16

107 11 0
                                    

Sudah hampir dua jam Olif dan Citra berada di rooptof dan sudah lima menit Olif berdiam diri dengan tatapan kosong dan senyum-senyum sendiri. Sampai Citra memanggilnya pun Olif masih senyum-senyum sendiri.

"Lif, Lo gila? Lo Kesambet di ruang BK? Kenapa sih, kasih tau gue dong biar gue tau kenapa Lo nyengir-nyengir sendiri. Jadi kayak orang linglung gue." Gerutu Citra yang tidak tahan lagi dengan Olif. Seperti orang gila saja sahabatnya ini.

"Gue nggak tau kenapa tapi gue seneng banget, Cit. Kayak terbang gitu." Jelas Olif yang masih saja melamun dan tersenyum.

"Gue pergi beneran nih, Lif kalo Lo nggak mau cerita." Ancam Citra yang sudah memegang tasnya bersiap untuk pergi.

Olif yang mendengar ancaman Citra, bibirnya yang tadi ia lengkungkan seperti bulan, kini sudah hilang. "Iya gue cerita."

"Jadi tadi itu gue...." Ucapnya menggantung pembicaraannya.

"Gue apa? Lif gue tinggal loh,"

"Sini gue bisikin." Ucap Olif dan di ikuti oleh Citra dengan mendekatkan telinganya kepada mulut Olif.

Sedikit lama mereka berbisik, sampai akhirnya Citra hanya diam seperti patung dan melototkan matanya, seperti orang terkejut.

"Gue nggak salah denger kan, Lif? Lo nggak lagi nipu gue kan?" Tanya Citra yang masih dengan terkejutnya setelah mendengar penjelasan dari Olif.

"Nggak tau, tapi itu bener terjadi, Cit."

"Lo suka sama itu guru?" Tanya Citra lagi.

Sedangkan Olif hanya menggeleng seperti orang linglung, "nggak tau."

"Gue mau tanya sama Lo." Kata Citra lagi.

"Apa?" Tanya Olif menolehkan kepalanya menghadap Citra yang sedang duduk di sebelahnya.

"Saat Lo di perlakukan manis sama pak Arsen, perasaan Lo gimana?"

"Lo pengen tau, Cit?" tanyanya sambil berdiri dari duduknya. "Gue seneng banget dan asal Lo tau, dada gue kayak berdesir gitu," ujar Olif dengan memutarkan badannya dengan tersenyum.

"Berarti Lo suka sama itu guru." Cetus Citra dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Apa?! Tapi bisa jadi sih."

"Udah nggak usah di bahas." Kata Citra lagi.

"Terus mau bahas apa dong, Cit?" Tanya Olif mendudukkan pantatnya kembali ke kursi.

"Gimana kalau kita besok ke mall," ajak Citra dengan senyum yang merekah di bibirnya.

"Mall? Oke. Pulang sekolah yah, tapi ganti dulu, Lo jemput gue di rumah." Tuturnya dengan satu tarikan napas.

"Iya, cerewet banget sih.

🔁🔁🔁

Tiga Minggu sudah berlalu, sikap Arsen kepada Olif semakin hari semakin menjadi-jadi. Menjadi sangat manis, yang setiap hari membawakan Olif sekuntum bunga mawar merah, membawakan Olif cokelat dan membawakan Olif cireng yang biasa Reyhan makan dengan Olif dulu.

Perjanjian Olif dengan Citra sampai tertunda yang akan berbelanja dan bermain ke mall pada saat itu. Sedangkan saat ini Olif sedang berada di dalam mobil Arsen yang katanya Olif akan dibawa ke suatu tempat.

Olif yang sudah membuka hati kepada gurunya itu meskipun saat Arsen memaksanya untuk jujur dengan perasaan Olif padanya dan Olif selalu saja menolak. Bukan karena apa, dia sangat malu jika akan mengungkapkan semuanya.

𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang