11

129 12 6
                                    

Olif yang masih menangis di dalam kamarnya dengan memeluk baju Reyhan yang saat itu di pakai Reyhan untuk pertama kali bertemu Olif.

Bunda dan Ayahnya sudah bilang, jika Reyhan rindu dengannya dan kedua orang tuanya, pasti Reyhan akan kesini. Bunda dan Ayahnya pun sudah membujuk Olif jika Reyhan sudah kembali ke pelukan orang tuanya.

Tapi Olif tidak bisa, Olif masih ingin bermain bersama Reyhan, menemani dia saat pulang sekolah. Andai saja, jam pulang sekolah pagi, tidak sore. Mungkin waktunya untuk bermain dengan Reyhan akan banyak.

"Olif, kalau kamu ingin bertemu dengan Reyhan, kamu kerumahnya. Menangis tidak akan bisa mengobati rasa sedih mu. Temui dia, bermainlah dengan dia di rumah orang tuanya." Tutur sang Bunda.

Olif menggelengkan kepalanya dan tetap menangis. "Nggak, Bun. Olif pernah ada masalah dengan keluarga orang tua Reyhan."

"Maksud kamu?"

Perlahan demi perlahan Olif mulai menceritakan tentang kejadian dirinya yang di jelek kan oleh orang tua Arsen. Ayah dari Reyhan.

🔁🔁🔁

Di kota yang ramai, kendaraan berlalu lalang, tak banyak orang yang berjalan kaki. Tepatnya di taman kota. Tempat dimana Gavin dan juga Citra menghabiskan waktu berdua saat itu.

Sedangkan saat ini, Gavin dengan Citra masih dalam mulut bungkam. Di antara mereka berdua tidak ada yang membuka suara apalagi pembicaraan.

Sedangkan Gavin yang mulai bingung harus berbicara mulai darimana. Dia tidak memiliki jalan keluar sekarang, otaknya buntu yang ada dalam otaknya hanyalah penyesalan.

Menyesal telah menduakan Olif? Tentu saja. Sudah lama dirinya memiliki hubungan ini dengan Olif. Mulai zaman dimana Olif dan Gavin sekolah SMP waktu itu dan sekarang, Gavin harus mengakhiri hubungannya.

Kata putus memang tidak ada diantaranya dengan Olif. Tapi, mungkin Olif sudah memutuskan hubungannya saat ini.

"Oke, gue yang mulai ngomong. Di tunggu daritadi Lo cuma diem." Ucap Citra yang mulai serius. "Gav, bantu gue gimana caranya Olif maafin gue, gue nggak mau persahabatan kita hancur cuma gara-gara hal sepele."

Gavin menoleh menatap Citra tidak mengerti. "Kalau Lo nggak mau persahabatan Lo sama Olif hancur, kenapa dulu Lo mau terima gue saat Lo gue tembak?"

"Karena gue sayang sama Lo." Tutur Citra dengan menundukkan kepalanya.

Gavin tersenyum sinis saat dia mendengarkan jawaban dari mulut Citra. "Sayang sama pacar sahabat sendiri? Itu namanya penghianat Harusnya Lo bisa tau diri."

"Iya gue tau, Gav. Masalahnya Olif nggak mau maafin orang yang udah berhianat sama dia." Katanya lagi.

"Terus Lo mau apa?"

"Bantuin gue,"

"Usaha sendiri.

Ucap Gavin yang kemudian pergi meninggalkan Citra sendiri di taman.

•••

Disisi lain saat ini Reyhan duduk di sofa tempat di ruang keluarga. Saat kedua orang tua Arsen dan juga Arsen sedang bercanda biasanya Reyhan selalu saja usil. Tapi kalo ini dia lebih memilih diam.

𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang