Jika cinta mengapa membungkam saja?mengapa tak kau katakan? Apakah semua sulit? Apakah rumit? Atau kau hanya ingin mencintainya dalam diam?
-Andre-
"Masih sakit?" Tanya Citra kepada Andre yang sedari tadi mengadu sakit padanya.
Andre melirik Citra sejenak dengan sinis, "gara-gara Lo bocah," ucapnya tanpa menoleh.
Sedangkan Olif masih setia berdiri di samping Citra yang sedang duduk di pinggiran ranjang Andre.
"Bukan anak kecil lagi kan? Udah bisa bedain kan mana yang nggak bisa Lo makan dan mana yang bisa? Lagian salah Lo sendiri udah tau alergi spageti ngapain pesen spageti," ucapnya panjang lebar sedangkan pundaknya hanya di elus-elus oleh Olif.
"Lagian Lo di tawarin bener-bener jawab TERSERAH!" Kata Andre meninggikan suaranya.
"Udah jangan ribut, udah gede kan? Bukan anak kecil? Kak Andre nggak malu sama umur ngeladenin anak SMA?" Cibir Olif membuat Andre nyalinya mengecil.
Seketika hening tak ada yang mengeluarkan suara. Olif hanya memandang secara bergantian makhluk ciptaan Tuhan di depannya ini dengan aneh. Apakah keduanya tiba-tiba bisu setelah berdebat?
"Buatin gue bubur ayam sana," pinta Andre tanpa menoleh kepada seseorang yang ia beri perintah.
Citra menoleh, ia sedikit bingung dengan perintah yang di lontarkan Andre dari mulutnya. Untuk siapa? Dirinya kah?
"Siapa? Gue? Ogah!" Jawabnya ketus.
Andre semakin lama semakin geram dengan Citra, yang membuat dirinya sakit kan Citra seharusnya yang merawatnya Citra. Tidak ada tanggung jawab sekali dalam diri anak SMA ini.
"Tanggung jawab dong, 'kan Lo yang bikin alergi gue kumat!" Kataya dengan nada tinggi.
"Eh salah Lo sendiri yah siapa suruh pesen spageti? Begi banget sih jadi orang." Sungutnya yang tak mau mengalah.
"Lagian kenapa nggak Lo elak waktu gue pesen itu makanan!" Cicit Andre lagi dan lagi.
"Eh Lo bukan anak ke___"
"Udah-udah stop dong jangan kayak kucing sama tikus gini," lerai Olif sambil melihat ke arah Citra dan Andre. Yah, sudah pasti wajah mereka terpenuhi dengan emosi. "Aku aja yang buatin kak Andre bubur ayamnya, Citra tungguin disini aja." Putus Olif. "Bahannya ada kan kak?" tanyanya kepada sang pemilik rumah.
Andre mengangguk, "ada semua, Lif. Di kulkas."
Saat Olif sudah berada di dapur rumah Andre, dengan cekatan ia mengambil bahan-bahan yang ia perlukan di dalam kulkas.
"Isi kulkasnya full? Umur udah waktunya nikah, terus ini yang makan marshmellow sana ice cream siapa?" Kata Olif bermonolog.
Pasalnya di dalam kulkas milik Andre memang banyak bahan untuk memasak di sana dan bahkan sangatlah lengkap. Yah, yang membuat Olif bingung adalah marshmellow dan ice cream. Apakah Andre yang memakannya? Sendiri? Yang benar saja.
Seseorang berbadan tegap dengan pakaian yang rapih dan kaca mata hitam yang bertengger di matanya. Melangkahkan kaki menuju pintu rumah sahabatnya yang sedang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [BUDAYAKAN VOTE DAN COMEN] Duda? Sering kali sahabat karibnya itu memanggilnya dengan sebutan tersebut. Arsenal Fernansyah, seorang peri berumur 25 tahun, menjadi guru BK di sekolah milik orang tuanya serta menjadi seorang C...