Athar

Dua temannya hanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Athar, muka terkejut dan kesalnya begitu terlihat lucu

"Athar ngga mau temenan sama kalian lagi"

"Athar marah sama kalian"

"Pergi dari hadapan Athar"

"Athar muak sama kalian"

Dimas mematung mendengar perkataan Athar
"korban FTV"

"Drama banget" timpal Dicky
Masih dengan mata yang tanpa kedip memandang Athar yang sibuk mengusap-usap mulutnya

"Kalau kalian ngga pergi, yaudah Athar aja yang pergi"
Ucapnya sambil beranjak dari tempat duduk dengan masih menggendong tas punggungnya

Sebelum akhirnya tangan putih mulus bak tangan prawan yang habis luluran itu di tahan oleh Dimas dan Dicky

"Jangan pegang-pegang Athar" Athar meninggikan suaranya

Serempak keduanya melepas kan genggamannya

"Utututu tayang ngambek, maap atuh"

Athar memandang jiji ke arah muka Dimas yang dibuat-buat semanis mungkin namun jatuhnya malah kaya orang yang lagi kebelet bab—menurut Athar.

"Najis" Athar bergidik ngeri

"Dramanya udahan woy" kini Dicky angkat bicara "dan lo Dim, lupa sama niat awal kita berangkat pagi-pagi buat apa?"

Muka Dimas berubah dari yang tadinya cengar-cengir jadi serius,

He is mine [END😻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang