Jangan lupa vote dan Comen.
Hargai karya saya, maaf kalau banyak typo. Selamat membaca:)
&&&Pagi sudah mulai tiba dan memang benar Olif hanya tidur beberapa jam saja dan demi tugasnya. Demi lulus dari sekolahnya tapi mungkin menurut gurunya biar dia naik ke kelas dua belas.
Setelah menyimpan flashdisk di dalam tasnya dengan cepat Olif segera mandi dan bersiap untuk pergi sekolah. Masih jam enam pagi memang dan biasanya Olif berangkat jam 7.57 dan memang benar setiap harinya dia selalu telat.
Sedangkan Reyhan masih pulas dengan tidurnya yang nyenyak. Sebelum turun ke bawah untuk sarapan, Olif mendekatkan kaki jenjangnya ke arah Reyhan yang sedang tertidur. "Selamat pagi, Rey." Ucapnya dengan mengecup kening Reyhan.
"Pagi Bunda, Ayah." Sapanya saat melihat Bundanya yang masih memasak dan Ayahnya yang sudah duduk di kursi makan dengan tenang.
"Masih jam enam, tumben sekali?" Tanya Ayahnya yang melihat Olif mengambil roti dan selai cokelat dengan terburu-buru.
"Mau ngumpulin tugas, Yah." Jawabnya.
Sang Ayah mengerutkan keningnya tidak mengerti atau Olif yang tuli?
"Tugas? Sepagi ini?" Tanya Bundanya dengan membawa makanan.
"Iya gurunya gila. Yaudah Olif berangkat dulu Yah, Bun." Ucapnya dengan memasukkan roti ke dalam mulutnya sambil berlari ke depan.
"Olif, pakai taksi, mobil Ayah di bawa rekan kerja Ayah!" Tutur sang Ayah dengan berteriak karena Olif sudah jauh.
Di dalam perjalanan Olif menimbang-nimbangkan pikirannya. Apakah guru itu ada di sekolah sepagi ini atau bagaimana?
Dengan gerakan tangan cepat, Olif mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya. Mengetikkan pesan kepada Arsen dan menanyakan keberadaannya dan dimana Olif akan mengumpulkan tugasnya.
Pak Arsen:
Ke rumah saya, alamatnya Jl. A.Yani No. 130 kalau masih bingung tanya, di depan rumah saya banyak tetangga, apalagi pagi banyak ibu-ibu belanja sayur.Balasan pesan dari Arsen membuat Olif mendengus kesal. Untung dirinya masih memiliki jantung yang sehat dan stok sabar yang banyak.
Setelah sampai di jalan A.Yani no.30 Olif masih celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri terdapat beberapa ibu-ibu yang sedang ngerumpi dengan menjaga anak-anak mereka.
"Permisi, Bu."
"Iya, Neng. Ada apa?" Tanya salah satu ibu-ibu yang sedang berdiri.
"Saya mau tanya, rumahnya Pak Arsen dimana yah?" Tanya Olif dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [BUDAYAKAN VOTE DAN COMEN] Duda? Sering kali sahabat karibnya itu memanggilnya dengan sebutan tersebut. Arsenal Fernansyah, seorang peri berumur 25 tahun, menjadi guru BK di sekolah milik orang tuanya serta menjadi seorang C...